Ada Tumpahan Minyak, Kilang Balikpapan Beroperasi Normal
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
05 April 2018 15:59
Jakarta, CNBC Indonesia- Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto memastikan tidak ada pengurangan produksi Kilang Balikpapan pasca insiden putusnya pipa milik PT Pertamina (Persero) akhir pekan lalu.
Djoko mengatakan saat ini pendistribusian minyak mentah ke Kilang Balikpapan dilakukan dengan memanfaatkan kapal tanker yang memasok langsung kilang tanpa melalui pipa. Pipa itu sendiri diketahui mengalirkan minyak dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan.
"Tetap normal karena kita punya stok di tangki. Itu bisa sampai 5 hari stok crude. Kejadian kan hari Sabtu, kemarin sudah tersambung," jelas Djoko.
Djoko menyebut penyambungan pipa dilakukan dengan mengalihkan pipa berukuran 20 inci yang putus ke pipa terdekat yang berukuran 16 inci. Proses perbaikan pipa untuk kembali normal, dia sebut, akan dilakukan secepatnya. Kilang Balikpapan adalah kilang minyak terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas mencapai 260 ribu barel.
Sampai saat ini, masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut atas temuan jangkar kapal yang menyebabkan pipa Pertamina putus. Hal itu dilakukan juga untuk menghitung jumlah minyak yang sempat tumpah ke perairan Teluk Balikpapan serta kerugian berbagai pihak, termasuk Pertamina.
Djoko mengatakan penggunaan jangkar oleh kapal tersebut memang menyalahi aturan, sebab sudah ada pelarangan penggunaan jangkar di area putusnya pipa.
"Kan ada yang meninggal dunia. Berarti harus dituntut pidana kalau ada korban, tergantung siapa yang salah nanti," tutur Djoko.
Terkait kepemilikan kapal, sebelumnya Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan sempat menyebut kapal yang menjadi penyebab putusnya jangkar adalah kapal batu bara berbendera Panama.
(gus/gus) Next Article Pertamina Akui Tumpahan Minyak Teluk Balikpapan Dari Pipanya
Djoko mengatakan saat ini pendistribusian minyak mentah ke Kilang Balikpapan dilakukan dengan memanfaatkan kapal tanker yang memasok langsung kilang tanpa melalui pipa. Pipa itu sendiri diketahui mengalirkan minyak dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan.
Djoko menyebut penyambungan pipa dilakukan dengan mengalihkan pipa berukuran 20 inci yang putus ke pipa terdekat yang berukuran 16 inci. Proses perbaikan pipa untuk kembali normal, dia sebut, akan dilakukan secepatnya. Kilang Balikpapan adalah kilang minyak terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas mencapai 260 ribu barel.
Sampai saat ini, masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut atas temuan jangkar kapal yang menyebabkan pipa Pertamina putus. Hal itu dilakukan juga untuk menghitung jumlah minyak yang sempat tumpah ke perairan Teluk Balikpapan serta kerugian berbagai pihak, termasuk Pertamina.
Djoko mengatakan penggunaan jangkar oleh kapal tersebut memang menyalahi aturan, sebab sudah ada pelarangan penggunaan jangkar di area putusnya pipa.
"Kan ada yang meninggal dunia. Berarti harus dituntut pidana kalau ada korban, tergantung siapa yang salah nanti," tutur Djoko.
Terkait kepemilikan kapal, sebelumnya Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan sempat menyebut kapal yang menjadi penyebab putusnya jangkar adalah kapal batu bara berbendera Panama.
(gus/gus) Next Article Pertamina Akui Tumpahan Minyak Teluk Balikpapan Dari Pipanya
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular