
Impor Minyak & BBM Pertamina Sentuh Rp 213 T di 2018
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
31 May 2019 18:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Angka impor produk minyak dan BBM PT Pertamina (Persero) membengkak sepanjang 2018 lalu. Berdasar laporan keuangan perseroan, diketahui impor minyak dan bbm bisa mencapai US$ 15,04 miliar atau setara Rp 213 triliun.
Rinciannya adalah;
impor produk minyak lainnya US$ 9,23 miliar
impor bensin premium US$ 4,43 miliar, dan
impor solar US$ 1,38 miliar
Terlihat sepanjang 2018, Pertamina membukukan pembelian impor bensin Premium sebesar US$ 4,43 miliar atau setara dengan Rp 63,33 triliun. Angka ini naik 16% dibanding impor 2017 yang hanya US$ 3,81 miliar.
Selain impor bensin Premium, BUMN migas itu juga mencatatkan impor produk minyak dan lainnya, yang meningkat jika dibandingkan 2017, dari US$ 7,51 miliar menjadi US$ 9,23 miliar pada 2018.
Sementara, untuk impor minyak Solar, tercatat juga mengalami peningkatan dari US$ 853,53 juta di 2017 menjadi US$ 1,38 miliar di sepanjang 2018.
Sedangkan, pada komponen pembelian domestik produk minyak lainnya, Pertamina menggelontorkan US$ 2,78 miliar untuk pembelian di sepanjang 2018, naik jika dibandingkan 2017 yang sebesar US$ 2,34 miliar.
Adapun, untuk pos pembelian energi panas bumi juga mengalami peningkatan dari US$ 330,5 juta pada 2017, menjadi US$ 1,31 miliar di 2018.

(gus) Next Article Inilah Daftar Tarif BBM yang Diturunkan Pertamina
Rinciannya adalah;
impor produk minyak lainnya US$ 9,23 miliar
impor bensin premium US$ 4,43 miliar, dan
impor solar US$ 1,38 miliar
Selain impor bensin Premium, BUMN migas itu juga mencatatkan impor produk minyak dan lainnya, yang meningkat jika dibandingkan 2017, dari US$ 7,51 miliar menjadi US$ 9,23 miliar pada 2018.
Sementara, untuk impor minyak Solar, tercatat juga mengalami peningkatan dari US$ 853,53 juta di 2017 menjadi US$ 1,38 miliar di sepanjang 2018.
Sedangkan, pada komponen pembelian domestik produk minyak lainnya, Pertamina menggelontorkan US$ 2,78 miliar untuk pembelian di sepanjang 2018, naik jika dibandingkan 2017 yang sebesar US$ 2,34 miliar.
Adapun, untuk pos pembelian energi panas bumi juga mengalami peningkatan dari US$ 330,5 juta pada 2017, menjadi US$ 1,31 miliar di 2018.

(gus) Next Article Inilah Daftar Tarif BBM yang Diturunkan Pertamina
Most Popular