Internasional

Industri AS: Perang Dagang Tidak Bisa Dimenangkan

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 March 2018 18:33
Industri AS mengatakan kebijakan bea masuk impor Trump akan membebani usaha mereka.
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai industri penting di Amerika Serikat (AS) telah merespons peningkatan risiko perang dagang pada China dengan kekhawatiran dan menyebutnya sebagai situasi yang tidak bisa dimenangkan.

"Gagasan tentang tarif adalah peperangan yang tidak bisa dimenangkan," kata Rick Helfenbein, Presiden dan CEO Asosiasi Pakaian dan Sepatu Amerika, kepada CNBC International pada hari Jumat (23/3/2018). Ia mengkritisi rencana yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (22/3/2018), untuk menerapkan tarif hingga $60 miliar (Rp 826,5 triliun) pada impor China.


Rencana tersebut menargetkan produk-produk di sektor teknologi, di mana Beijing memiliki keuntungan dari Washington. Helfbein mengatakan usulan itu membuat "sedikit senang", tetapi ia menambahkan bahwa peningkatan tarif perdagangan bisa memukul industri dengan keras.

China telah merespons tindakan Gedung Putih dengan merilis daftar 128 produk AS yang bisa saja menjadi target pada hari Jumat. Langkah tersebut dilakukan sebagai tindakan balasan terhadap bea impor baja dan aluminium Trump yang sebelumnya diumumkan.

Daging babi, anggur, buah, dan baja adalah beberapa produk yang menjadi target potensial, meskipun daftar tersebut tidak lengkap. Helfenbein mengatakan ia curiga tekstil akan termasuk ke dalam peningkatan tarif.

"Kami tidak menyukai itu. Kami sebagai sebuah industri sangat khawatir karena pakaian, sepatu dan aksesoris bisa jadi terdapat di daftar. Jika mereka ada di dalam daftar, maka itu tidak akan bagus untuk industri," katanya.

Produk pertanian AS, khususnya kedelai, telah ditandai sebagai area lain yang berpotensi menerima pembalasan dari pemerintahan Presiden China Xi Jinping.

China mengimpor kedelai senilai $14,2 miliar setiap tahun dan langkah untuk menerapkan tarif pada produk tersebut akan memberi "dampak yang besar" pada produsen AS, kata Presiden Asosiasi Kedelai Amerika John Heisdorffer kepada CNBC Internasional pada hari Jumat.

"China adalah pelanggan nomor satu kami," kata Heisdorffer. "Satu dari tiga baris kedelai yang kami tanam di AS dikirim ke China, jadi itu [tarif] adalah dampak yang besar."

Ia menambahkan bahwa satu-satunya pemenang yang mungkin akan muncul dari tarif seperti itu adalah produsen di negara-negara lain, khususnya di Amerika Selatan, yang akan "sangat senang untuk mengambil alih" jika barang-barang AS jadi lebih mahal di China.


Hal itu akan sangat merugikan petani AS, yang menyumbang proporsi besar pada basis pemilih Trump.

"Daerah terpencil Amerika lah yang membuat Trump berkuasa, jadi akan sangat seru melihat apa yang akan terjadi pemilu selanjutnya. Apakah mereka masih terus mendukung dia," kata Heisdorffer.

Helfenbein dan Heisdorffer berkata mereka sedang berkonsultasi dengan Gedung Putih dalam usaha untuk meyakinkan AS agar meredam rencananya.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular