Internasional

KPPU Singapura: Kesepakatan Uber-Grab Mungkin Langgar Aturan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
31 March 2018 09:54
KPPU Singapura sudah meminta Uber-Grab untuk sementara tidak melakukan penggabungan bisnis sampai penyelidikan selesai.
Foto: Wanti Puspa
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi akusisi bisnis Uber di Asia Tenggara oleh Grab sepertinya tidak akan berjalan mulus. Komisi pengawasan dan persaingan usaha Singapura atau Competision Commission of Singapure (CSS) menyatakan memiliki alasan yang masuk akal ada aturan persaingan yang dilanggar dalam aksi korporasi ini.

CSS telah memulai penyelidikan awal atas kesepakatan tersebut dan mengusulkan langkah-langkah sementara yang akan mengharuskan Uber dan Grab untuk mempertahankan tarif asal mereka. Pernyataan ini dikeluarkan CSS pada Jumat (30/3/2018) seperti dikutip dari Reuters dan dilansir CNBC International.

Hasil penyelidikan awal tersebut juga mengharuskan Uber dan Grab untuk tidak mengambil tindakan apa pun yang mengarahkan pada integrasi bisnis mereka di Singapura. Kebijakan ini akan menjadi rintangan besar bagi Uber untuk meningkatkan profitabilitas dengan keluar dari pasar Asia Tenggar yang merugi.

Ini adalah pertama kalinya CSS mengeluarkan langkah-langkah sementara untuk sebuah aksi korporasi di bidang teknologi. Akuisisi bisnis Uber Asia Tenggara oleh Grab diperkirakan bernilai US$ 6 miliar atau setara Rp 81 triliun (asumsi US$1 = rp 13.500). Nilai tersebut dikonversi menjadi 27,5% kepemilikan saham Grab oleh Uber. CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan manajemen Grab.

CSS mengatakan kedua perusahaan akan diberi kesempatan untuk membuat pernyataan tertulis kepada CSS setelah menerima proposal langkah-langkah sementara yang diusulkan. CSS belum menerima pemberitahuan dari Uber dan Grab pada Jumat, meski kedua perusahaan telah mengindikasikan niat mereka untuk mengajukan pemberitahuan merger resmi. Singapura memiliki kebijakan setiap merger sukarela harus dilaporkan pada CSS.

Grab dan Uber tidak bersedia untuk dimintai komentar.

Aksi korporasi ini merupakan konsolidasi besar pertama di Asia Tenggara, yang dihuni sekitar 640 juta penduduk. Dengan kolaborasi ini, Uber akan fokus di pasar India karena ingin melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO) pada 2019.

Uber mencatatkan kerugian US$4,5 miliar (Rp 60,75 triliun) tahun lalu. Uber juga sedang menghadapi ketatnya persaingan di kampung halamannya, Amerika Serikat dan seluruh Asia serta tindakan keras dari beberapa negara di Eropa. Uber berinvestasi sebesar US$700 juta (Rp 9,45 triliun) dalam operasi di Asia Tenggara.
(roy/roy) Next Article Menhub Akan Temui Pendemo Aturan Taksi Online Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular