Internasional

CEO Raksasa Teknologi AS Akan Sambangi China

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 March 2018 16:49
CEO Apple, Google, dan IBM akan mengunjungi China akhir pekan ini untuk menghadiri China Development Forum.
Foto: REUTERS/Aly Song
San Francisco, CNBC Indonesia - Pimpinan Apple, Google, dan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) lainnya akan bertolak ke China akhir pekan ini untuk mengejar tujuan yang sama, yaitu melakukan lebih banyak bisnis di negara dengan populasi terbesar di dunia ini. Sebelumnya, usaha ini memberi hasil yang beragam.

Dengan isu perang dagang yang memanas di antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini, tujuan kunjungan itu pun jadi semakin tinggi, dilansir dari The Straits Times.

CEO Apple Tim Cook, CEO Google Sundar Pichai, dan Direktur IBM Ginny Rometty dikabarkan akan menghadiri China Development Forum. Perhelatan tersebut adalah pertemuan tahunan yang membantu perusahaan-perusahaan Barat membangun relasi dengan pihak pemerintah negara setempat.

Cook ikut memimpin acara itu tahun ini, ditambah lagi Apple memiliki kepentingan terbesar di China dibandingkan perusahaan teknologi AS lainnya. Ponsel pintar iPhone dan gawai lainnya laku terjual di negara ini, tetapi pendapatan dari kawasan ini anjlok di tahun fiskal Apple terakhir.

Perusahaan yang berbasis di California itu juga dikritisi beberapa waktu belakangan karena merelokasi data pengguna iCloud di China ke sekumpulan server yang dikendalikan negara.

Tahun lalu, International Business Machines (IBM) Corp mengumumkan kesepakatan dengan perusahaan asal China, Wanda Group, di forum tersebut. Kesepakatan itu bertujuan membantu IBM memperluas pasar komputasi awan di negara itu, meskipun Caixin melaporkan baru-baru ini bahwa Wanda akan berhenti bekerja sama dengan perusahaan AS tersebut.

Google keluar dari daratan China pada tahun 2010 karena sensor pemerintah pada hasil pencariannya. Perusahaan telah mencoba untuk kembali lagi beberapa tahun belakangan, tetapi belum ada perkembangan berarti.

Rintangan ini akan semakin bertambah jika perang dagang antara AS dan China memanas.

Pada hari Kamis (22/3/2018), Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap impor China dengan nilai setidaknya US$50 miliar (Rp 688,7 triliun), termasuk pada teknologi informasi dan komunikasi. Trump juga menuduh China mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan teknologi AS.

China merespons langkah tersebut dengan menerapkan bea masuk pada beberapa barang impor dari AS.

Apple melihat dampak negatif pada sekitar 15% bisnisnya jika China melakukan pembalasan dengan memungut cukai pada produk impor AS, kata Gene Munster dari Loup Ventures lewat sebuah surel pada hari Kamis.


CEO Qualcomm Steve Mollenkopf akan menghadiri konferensi tersebut tetapi membatalkan rencananya untuk berbicara pada sesi konferensi.

China adalah pasar terbesar dunia untuk ponsel pintar. Produsen chip untuk ponsel yang terbesar di dunia itu menanti pemerintah China memberi persetujuan final untuk menyepakati pembelian NXP Semiconductors NV.

Qualcomm mendapatkan hak untuk memperpanjang bisnis lisensi teknologi di China pada tahun 2015 setelah membayar denda dan setuju untuk memberi harga yang lebih murah bagi para konsumen lokal di pasar itu.
(prm) Next Article Terapkan Kontrak Sepihak, Prancis Akan Gugat Google dan Apple

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular