Menyulap 'Rumah Hantu' Menjadi Harta Karun
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
18 April 2018 07:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Rumah bekas kredit bermasalah atau "rumah hantu" bisa disulap menjadi harta karun sendiri. Rumah bekas tersebut bisa didaur ulang menjadi aset yang menguntungkan.
Banyak dari rumah bekas itu sudah mirip rumah hantu karena lama tidak dihuni dan bahkan sering muncul di reality show horor dengan kondisi yang lebih mengenaskan.
"Kalau orang bilang, itu mirip rumah hantu karena kondisinya yang sudah sangat rusak, temboknya berlubang, daun pintu yang hancur atau atapnya sudah hilang dan lama tidak berpenghuni," kata Rini Indriyanti, wiraswasta yang menjadi investor rumah lelang dari portal 'Rumah Murah BTN'.
Rini tidak melihat "rumah hantu" sebagai rumah yang membuat bulu kuduk berdiri, namun sebagai harta karun yang bisa memberikan banyak untung.
"Saya pernah membeli rumah bekas dan saya jual lagi dan berhasil meraup untung sebesar harga satu rumah baru," kata Rini.
Rumah bekas yang dilelang memang dibanderol dengan harga miring dan kalau beruntung, pembeli bisa mendapatkannya tanpa persaingan ketat saat dilelang. Tak jarang, tanpa proses renovasi, rumah bekas tersebut laris dijual kembali. Rumah tersebut diminati karena lokasi dan fasilitas umum atau sosial yang tersedia.
Sama seperti Rini, Andreas N Widjaja pemilik dari PT Anugerah Jaya Realty yang bergerak dibidang manajemen properti dan pengembangan juga mengandalkan rumah bekas untuk dipermak dan dijual kembali.
"Membangun rumah dari nol jauh lebih mahal dan berbelit karena proses perizinan yang panjang dan lama, berbeda dengan rumah bekas yang sebagian izin sudah ada," kata Andreas.
Dengan demikian, sambungnya, return of investment (ROI) jauh lebih cepat dibandingkan dia harus membangun dari nol, toh harga rumah bekasnya cukup kompetitif dibandingkan rumah baru dengan uang muka atau down payment (DP) rendah dan tawaran skema KPR subsidi maupun non-subsidi cukup diminati pembeli.
Berburu rumah bekas, gampang-gampang susah. Rini dan Andreas memburu rumah bekas dari balai lelang atau rumah lelang dan data rumah lelang yang didaftarkan bank, termasuk Bank BTN. Setiap kantor cabang Bank BTN biasanya memiliki daftar rumah yang kreditnya macet. Rumah bekas dalam daftar tersebut jumlahnya beragam, kondisinya juga bervariasi dan lokasinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Namun saat ini, jumlah rumah lelang yang terbatas membuat mereka harus memiliki akses informasi yang akurat, cepat, dan bisa diandalkan. Maklum, kalau mereka terlambat mengetahui informasi rumah lelang maka cuan bisa hilang.
"Keterbaruan informasi dan akses untuk mengikuti lelang sangat kami butuhkan yang kini bisa kami nikmati dengan aplikasi atau portal rumahmurahbankbtn," kata Rini.
Para investor seperti Rini dan Andreas tinggal membuka langsung laman 'Rumah Murah Bank BTN' untuk melihat foto rumah lelang, menghubungi contact person terkait rumah bekas tersebut dan bisa langsung menuju alamat rumah yang mereka minati dan melihat langsung harga yang ditawarkan.
Sumber informasi dari situs maupun aplikasi ini sangat memudahkan para investor rumah bekas. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan kecenderungan orang untuk membeli barang via online membuat cara konvensional mulai ditinggalkan. Asal tahu saja, sebelumnya informasi rumah lelang diperoleh dalam bentuk hard copy.
"Dulu kami harus menelusuri daftar rumah lelang di buku untuk mengeceknya langsung harus ke kantor cabang Bank BTN," kata Rini.
Direktur BTN Nixon Napitupulu menjelaskan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di BTN paling banyak disumbang dari kredit perumahan dengan tipe rumah non-subsidi.
"Daya beli di sektor KPR non-subsidi cenderung menurun, daya bayarnya juga melemah," kata dia dalam acara temu media di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Selain itu, penyumbang KPR paling banyak lainnya adalah dari segmen konstruksi. Adapun tipe yang paling banyak adalah untuk pembangunan apartemen.
Kendati, rumah-rumah tersebut mengkontribusi NPL BTN, namun perseroan bisa melakukan pemulihan melalui skema jual barang, restrukturisasi, dan lelang. "Kolateral kami kuat, jadi kami bisa memperkuat penjualan rumah bermasalah," jelas dia.
Rumah bekas hasil kredit bermasalah dijual BTN melalui sebuah portal bernama Rumah Murah BTN. Calon pembeli bisa membandingkan rumah yang akan dibeli dari sisi harga ataupun lokasi.
"Ada rumah bekas yang kami jual harganya Rp 65 juta," jelas dia.
Rumah-rumah bekas yang dijual tersebut, menurut dia sudah tidak tersangkut proses hukum, bank ataupun sengketa dengan penghuni. "Jadi, semua problem free and clear," tegas dia.
Sampai Februari 2018, pihaknya menampung rumah siap jual sekitar 5.200 unit di portal Rumah Murah BTN atau senilai Rp 1,9 triliun.
"Sampai akhir tahun, kami targetkan sekitar 10 ribu unit," papar dia.
(prm) Next Article 'Rumah Hantu' Kredit Macet Bank, Cicilan Rp 600 Ribuan/Bulan
Banyak dari rumah bekas itu sudah mirip rumah hantu karena lama tidak dihuni dan bahkan sering muncul di reality show horor dengan kondisi yang lebih mengenaskan.
"Kalau orang bilang, itu mirip rumah hantu karena kondisinya yang sudah sangat rusak, temboknya berlubang, daun pintu yang hancur atau atapnya sudah hilang dan lama tidak berpenghuni," kata Rini Indriyanti, wiraswasta yang menjadi investor rumah lelang dari portal 'Rumah Murah BTN'.
"Saya pernah membeli rumah bekas dan saya jual lagi dan berhasil meraup untung sebesar harga satu rumah baru," kata Rini.
Rumah bekas yang dilelang memang dibanderol dengan harga miring dan kalau beruntung, pembeli bisa mendapatkannya tanpa persaingan ketat saat dilelang. Tak jarang, tanpa proses renovasi, rumah bekas tersebut laris dijual kembali. Rumah tersebut diminati karena lokasi dan fasilitas umum atau sosial yang tersedia.
Sama seperti Rini, Andreas N Widjaja pemilik dari PT Anugerah Jaya Realty yang bergerak dibidang manajemen properti dan pengembangan juga mengandalkan rumah bekas untuk dipermak dan dijual kembali.
"Membangun rumah dari nol jauh lebih mahal dan berbelit karena proses perizinan yang panjang dan lama, berbeda dengan rumah bekas yang sebagian izin sudah ada," kata Andreas.
Dengan demikian, sambungnya, return of investment (ROI) jauh lebih cepat dibandingkan dia harus membangun dari nol, toh harga rumah bekasnya cukup kompetitif dibandingkan rumah baru dengan uang muka atau down payment (DP) rendah dan tawaran skema KPR subsidi maupun non-subsidi cukup diminati pembeli.
Berburu rumah bekas, gampang-gampang susah. Rini dan Andreas memburu rumah bekas dari balai lelang atau rumah lelang dan data rumah lelang yang didaftarkan bank, termasuk Bank BTN. Setiap kantor cabang Bank BTN biasanya memiliki daftar rumah yang kreditnya macet. Rumah bekas dalam daftar tersebut jumlahnya beragam, kondisinya juga bervariasi dan lokasinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Namun saat ini, jumlah rumah lelang yang terbatas membuat mereka harus memiliki akses informasi yang akurat, cepat, dan bisa diandalkan. Maklum, kalau mereka terlambat mengetahui informasi rumah lelang maka cuan bisa hilang.
"Keterbaruan informasi dan akses untuk mengikuti lelang sangat kami butuhkan yang kini bisa kami nikmati dengan aplikasi atau portal rumahmurahbankbtn," kata Rini.
Para investor seperti Rini dan Andreas tinggal membuka langsung laman 'Rumah Murah Bank BTN' untuk melihat foto rumah lelang, menghubungi contact person terkait rumah bekas tersebut dan bisa langsung menuju alamat rumah yang mereka minati dan melihat langsung harga yang ditawarkan.
Sumber informasi dari situs maupun aplikasi ini sangat memudahkan para investor rumah bekas. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan kecenderungan orang untuk membeli barang via online membuat cara konvensional mulai ditinggalkan. Asal tahu saja, sebelumnya informasi rumah lelang diperoleh dalam bentuk hard copy.
"Dulu kami harus menelusuri daftar rumah lelang di buku untuk mengeceknya langsung harus ke kantor cabang Bank BTN," kata Rini.
Direktur BTN Nixon Napitupulu menjelaskan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di BTN paling banyak disumbang dari kredit perumahan dengan tipe rumah non-subsidi.
"Daya beli di sektor KPR non-subsidi cenderung menurun, daya bayarnya juga melemah," kata dia dalam acara temu media di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Selain itu, penyumbang KPR paling banyak lainnya adalah dari segmen konstruksi. Adapun tipe yang paling banyak adalah untuk pembangunan apartemen.
Kendati, rumah-rumah tersebut mengkontribusi NPL BTN, namun perseroan bisa melakukan pemulihan melalui skema jual barang, restrukturisasi, dan lelang. "Kolateral kami kuat, jadi kami bisa memperkuat penjualan rumah bermasalah," jelas dia.
Rumah bekas hasil kredit bermasalah dijual BTN melalui sebuah portal bernama Rumah Murah BTN. Calon pembeli bisa membandingkan rumah yang akan dibeli dari sisi harga ataupun lokasi.
"Ada rumah bekas yang kami jual harganya Rp 65 juta," jelas dia.
Rumah-rumah bekas yang dijual tersebut, menurut dia sudah tidak tersangkut proses hukum, bank ataupun sengketa dengan penghuni. "Jadi, semua problem free and clear," tegas dia.
Sampai Februari 2018, pihaknya menampung rumah siap jual sekitar 5.200 unit di portal Rumah Murah BTN atau senilai Rp 1,9 triliun.
"Sampai akhir tahun, kami targetkan sekitar 10 ribu unit," papar dia.
(prm) Next Article 'Rumah Hantu' Kredit Macet Bank, Cicilan Rp 600 Ribuan/Bulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular