
Internasional
Kesepakatan Grab-Uber Hadapi Berbagai Hambatan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
06 April 2018 18:32

Singapura, CNBC Indonesia - Pengawasan persaingan usaha bisa memperumit usaha perusahaan transportasi online Grab untuk mengakuisisi bisnis Uber Technologies di Asia Tenggara. Namun, hanya sedikit yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghentikan aksi korporasi tersebut, kata para pengacara dan analis.
Dalam hitungan hari setelah kesepakatan tersebut diumumkan pekan laku, badan anti monopoli di Singapura dan Filipina mulai mengevaluasinya transaksi tersebut, sementara Malaysia berkata akan mengikuti langkah tersebut.
Pengacara anti monopoli mengatakan Grab yang berbasis di Singapura bisa mencoba untuk meredam regulator dengan menawarkan konsesi seperti pembatasan harga dan mematuhi regulasi yang lebih kompleks. Grab juga bisa berargumen bahwa konsumen masih memiliki banyak pilihan transportasi online lainnya.
"Daripada menghentikan kesepakatan, apalagi dengan potensi pendatang baru yang akan muncul, saya yakin dengan perlindungan dan komitmen yang benar, kesepakatan masih bisa berlanjut," kata Gerald Singham, Deputy Managing Partner di firma hukum Dentons Rodyk.
Jika kesepakatan itu gagal, Uber bisa angka kaki dari Singapura membuat Grab menjadi pemain dominan, kata para pakar.
Uber sudah menghentikan operasinya di kawasan Asia Tenggar dan telah meminta para konsumen dan mitra pengemudi untuk berpindah ke Grab. Sebanyak 500 karyawan Uber juga akan pindah ke Grab.
Data pangsa pasar di sektor transportasi online tidak lengkap, tetapi perusahaan analitik data ponsel App Annie memeringkatkan Grab di atas Uber berdasarkan pengguna aktif per bulan dari keseluruhan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pengecualiannya adalah Indonesia, karena Go-Jek lebih dominan.
"Masalah anti monopoli itu tentang bagaimana Anda bisa meminimalisir monopoli yang menyerang kemampuan menentukan harga dan buruk untuk konsumen. Namun, kenyataannya di sini adalah konsumen memiliki pilihan lain dengan operator taksi yang sudah ada sebelumnya di semua pasar," kata seorang sumber yang mengetahui kesepakatan Grab-Uber, tetapi tidak memiliki otoritas untuk berbicara ke media.
Dalam hitungan hari setelah kesepakatan tersebut diumumkan pekan laku, badan anti monopoli di Singapura dan Filipina mulai mengevaluasinya transaksi tersebut, sementara Malaysia berkata akan mengikuti langkah tersebut.
Jika kesepakatan itu gagal, Uber bisa angka kaki dari Singapura membuat Grab menjadi pemain dominan, kata para pakar.
Uber sudah menghentikan operasinya di kawasan Asia Tenggar dan telah meminta para konsumen dan mitra pengemudi untuk berpindah ke Grab. Sebanyak 500 karyawan Uber juga akan pindah ke Grab.
Data pangsa pasar di sektor transportasi online tidak lengkap, tetapi perusahaan analitik data ponsel App Annie memeringkatkan Grab di atas Uber berdasarkan pengguna aktif per bulan dari keseluruhan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pengecualiannya adalah Indonesia, karena Go-Jek lebih dominan.
"Masalah anti monopoli itu tentang bagaimana Anda bisa meminimalisir monopoli yang menyerang kemampuan menentukan harga dan buruk untuk konsumen. Namun, kenyataannya di sini adalah konsumen memiliki pilihan lain dengan operator taksi yang sudah ada sebelumnya di semua pasar," kata seorang sumber yang mengetahui kesepakatan Grab-Uber, tetapi tidak memiliki otoritas untuk berbicara ke media.
Next Page
Banyak Pilihan Kendaraan Transportasi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular