
Grab Tolak Tarif Ojek Online Naik, Tak Sejalan dengan Menhub
Exist In Exist, CNBC Indonesia
06 April 2018 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab Indonesia menyatakan tidak akan menaikkan tarif ojek online. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah kenaikan tarif dapat menurunkan permintaan penumpang.
Padahal, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dua hari lalu mengatakan para aplikator setuju adanya perbaikan tarif dan pendapatan bagi driver ojek online. Pembahasan tarif baru itu, kata Budi, diserahkan berdasarkan pembahasan antara driver dan aplikator.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan pihaknya sudah menyampaikan ke Kemenhub bahwa Grab sepakat untuk meningkatkan pendapatan, namun tidak berbicara soal kenaikan tarif.
"Kami tidak bisa berbicara untuk aplikator lain, ini sudah disampaikan ke kemenhub bahwa Grab sepakat untuk meningkatkan pendapatan para mitra driver, tapi tidak meningkatkan tarif secara ekstrem seperti itu misal langsung jd Rp 4.000/km seperti itu," kata dia.
Ridzki mengatakan kenaikan tarif dapat berdampak pada penurunan pendapatan yang besar.
"Kalau untuk penyesuaian tarif itu sebenarnya sudah kita lakukan dengan dynamic tariff melalui teknologi, pada jam-jam tertentu tarif tinggi dan sebagainya," jelasnya.
Adapun, kata Ridzki, aplikasi Grab dapat menuntun driver agar mendapatkan order yang optimal.
(ray/ray) Next Article Menhub: Go-Jek Cs Hanya Kejar Target, Driver Jadi Korban
Padahal, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dua hari lalu mengatakan para aplikator setuju adanya perbaikan tarif dan pendapatan bagi driver ojek online. Pembahasan tarif baru itu, kata Budi, diserahkan berdasarkan pembahasan antara driver dan aplikator.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan pihaknya sudah menyampaikan ke Kemenhub bahwa Grab sepakat untuk meningkatkan pendapatan, namun tidak berbicara soal kenaikan tarif.
Ridzki mengatakan kenaikan tarif dapat berdampak pada penurunan pendapatan yang besar.
"Kalau untuk penyesuaian tarif itu sebenarnya sudah kita lakukan dengan dynamic tariff melalui teknologi, pada jam-jam tertentu tarif tinggi dan sebagainya," jelasnya.
Adapun, kata Ridzki, aplikasi Grab dapat menuntun driver agar mendapatkan order yang optimal.
(ray/ray) Next Article Menhub: Go-Jek Cs Hanya Kejar Target, Driver Jadi Korban
Most Popular