Internasional
Tak Kena Bea Impor Baja AS, Ekspor Australia akan Tumbuh
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 March 2018 08:09
Sydney, CNBC Indonesia - Berbagai perusahaan manufaktur aluminium dan baja Australia mengatakan ekspor ke Amerika Serikat (AS) akan tumbuh setelah Australia dipastikan terbebas dari pengenaan bea impor yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.
Jumat pekan lalu Trump mengatakan Australia menjadi negara ketiga yang dibebaskan dari pengenaan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium.
Australia hanya mengekspor sekitar A$400 (US$314,32 juta atau setara dengan Rp 4,3 triliun) tahun lalu, yang menjadikannya pemasok yang relatif kecil bagi impor baja dan aluminium AS.
"Keputusan ini merupakan hal baik bagi kami dan... (untuk) lapangan pekerjaan di Amerika Utara," ujar Managing Director dan CEO eksportir baja terbesar Australia BlueScope Steel, Mark Vassella, kepada wartawan di Sydney, hari Senin (12/3/2018), dilansir dari Reuters.
"Kemenangan bagi kedua sisi Pasifik," lanjutnya.
Saham BlueScope melonjak lebih dari 3% pada perdagangan hari Senin dan mengungguli bursa secara umum, yang mencatatkan sedikit kenaikan.
Ketika tarif itu menjadi berita baik bagi eksportir asal Australia, beberapa produsen khawatir penerapan bea impor oleh AS akan berdampak tidak langsung pada mereka. Hal itu dikarenakan eksportir yang dikenai penerapan tarif akan mencoba menemukan pasar lain untuk menjual baja dan aluminium mereka.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan langkah-langkah yang diterapkan saat ini sudah cukup untuk mencegah terjadinya dumping.
"Ada 77 upaya anti-dumping di negara ini, 50 di antaranya berhubungan dengan baja. Tujuh sisanya berhubungan dengan aluminium. Kita ingin memastikan adanya pasar yang setara. Kita sangat berkomitmen pada perdagangan bebas, namun perdagangan ini seharusnya dilakukan dengan adil," ujar Turnbull.
Turnbull juga mengatakan Australia tidak akan bergabung dengan upaya internasional memprotes langkah penetapan tarif oleh AS.
Kementerian Perdagangan Korea Selatan pada minggu lalu mengatakan akan menyampaikan gugatan terhadap langkah AS mengenakan bea masuk anti-dumping tinggi atas baja dan olahan baja Korea Selatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
(prm) Next Article Uni Eropa Menentang Rencana Pengenaan Bea Impor Baja AS
Jumat pekan lalu Trump mengatakan Australia menjadi negara ketiga yang dibebaskan dari pengenaan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium.
Australia hanya mengekspor sekitar A$400 (US$314,32 juta atau setara dengan Rp 4,3 triliun) tahun lalu, yang menjadikannya pemasok yang relatif kecil bagi impor baja dan aluminium AS.
"Kemenangan bagi kedua sisi Pasifik," lanjutnya.
Saham BlueScope melonjak lebih dari 3% pada perdagangan hari Senin dan mengungguli bursa secara umum, yang mencatatkan sedikit kenaikan.
Ketika tarif itu menjadi berita baik bagi eksportir asal Australia, beberapa produsen khawatir penerapan bea impor oleh AS akan berdampak tidak langsung pada mereka. Hal itu dikarenakan eksportir yang dikenai penerapan tarif akan mencoba menemukan pasar lain untuk menjual baja dan aluminium mereka.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan langkah-langkah yang diterapkan saat ini sudah cukup untuk mencegah terjadinya dumping.
"Ada 77 upaya anti-dumping di negara ini, 50 di antaranya berhubungan dengan baja. Tujuh sisanya berhubungan dengan aluminium. Kita ingin memastikan adanya pasar yang setara. Kita sangat berkomitmen pada perdagangan bebas, namun perdagangan ini seharusnya dilakukan dengan adil," ujar Turnbull.
Turnbull juga mengatakan Australia tidak akan bergabung dengan upaya internasional memprotes langkah penetapan tarif oleh AS.
Kementerian Perdagangan Korea Selatan pada minggu lalu mengatakan akan menyampaikan gugatan terhadap langkah AS mengenakan bea masuk anti-dumping tinggi atas baja dan olahan baja Korea Selatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
(prm) Next Article Uni Eropa Menentang Rencana Pengenaan Bea Impor Baja AS
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular