
Lion Air Ikut Selamatkan CPO RI yang Diancam Eropa
Exist In Exist, CNBC Indonesia
10 April 2018 18:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri kelapa sawit di Indonesia tengah mendapat ancaman serius dari Uni Eropa. Benua Biru itu berencana melarang penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku biodiesel mulai 2021.
Merespons hal tersebut, Lion Air Group berupaya mendukung industri sawit lokal dengan menggunakan bahan bakar pesawat berbasis CPO atau bioavtur.
"Kita kan selana ini impor fossil. Nah kenapa kita tidak pakai CPO dalam negeri. Hanya masalah harga, selama dia harganya sama atau tidak lebih tinggi dari fossil, kita pasti pakai untuk semua armada di seluruh airline secepatnya," kata Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana di Hotel Grand Hyatt, Selasa (10/4/2018).
Untuk itu, hari ini Lion Air Group menandatangani perjanjian kerja sama terkait penelitian dan pengembangan bioavtur dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).
Lion Air Group merupakan pemegang pangsa pasar terbesar penerbangan di dalam negeri, selain juga memiliki maskapai Malindo Air (Malaysia) dan Thai Lion Air (Thailand).
Perseroan hingga kini telah memesan sebanyak 480 unit pesawat baru, dengan yang sudah dioperasikan sekitar 180 unit pesawat.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan diserangnya CPO RI oleh Eropa dan Amerika harus diatasi dengan mengembangkan permintaan domestik.
"Karena sekarang kita lagi di serang Eropa dan diserang Amerika penjualan CPO dan biodiesel kita, kenapa kita tidak mengembangkan permintaan domestik kita? Kan harus diserap sekarang, produk CPO ini harus diserap agar harga tetap terjaga. Kalau harga terjaga yang diuntungkan siapa? Petani," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Tiket Pesawat Mahal, Bos Lion Air Rusdi Kirana Akhirnya Suara
Merespons hal tersebut, Lion Air Group berupaya mendukung industri sawit lokal dengan menggunakan bahan bakar pesawat berbasis CPO atau bioavtur.
"Kita kan selana ini impor fossil. Nah kenapa kita tidak pakai CPO dalam negeri. Hanya masalah harga, selama dia harganya sama atau tidak lebih tinggi dari fossil, kita pasti pakai untuk semua armada di seluruh airline secepatnya," kata Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana di Hotel Grand Hyatt, Selasa (10/4/2018).
Untuk itu, hari ini Lion Air Group menandatangani perjanjian kerja sama terkait penelitian dan pengembangan bioavtur dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).
Lion Air Group merupakan pemegang pangsa pasar terbesar penerbangan di dalam negeri, selain juga memiliki maskapai Malindo Air (Malaysia) dan Thai Lion Air (Thailand).
Perseroan hingga kini telah memesan sebanyak 480 unit pesawat baru, dengan yang sudah dioperasikan sekitar 180 unit pesawat.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan diserangnya CPO RI oleh Eropa dan Amerika harus diatasi dengan mengembangkan permintaan domestik.
"Karena sekarang kita lagi di serang Eropa dan diserang Amerika penjualan CPO dan biodiesel kita, kenapa kita tidak mengembangkan permintaan domestik kita? Kan harus diserap sekarang, produk CPO ini harus diserap agar harga tetap terjaga. Kalau harga terjaga yang diuntungkan siapa? Petani," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Tiket Pesawat Mahal, Bos Lion Air Rusdi Kirana Akhirnya Suara
Most Popular