Bekas Kredit Macet, 'Rumah Hantu' Bisa Jadi Harta Karun
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
17 April 2018 15:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Memiliki rumah di bawah harga Rp 100 juta adalah sebuah keuntungan tersendiri di saat harga rumah melambung tinggi. Namun ada hal lain yang lebih menguntungkan, membeli rumah murah tersebut dan menjualnya lagi dengan margin di atas 20%.
Jawabannya adalah dengan menjual rumah bekas hasil kredit bermasalah. Rumah bekas tersebut bisa didaur ulang menjadi aset yang menguntungkan. Meskipun rumah bekas itu sudah mirip Rumah Hantu, rumah yang sering nongol di reality show horror dengan kondisi yang lebih mengenaskan.
"Kalau orang bilang, itu mirip rumah hantu karena kondisinya yang sudah sangat rusak, temboknya berlubang, daun pintu yang hancur atau atapnya sudah hilang dan tidak lama berpenghuni," kata Rini Indriyanti, wiraswasta yang menjadi investor rumah lelang dari portal 'Rumah Murah Bank BTN'.
Rini tidak melihat "Rumah Hantu" sebagai rumah yang membuat bulu kuduk berdiri, namun sebagai harta karun yang bisa memberikan banyak untung.
"Saya pernah membeli rumah bekas dan saya jual lagi dan berhasil meraup untung sebesar harga 1 rumah baru," kata Rini.
Rumah bekas yang dilelang memang dibanderol dengan harga miring dan kalau beruntung bisa mendapatkannya tanpa persaingan ketat saat dilelang. Tak jarang, tanpa proses renovasi, Rumah bekas tersebut laris dijual kembali. Rumah tersebut diminati karena lokasi dan fasilitas umum atau sosial yang tersedia.
Sama seperti Rini, Andreas N Widjaja pemilik dari PT Anugerah Jaya Realty yang bergerak dibidang manajemen properti dan pengembangan juga mengandalkan rumah bekas untuk dipermak dan dijual kembali.
"Membangun rumah dari nol jauh lebih mahal dan berbelit karena proses perizinan yang panjang dan lama, berbeda dengan rumah bekas yang sebagian izin sudah ada," kata Andreas.
Dengan demikian, sambungnya, Return of Investment (ROI) jauh lebih cepat dibandingkan dia harus membangun dari nol, toh harga rumah bekasnya cukup kompetitif dibandingkan rumah baru dengan DP rendah dan tawaran skema KPR subsidi maupun non subsidi cukup diminati pembeli.
Berburu rumah bekas, gampang-gampang susah. Rini dan Andreas memburu rumah bekas dari balai lelang atau rumah lelang dan data rumah lelang yang didaftarkan bank, termasuk Bank BTN. Setiap kantor cabang Bank BTN biasanya memiliki daftar rumah yang kreditnya macet. Rumah bekas dalam daftar tersebut jumlahnya beragam, kondisinya juga bervariasi dan lokasinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Namun saat ini, jumlah rumah lelang yang terbatas membuat mereka harus memiliki akses informasi yang akurat, cepat dan bisa diandalkan. Maklum, kalau mereka terlambat mengetahui informasi rumah lelang maka cuan bisa hilang.
"Keterbaruan informasi dan akses untuk mengikuti lelang sangat kami butuhkan yang kini bisa kami nikmati dengan aplikasi atau portal rumahmurahbankbtn," kata Rini.
Para investor seperti Rini dan Andreas tinggal membuka langsung laman 'Rumah Murah Bank BTN' untuk melihat foto rumah lelang, menghubungi contact person terkait rumah bekas tersebut dan bisa langsung menuju alamat rumah yang mereka minati dan melihat langsung harga yang ditawarkan.
Sumber informasi dari situs maupun aplikasi ini sangat memudahkan para investor rumah bekas. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan kecenderungan orang untuk membeli barang via online membuat cara konvensional mulai ditinggalkan. Asal tahu saja, sebelumnya informasi rumah lelang diperoleh dalam bentuk hardcopy.
"Dulu kami harus menelusuri daftar rumah lelang di buku untuk mengeceknya langsung harus ke kantor cabang Bank BTN," kata Rini.
Langkah yang sama juga diambil Andreas. "Tanpa aplikasi atau situs seperti portal rumah murah Bank BTN proses mencari rumah lelang tidak efisien waktu dan biaya karena harus mencari informasi langsung dari kantor cabang bank," kata Andreas. Karena itu berburu rumah lelang/bekas bukan hal yang mudah saat itu bagi Rini dan Andreas.
Kini lewat situs dan aplikasi rumah murah Bank BTN, tidak hanya investor, pembeli yang berminat menggunakan rumah tersebut bisa juga mengikuti lelang untuk meraih rumah impian mereka. Untuk pembelian rumah lelang tersebut mekanismenya sama dengan pembelian rumah baru pada umumnya, dimana sertifikat dipegang oleh Bank dan diberikan saat pelunasan.
Bedanya, calon pembeli mendaftarkan diri melalui situs Dirjen Kekayaan Negara (DJKN) setelah itu menyetor uang jaminan sebesar kurang lebih 30% dari harga limit yang telah ditetapkan.
Setelah dinyatakan menang oleh pihak Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) maka pembeli akan melakukan pelunasan sisa pembayaran kemudian diterbitkan risalah lelang dari KPKNL. Risalah lelang ini nantinya menjadi dasar bagi pemenang lelang untuk pengambilan sertifikat di Bank BTN juga untuk balik nama di BPN ( Badan Pertanahan Nasional) setempat.
Jadi, selain menyediakan dana segar untuk melunasi rumah lelang, peserta lelang juga harus berani menawar dengan harga yang wajar. "Karena itu tetap harus survey harga pasar dan ke lapangan untuk melihat langsung kondisi rumah untuk memberi gambaran berapa tawaran yang akan kita ajukan saat lelang dan estimasi harga renovasi," kata Andreas mengenai tips berburu rumah bekas.
Rumah hasil lelang memang butuh kejelian dari para peminatnya karena selain masalah renovasi dan lokasi serta akses transportasi hal lain yang diperhatikan adalah lingkungannya.
"Para peminat rumah bekas biasanya menyukai lingkungan yang sudah terbentuk dan memiliki fasilitas umum dan sosial yang baik sehingga langsung nyaman ditempati," sambung Rini yang selama ini menjual rumah bekas ke kalangan TNI Angkatan Darat.
Yang laku dijual Rini tidak hanya rumah hasil renovasi, namun juga rumah yang asli alias apa adanya meski wujudnya seperti rumah hantu. Tentu saja, rumah yang mirip rumah hantu harganya jauh lebih murah dari rumah hasil renovasi sehingga peminatnya juga tidak sedikit.
"Mereka sudah tergiur dengan harganya meskipun saya menawarkan renovasi dan garansi renovasi hingga 3 bulan," papar Rini.
(dru) Next Article Incar Nasabah Prioritas, BTN Resmikan Cabang di Bintaro
Jawabannya adalah dengan menjual rumah bekas hasil kredit bermasalah. Rumah bekas tersebut bisa didaur ulang menjadi aset yang menguntungkan. Meskipun rumah bekas itu sudah mirip Rumah Hantu, rumah yang sering nongol di reality show horror dengan kondisi yang lebih mengenaskan.
"Kalau orang bilang, itu mirip rumah hantu karena kondisinya yang sudah sangat rusak, temboknya berlubang, daun pintu yang hancur atau atapnya sudah hilang dan tidak lama berpenghuni," kata Rini Indriyanti, wiraswasta yang menjadi investor rumah lelang dari portal 'Rumah Murah Bank BTN'.
"Saya pernah membeli rumah bekas dan saya jual lagi dan berhasil meraup untung sebesar harga 1 rumah baru," kata Rini.
Rumah bekas yang dilelang memang dibanderol dengan harga miring dan kalau beruntung bisa mendapatkannya tanpa persaingan ketat saat dilelang. Tak jarang, tanpa proses renovasi, Rumah bekas tersebut laris dijual kembali. Rumah tersebut diminati karena lokasi dan fasilitas umum atau sosial yang tersedia.
Sama seperti Rini, Andreas N Widjaja pemilik dari PT Anugerah Jaya Realty yang bergerak dibidang manajemen properti dan pengembangan juga mengandalkan rumah bekas untuk dipermak dan dijual kembali.
"Membangun rumah dari nol jauh lebih mahal dan berbelit karena proses perizinan yang panjang dan lama, berbeda dengan rumah bekas yang sebagian izin sudah ada," kata Andreas.
Dengan demikian, sambungnya, Return of Investment (ROI) jauh lebih cepat dibandingkan dia harus membangun dari nol, toh harga rumah bekasnya cukup kompetitif dibandingkan rumah baru dengan DP rendah dan tawaran skema KPR subsidi maupun non subsidi cukup diminati pembeli.
Berburu rumah bekas, gampang-gampang susah. Rini dan Andreas memburu rumah bekas dari balai lelang atau rumah lelang dan data rumah lelang yang didaftarkan bank, termasuk Bank BTN. Setiap kantor cabang Bank BTN biasanya memiliki daftar rumah yang kreditnya macet. Rumah bekas dalam daftar tersebut jumlahnya beragam, kondisinya juga bervariasi dan lokasinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Namun saat ini, jumlah rumah lelang yang terbatas membuat mereka harus memiliki akses informasi yang akurat, cepat dan bisa diandalkan. Maklum, kalau mereka terlambat mengetahui informasi rumah lelang maka cuan bisa hilang.
"Keterbaruan informasi dan akses untuk mengikuti lelang sangat kami butuhkan yang kini bisa kami nikmati dengan aplikasi atau portal rumahmurahbankbtn," kata Rini.
Para investor seperti Rini dan Andreas tinggal membuka langsung laman 'Rumah Murah Bank BTN' untuk melihat foto rumah lelang, menghubungi contact person terkait rumah bekas tersebut dan bisa langsung menuju alamat rumah yang mereka minati dan melihat langsung harga yang ditawarkan.
Sumber informasi dari situs maupun aplikasi ini sangat memudahkan para investor rumah bekas. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan kecenderungan orang untuk membeli barang via online membuat cara konvensional mulai ditinggalkan. Asal tahu saja, sebelumnya informasi rumah lelang diperoleh dalam bentuk hardcopy.
"Dulu kami harus menelusuri daftar rumah lelang di buku untuk mengeceknya langsung harus ke kantor cabang Bank BTN," kata Rini.
Langkah yang sama juga diambil Andreas. "Tanpa aplikasi atau situs seperti portal rumah murah Bank BTN proses mencari rumah lelang tidak efisien waktu dan biaya karena harus mencari informasi langsung dari kantor cabang bank," kata Andreas. Karena itu berburu rumah lelang/bekas bukan hal yang mudah saat itu bagi Rini dan Andreas.
Kini lewat situs dan aplikasi rumah murah Bank BTN, tidak hanya investor, pembeli yang berminat menggunakan rumah tersebut bisa juga mengikuti lelang untuk meraih rumah impian mereka. Untuk pembelian rumah lelang tersebut mekanismenya sama dengan pembelian rumah baru pada umumnya, dimana sertifikat dipegang oleh Bank dan diberikan saat pelunasan.
Bedanya, calon pembeli mendaftarkan diri melalui situs Dirjen Kekayaan Negara (DJKN) setelah itu menyetor uang jaminan sebesar kurang lebih 30% dari harga limit yang telah ditetapkan.
Setelah dinyatakan menang oleh pihak Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) maka pembeli akan melakukan pelunasan sisa pembayaran kemudian diterbitkan risalah lelang dari KPKNL. Risalah lelang ini nantinya menjadi dasar bagi pemenang lelang untuk pengambilan sertifikat di Bank BTN juga untuk balik nama di BPN ( Badan Pertanahan Nasional) setempat.
Jadi, selain menyediakan dana segar untuk melunasi rumah lelang, peserta lelang juga harus berani menawar dengan harga yang wajar. "Karena itu tetap harus survey harga pasar dan ke lapangan untuk melihat langsung kondisi rumah untuk memberi gambaran berapa tawaran yang akan kita ajukan saat lelang dan estimasi harga renovasi," kata Andreas mengenai tips berburu rumah bekas.
Rumah hasil lelang memang butuh kejelian dari para peminatnya karena selain masalah renovasi dan lokasi serta akses transportasi hal lain yang diperhatikan adalah lingkungannya.
"Para peminat rumah bekas biasanya menyukai lingkungan yang sudah terbentuk dan memiliki fasilitas umum dan sosial yang baik sehingga langsung nyaman ditempati," sambung Rini yang selama ini menjual rumah bekas ke kalangan TNI Angkatan Darat.
Yang laku dijual Rini tidak hanya rumah hasil renovasi, namun juga rumah yang asli alias apa adanya meski wujudnya seperti rumah hantu. Tentu saja, rumah yang mirip rumah hantu harganya jauh lebih murah dari rumah hasil renovasi sehingga peminatnya juga tidak sedikit.
"Mereka sudah tergiur dengan harganya meskipun saya menawarkan renovasi dan garansi renovasi hingga 3 bulan," papar Rini.
(dru) Next Article Incar Nasabah Prioritas, BTN Resmikan Cabang di Bintaro
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular