
Pengguna Keluhkan Peralihan Aplikasi Uber ke Grab
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
08 April 2018 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pengguna Uber mengeluhkan kerumitan yang mereka alami terkait peralihan aplikasi pemesanan transportasi online itu ke Grab yang resmi dilakukan hari ini, Minggu (8/4/2018).
Gladys, seorang pengguna Uber yang tinggal di Depok, Jawa Barat, mengatakan peralihan ini membuatnya sedikit kecewa lantaran tarif perjalanan yang harus ia bayar menjadi jauh lebih mahal ketimbang Uber. Karyawati berusia 23 tahun ini mengaku sudah menggunakan moda transportasi online tersebut sekitar satu tahun lebih.
"Mahal sekarang. Biasanya [Uber lebih] murah dibanding yang lain," kata Gladys ketika dihubungi CNBC Indonesia hari Minggu (8/4/2018).
Seorang pengguna lain, Rani Ayu, 25, juga merasa kesulitan memperkirakan kisaran harga transportasi online yang harus dikeluarkannya setelah adanya peralihan ini.
Biasanya, pegawai swasta yang tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, ini sudah dapat memperkirakan ongkos perjalanannya dengan Uber yang sering menawarkan promosi. Namun, saat ini harga untuk rute yang sama menjadi berbeda dan jauh di atas ekspektasinya. Ia bahkan memutuskan beralih ke penyedia transportasi online lain, yakni Go-Jek.
"Peralihan ini menurut saya agak ribet. Saya sebagai orang yang pakai Uber biasanya sudah punya kisaran harga sendiri dari Uber. Pas tahu begini, saya jadi beralih ke Go-Jek," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Seorang pengguna lain, Sukardi, 24, mencoba bersikap netral. Namun, baru-baru salah satu pengemudi Uber menyarankannya untuk mencoba aplikasi Anterin yang lebih efisien.
"Baru dapet infonya dari abang Uber dini hari tadi. Saya sih selaku pengguna loyal Go-Jek, tidak ada masalah apa-apa. Jadi, biasa saja dengan adanya peralihan ini," kata karyawan swasta di Tangerang Selatan ini.
"Abang Uber itu menyarankan saya untuk coba aplikasi Anterin yang bisa diunduh di Play Store. Katanya aplikasi itu bisa pilih range harga per kilometer, pilih driver-nya berdasar jenis kelamin, dan nyaman," ucap Sukardi.
Aplikasi pemesanan transportasi online Uber dan Grab secara resmi mengumumkan penggabungan (merger) bisnis keduanya di kawasan Asia Tenggara hari Senin (26/3/2018). Pasca-merger, Uber akan memiliki 27,5% saham Grab.
Dengan merger tersebut, aplikasi Uber akan beralih ke Grab. Para pelanggan Uber pun telah mendapatkan surat elektronik (email) berisi pemberitahuan terkait peralihan layanan tersebut akhir pekan ini.
Dalam email tersebut pengguna dipersilahkan mengunduh aplikasi dan membuat akun Grab agar terus dapat menggunakan layanan Uber. Email itu juga disertai kode promosi untuk mendapatkan tarif khusus perkenalan bagi pengguna baru Grab.
(prm) Next Article Cegah Persaingan Tidak Sehat, Malaysia Awasi Grab
Gladys, seorang pengguna Uber yang tinggal di Depok, Jawa Barat, mengatakan peralihan ini membuatnya sedikit kecewa lantaran tarif perjalanan yang harus ia bayar menjadi jauh lebih mahal ketimbang Uber. Karyawati berusia 23 tahun ini mengaku sudah menggunakan moda transportasi online tersebut sekitar satu tahun lebih.
"Mahal sekarang. Biasanya [Uber lebih] murah dibanding yang lain," kata Gladys ketika dihubungi CNBC Indonesia hari Minggu (8/4/2018).
Biasanya, pegawai swasta yang tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, ini sudah dapat memperkirakan ongkos perjalanannya dengan Uber yang sering menawarkan promosi. Namun, saat ini harga untuk rute yang sama menjadi berbeda dan jauh di atas ekspektasinya. Ia bahkan memutuskan beralih ke penyedia transportasi online lain, yakni Go-Jek.
"Peralihan ini menurut saya agak ribet. Saya sebagai orang yang pakai Uber biasanya sudah punya kisaran harga sendiri dari Uber. Pas tahu begini, saya jadi beralih ke Go-Jek," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Seorang pengguna lain, Sukardi, 24, mencoba bersikap netral. Namun, baru-baru salah satu pengemudi Uber menyarankannya untuk mencoba aplikasi Anterin yang lebih efisien.
"Baru dapet infonya dari abang Uber dini hari tadi. Saya sih selaku pengguna loyal Go-Jek, tidak ada masalah apa-apa. Jadi, biasa saja dengan adanya peralihan ini," kata karyawan swasta di Tangerang Selatan ini.
"Abang Uber itu menyarankan saya untuk coba aplikasi Anterin yang bisa diunduh di Play Store. Katanya aplikasi itu bisa pilih range harga per kilometer, pilih driver-nya berdasar jenis kelamin, dan nyaman," ucap Sukardi.
Aplikasi pemesanan transportasi online Uber dan Grab secara resmi mengumumkan penggabungan (merger) bisnis keduanya di kawasan Asia Tenggara hari Senin (26/3/2018). Pasca-merger, Uber akan memiliki 27,5% saham Grab.
Dengan merger tersebut, aplikasi Uber akan beralih ke Grab. Para pelanggan Uber pun telah mendapatkan surat elektronik (email) berisi pemberitahuan terkait peralihan layanan tersebut akhir pekan ini.
Dalam email tersebut pengguna dipersilahkan mengunduh aplikasi dan membuat akun Grab agar terus dapat menggunakan layanan Uber. Email itu juga disertai kode promosi untuk mendapatkan tarif khusus perkenalan bagi pengguna baru Grab.
(prm) Next Article Cegah Persaingan Tidak Sehat, Malaysia Awasi Grab
Most Popular