Jonan Minta BPS Masukkan Pembangkit Off Grid di Rasio Listrik

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 March 2018 11:41
Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitung rasio elektrifikasi bukan dari pembangkit PLN saja, tapi pembangkit off grid
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitung rasio elektrifikasi bukan hanya dari listrik yang bersumber dari PT PLN (Persero). Sebab, ada sumber-sumber listrik lain yang bukan berasal dari PLN, contohnya pembangkit off-grid.

"Saya mohon mengenai rumusan rasio elektrifikasi harus di-adjust, karena data cenderung sama dengan layanan PLN untuk kelistrikan, sebenarnya ini sudah lebih luas dari itu," kata Jonan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/3/2018).



Dia mencontohkan, di Riau ada independent grid yang dibangun sebuah perusahaan dan dapat melistriki satu wilayah untuk 10 ribu orang. 

Hal itu disampaikan Jonan tepat sebelum melakukan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian ESDM dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pemanfaatan serta pengembangan data dan informasi statistik bidang ESDM.

"Jadi ini yang dapat kami dorong, namun memang kalau nunggu semua layanan pln akan berjalan, tidak akan secepat yang kita harapkan," kata dia.

Menurut Jonan, masuknya pembangkit off grid ini dalam rasio elektrifikasi penting untuk mendukung industri energi baru dan terbarukan.

Untuk itu, jika sebelumnya statistik hanya memasukkan pembangkit PLN untuk rasio elektrifikasi sementara sudah ada inovasi, di mana untuk melistriki tidak perlu membangun pembangkit yang rumit. Daerah-daerah sudah banyak yang melakukan sebelum PLN masuk ke kawasan tersebut. "Ini akan banyak dan rasio elektrifikasi bisa sampai 100%"


(gus/gus) Next Article Pemerintah Kebut Rasio Elektrifikasi 99,9% di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular