Mahathir: Utang Malaysia Capai 65% dari PDB
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 May 2018 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada hari Rabu (23/5/2018) mengatakan pemerintahan yang baru akan mengupayakan untuk mengurangi utang negara yang berjumlah hingga 1 triliun ringgit (Rp 3.570 triliun) dengan jalan membatalkan atau meninjau kembali beberapa proyek dan memotong gaji menteri kabinet.
Mahathir juga mengatakan utang nasional mencapai 65% dari total produk domestik bruto (PDB). Mantan Perdana Menteri Najib Razak sebelumnya mengatakan utang negara di bawah batas yang ditetapkan pemerintahannya yang membatasi utang maksimal sebesar 55% dari PDB.
"Saya telah diberitahu bahwa utang kami sebenarnya 1 triliun ringgit, tetapi hari ini kami dapat memeriksanya dan mencari cara untuk mengurangi utang ini," katanya dalam sebuah konferensi pers, tulis CNBC International.
Sebelumnya, Mahathir menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Najib Razak sebagai alasan membengkaknya utang Malaysia.
"Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, disalahgunakan sedemikian rupa sehingga sekarang kita menghadapi masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit," kata Mahathir ketika berbicara untuk kali pertama di hadapan staf kantor perdana menteri hari Senin (21/5/2018), Reuters melaporkan.
"Kita belum pernah menghadapi ini sebelumnya. Sebelumnya, kita tidak pernah memiliki utang lebih tinggi dari 300 miliar ringgit namun sekarang telah merangkak naik hingga 1 triliun ringgit," ujarnya.
(prm) Next Article Waduh, Mahathir Mohamad Masuk Daftar Ektremis Berbahaya Dunia
Mahathir juga mengatakan utang nasional mencapai 65% dari total produk domestik bruto (PDB). Mantan Perdana Menteri Najib Razak sebelumnya mengatakan utang negara di bawah batas yang ditetapkan pemerintahannya yang membatasi utang maksimal sebesar 55% dari PDB.
"Saya telah diberitahu bahwa utang kami sebenarnya 1 triliun ringgit, tetapi hari ini kami dapat memeriksanya dan mencari cara untuk mengurangi utang ini," katanya dalam sebuah konferensi pers, tulis CNBC International.
"Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, disalahgunakan sedemikian rupa sehingga sekarang kita menghadapi masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit," kata Mahathir ketika berbicara untuk kali pertama di hadapan staf kantor perdana menteri hari Senin (21/5/2018), Reuters melaporkan.
"Kita belum pernah menghadapi ini sebelumnya. Sebelumnya, kita tidak pernah memiliki utang lebih tinggi dari 300 miliar ringgit namun sekarang telah merangkak naik hingga 1 triliun ringgit," ujarnya.
(prm) Next Article Waduh, Mahathir Mohamad Masuk Daftar Ektremis Berbahaya Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular