
Kontribusi Pertamina Masih Kalah dengan Kontraktor Asing
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
07 May 2018 12:18

Jakarta, CNBC Indonesia- Pertamina selaku perusahaan migas pelat merah belum menjadi raja dalam mengelola sumber daya minyak dan gas di negeri sendiri.
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), untuk profil kontraktor migas produsen minyak bumi per 30 April 2018, kontribusi Pertamina masih kalah dibanding Chevron dan Exxon.
Pertamina berada di urutan ketiga dengan jumlah produksi mencapai 19,5% dari total realisasi produksi nasional 778 ribu barel per hari (bph) per 30 April 2018. Adapun kontribusi Pertamina didapat dari konsolidasi produksi tiga anak usaha perusahaan sekaligus yakni PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, dan Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
PT Pertamina EP 76.027 bph
Pertamina Hulu Mahakam 46.069 bph
PHE ONWJ 30.260 bph
Jumlah produksi ketiga anak usaha Pertamina ini bahkan kalah dengan kontribusi produksi PT Chevron Pacific Indonesia yang sebanyak 212.256 bph atau 27% total produksi nasional. Begitu pula dengan Exxonmobil yang menempati posisi 2 terbesar, produksi 208.462 atau 26% kontribursi nasional.
Mahakam Dorong Posisi Pertamina di Gas
Untuk gas, bisa dibilang posisi Pertamina lebih baik. Kontribusi produksi gas dari 3 anak usaha Pertamina yakni Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina EP, PHE WMO mencapai 29% produksi nasional atau menduduki porsi dominan di peta pemain gas dalam negeri.
Total realisasi distribusi gas nasional per 30 April 2018 adalah 6480 juta kaki kubik (MMSCFD), atau baru mencapai 96% dari target APBN yang mematok 6720 MMSCFD.
Adapun rincian kontribusi Pertamina adalah sebagai berikut;
Pertamina Hulu Mahakam 951,8 MMSCFD
PT Pertamina EP. 816,2 MMSCFD
PHE WMO 122,6 MMSCFD
Meski begitu, jika dilihat dari sisi kontribusi per perusahaan, kontraktor migas dengan jumlah distribusi gas terbesar saat ini masih dipegang oleh BP Berau Ltd (Tangguh) 1023,4 MMSCFD. Baru disusul oleh Pertamina yang menempati posisi kedua sejak mendapatkan blok Mahakam yang sebelumnya dikelola oleh Total.
Posisi Pertamina yang belum mendominasi industri migas dalam negeri ini pun membuat Menteri ESDM Ignasius Jonan gemas. "Apabila produksi migas nasional diharapkan meningkat, Pertamina perlu dipacu untuk menjadi host productivity leader," kata Jonan kepada CNBC Indonesia, Senin (06/05/2018).
(gus/gus) Next Article Incar Blok Rokan, Chevron Janji Bisa Naikkan Produksi
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), untuk profil kontraktor migas produsen minyak bumi per 30 April 2018, kontribusi Pertamina masih kalah dibanding Chevron dan Exxon.
![]() |
Pertamina berada di urutan ketiga dengan jumlah produksi mencapai 19,5% dari total realisasi produksi nasional 778 ribu barel per hari (bph) per 30 April 2018. Adapun kontribusi Pertamina didapat dari konsolidasi produksi tiga anak usaha perusahaan sekaligus yakni PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, dan Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
PT Pertamina EP 76.027 bph
Pertamina Hulu Mahakam 46.069 bph
PHE ONWJ 30.260 bph
Jumlah produksi ketiga anak usaha Pertamina ini bahkan kalah dengan kontribusi produksi PT Chevron Pacific Indonesia yang sebanyak 212.256 bph atau 27% total produksi nasional. Begitu pula dengan Exxonmobil yang menempati posisi 2 terbesar, produksi 208.462 atau 26% kontribursi nasional.
Mahakam Dorong Posisi Pertamina di Gas
Untuk gas, bisa dibilang posisi Pertamina lebih baik. Kontribusi produksi gas dari 3 anak usaha Pertamina yakni Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina EP, PHE WMO mencapai 29% produksi nasional atau menduduki porsi dominan di peta pemain gas dalam negeri.
Total realisasi distribusi gas nasional per 30 April 2018 adalah 6480 juta kaki kubik (MMSCFD), atau baru mencapai 96% dari target APBN yang mematok 6720 MMSCFD.
Adapun rincian kontribusi Pertamina adalah sebagai berikut;
Pertamina Hulu Mahakam 951,8 MMSCFD
PT Pertamina EP. 816,2 MMSCFD
PHE WMO 122,6 MMSCFD
Meski begitu, jika dilihat dari sisi kontribusi per perusahaan, kontraktor migas dengan jumlah distribusi gas terbesar saat ini masih dipegang oleh BP Berau Ltd (Tangguh) 1023,4 MMSCFD. Baru disusul oleh Pertamina yang menempati posisi kedua sejak mendapatkan blok Mahakam yang sebelumnya dikelola oleh Total.
Posisi Pertamina yang belum mendominasi industri migas dalam negeri ini pun membuat Menteri ESDM Ignasius Jonan gemas. "Apabila produksi migas nasional diharapkan meningkat, Pertamina perlu dipacu untuk menjadi host productivity leader," kata Jonan kepada CNBC Indonesia, Senin (06/05/2018).
(gus/gus) Next Article Incar Blok Rokan, Chevron Janji Bisa Naikkan Produksi
Most Popular