Internasional
Mahathir: Najib Sebabkan Utang Malaysia Capai Rp 2.563 T
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 May 2018 15:27

Kuala Lumpur, CNBC Indonesia - Malaysia sedang terbebani oleh utang senilai lebih dari 1 triliun ringgit atau sekitar Rp 2.563 triliun, kata Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad hari Senin (21/5/2018). Ia menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Najib Razak yang sekarang menghadapi penyidikan kasus korupsi di dalam negeri.
Mahathir, 92 tahun, memimpin koalisi oposisi yang secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum (pemilu) Malaysia tanggal 9 Mei melawan petahana Najib Razak. Dalam kampanyenya, Mahathir secara agresif mengangkat soal naiknya biaya hidup penduduk negaranya dan skandal 1MDB senilai miliaran dolar.
"Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, disalahgunakan sedemikian rupa sehingga sekarang kita menghadapi masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit," kata Mahathir ketika berbicara untuk kali pertama di hadapan staf kantor perdana menteri, Reuters melaporkan.
"Kita belum pernah menghadapi ini sebelumnya. Sebelumnya, kita tidak pernah memiliki utang lebih tinggi dari 300 miliar ringgit namun sekarang telah merangkak naik hingga 1 triliun ringgit," ujarnya.
Di minggu pertamanya menjabat sebagai perdana menteri, Mahathir mengumumkan besaran pajak barang dan jasa (GST) secara umum akan dinolkan mulai 1 Juni sebab pemerintahannya berusaha mengganti pajak itu dengan pajak penjualan dan jasa (SST) yang diterapkan kembali.
Mahathir juga berjanji menerapkan kembali subsidi bahan bakar sebagai salah satu upaya koalisinya menurunkan tingginya biaya hidup masyarakat.
Namun, langkah-langkah fiskal Mahathir akan melebarkan defisit anggaran Malaysia dan menjadi kredit negatif bila tidak disertai dengan upaya untuk menambal selisih anggaran tersebut, menurut lembaga pemeringkat internasional Moody's.
Pemerintahan Najib sebelumnya menargetkan pengumpulan GST senilai 43,8 miliar ringgit tahun ini atau sekitar 18% dari total penerimaan negara.
Selama kampanye pemilu lalu, Najib telah memperkirakan bahwa usulan kebijakan ekonomi Mahathir akan menyebabkan menggelembungnya utang pemerintah menjadi lebih dari 1 triliun ringgit.
Najib juga membantah klaim oposisi, bahwa utang federal telah melonjak hingga level yang membahayakan di bawah pemerintahannya. Ia mengatakan utang masih berjumlah sekitar 50,9% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia di Juni 2017 dan masih di bawah batas yang ditentukan pemerintah sebesar 55%.
Minggu lalu, Mahathir mengungkapkan kecurigaannya bahwa data-data keuangan negara tidak benar.
Lembaga antikorupsi Malaysia telah memanggil Najib untuk memberikan keterangan hari Selasa berkaitan dengan kasus yang melibatkan SRC International, sebuah unit dari 1MDB.
Panggilan tersebut datang hanya berselang beberapa hari setelah polisi menggeledah enam lokasi yang diduga berkaitan dengan mantan perdana menteri itu sebagai bagian dari penyidikan dana investasi negara yang didirikan Najib tahun 2009.
Dalam penggeledahan itu, polisi menyita beberapa barang, termasuk 284 kotak tas tangan buatan desainer dan puluhan tas berisi uang tunai dan perhiasan, dari sebuah kondominium mewah di pusat kota Kuala Lumpur yang diduga berkaitan dengan Najib.
(wed) Next Article Najib Razak Buka Suara Soal Penggeledahan di Kediamannya
Mahathir, 92 tahun, memimpin koalisi oposisi yang secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum (pemilu) Malaysia tanggal 9 Mei melawan petahana Najib Razak. Dalam kampanyenya, Mahathir secara agresif mengangkat soal naiknya biaya hidup penduduk negaranya dan skandal 1MDB senilai miliaran dolar.
"Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, disalahgunakan sedemikian rupa sehingga sekarang kita menghadapi masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit," kata Mahathir ketika berbicara untuk kali pertama di hadapan staf kantor perdana menteri, Reuters melaporkan.
Di minggu pertamanya menjabat sebagai perdana menteri, Mahathir mengumumkan besaran pajak barang dan jasa (GST) secara umum akan dinolkan mulai 1 Juni sebab pemerintahannya berusaha mengganti pajak itu dengan pajak penjualan dan jasa (SST) yang diterapkan kembali.
Mahathir juga berjanji menerapkan kembali subsidi bahan bakar sebagai salah satu upaya koalisinya menurunkan tingginya biaya hidup masyarakat.
Namun, langkah-langkah fiskal Mahathir akan melebarkan defisit anggaran Malaysia dan menjadi kredit negatif bila tidak disertai dengan upaya untuk menambal selisih anggaran tersebut, menurut lembaga pemeringkat internasional Moody's.
Pemerintahan Najib sebelumnya menargetkan pengumpulan GST senilai 43,8 miliar ringgit tahun ini atau sekitar 18% dari total penerimaan negara.
Selama kampanye pemilu lalu, Najib telah memperkirakan bahwa usulan kebijakan ekonomi Mahathir akan menyebabkan menggelembungnya utang pemerintah menjadi lebih dari 1 triliun ringgit.
Najib juga membantah klaim oposisi, bahwa utang federal telah melonjak hingga level yang membahayakan di bawah pemerintahannya. Ia mengatakan utang masih berjumlah sekitar 50,9% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia di Juni 2017 dan masih di bawah batas yang ditentukan pemerintah sebesar 55%.
Minggu lalu, Mahathir mengungkapkan kecurigaannya bahwa data-data keuangan negara tidak benar.
Lembaga antikorupsi Malaysia telah memanggil Najib untuk memberikan keterangan hari Selasa berkaitan dengan kasus yang melibatkan SRC International, sebuah unit dari 1MDB.
Panggilan tersebut datang hanya berselang beberapa hari setelah polisi menggeledah enam lokasi yang diduga berkaitan dengan mantan perdana menteri itu sebagai bagian dari penyidikan dana investasi negara yang didirikan Najib tahun 2009.
Dalam penggeledahan itu, polisi menyita beberapa barang, termasuk 284 kotak tas tangan buatan desainer dan puluhan tas berisi uang tunai dan perhiasan, dari sebuah kondominium mewah di pusat kota Kuala Lumpur yang diduga berkaitan dengan Najib.
(wed) Next Article Najib Razak Buka Suara Soal Penggeledahan di Kediamannya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular