
Disebut Bikin Rugi, Berapa Banyak Konsumsi Solar dan Premium?
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
20 March 2018 13:15

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) mengaku berpotensi merugi hingga Rp 3,9 triliun karena distribusi bensin solar dan premium. Berapa sebenarnya konsumsi bensin yang harganya disebut-sebut tidak sesuai dengan harga pasar itu?
Berdasar laporan kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk tahun 2017 disebut BPH Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis BBM tertentu, yakni minyak tanah dan solar.
"Pertamina memegang peran terbesar dengan kuota sebesar 98,45% dari kuota nasional APBN 2017 sebesar 16,110 juta Kiloliter," tulis di laporan, sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Selasa (20/03/2018).
Dari alokasi tersebut, porsi solar adalah sebanyak 15,5 juta KL dengan asumsi konsumsi rata-rata per bulan 1,29 juta KL. Tetapi realisasi konsumsi hingga akhir 2017 hanya sebanyak 14,49 juta KL, yang artinya rata-rata konsumsi sebatas 1,21 juta KL. "Realisasi tahun 2017 tidak melewati kuota APBN," tulis BPH.
(gus/gus) Next Article Prabowo-Sandi Bakal Hapus Impor BBM, Ganti dengan Bioenergi!
Berdasar laporan kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk tahun 2017 disebut BPH Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis BBM tertentu, yakni minyak tanah dan solar.
Dari alokasi tersebut, porsi solar adalah sebanyak 15,5 juta KL dengan asumsi konsumsi rata-rata per bulan 1,29 juta KL. Tetapi realisasi konsumsi hingga akhir 2017 hanya sebanyak 14,49 juta KL, yang artinya rata-rata konsumsi sebatas 1,21 juta KL. "Realisasi tahun 2017 tidak melewati kuota APBN," tulis BPH.
Sementara, BPH juga menugaskan Pertamina melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis BBM khusus penugasan yakni Bensin RON 88 di 2017 dengan kuota 12,5 juta KL. Berdasar laporan, hingga akhir Desember 2017 tidak mencapai 100%.
"Hanya 56,25%. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari jenis bensin RON 88 ke jenis bensin RON 90 atau 92 dengan disparitas harga yang tak jauh berbeda."
"Hanya 56,25%. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari jenis bensin RON 88 ke jenis bensin RON 90 atau 92 dengan disparitas harga yang tak jauh berbeda."
(gus/gus) Next Article Prabowo-Sandi Bakal Hapus Impor BBM, Ganti dengan Bioenergi!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular