Internasional

Gubernur Bank Sentral Australia Kecam Bea Impor AS

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 March 2018 12:46
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Sydney, CNBC Indonesia - Gubernur bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), mengkhawatirkan ancaman perang dagang dan menyebut ancaman bea impor Amerika Serikat (AS) "sangat mengecewakan".

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan bea impor baja dan aluminium yang memantik kecaman dan ancaman upaya balasan dari berbagai negara, khususnya rekan dagang negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.

"Pengumuman terbaru dari Presiden Trump tentang tarif sangat mengecewakan," kata Gubernur RBA Philip Lowe hari Rabu (7/3/2018). Ucapan itu relatif lugas dari seorang pembuat kebijakan moneter di sebuah bank sentral.

"Sejarah membuktikan proteksionisme itu buruk," tambahnya.

Lowe juga mengecam kebijakan bea impor AS dan menyebut langkah balasan dari negara-negara lainnya bisa sangat merusak tatanan perdagangan global.

Perekonomian Australia yang didorong oleh ekspor sangat bergantung pada perdagangan dan modal internasional. Alhasil, negara ini pun rentan terhadap perang dagang AS yang mengancam proyeksi pertumbuhan global dan permintaan komoditas.

Kekhawatiran telah tercermin di bursa keuangan global. Para investor beralih dari saham ke instrumen yang lebih aman seperti emas, uang tunai, mata uang yen Jepang, dan mata uang francs Swiss.

Sementara itu, dolar Australia yang dianggap sebagai aset berisiko sudah bergejolak sejak awal Februari. Nilainya di sepanjang bulan itu turun 3,6%.


Pada hari Rabu, nilainya melemah 0,6% menjadi $0,7772, tidak terlalu jauh nilainya selama dua bulan terakhir di posisi $0,7713. Terakhir kali, nilainya turun 0,4% di nilai $0,7797.

Kondisi yang tidak jelas semakin bertambah ketika penasihat ekonomi Trump, Gary Cohn, mengumumkan pengunduran diri pada hari Rabu dan menambah kekhawatiran bahwa Trump akan terus maju dengan tarif dan risiko perang dagang.

Di Australia sendiri, Lowe terdengar percaya diri terhadap masa depan negaranya. Ia mengatakan perekonomian bergerak ke arah yang benar dan memberi isyarat pergerakan suku bunga berikutnya yang cenderung akan naik.
(prm) Next Article Pengumuman Kebijakan Bea Impor Baja Trump Bisa Saja Mundur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular