
Perang Dagang dan Upaya RI Mengantisipasinya
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 March 2018 09:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia perlu meningkatkan daya saing guna mengantisipasi perkembangan dunia baru-baru ini khususnya di sektor perdagangan.
Ibaratnya, seperti yang dikatakan para pemimpin dunia, perang dagang sudah di depan mata menyusul rencana Amerika Serikat menerapkan bea masuk baja sebesar 25% dan aluminium 10%.
Negara-negara lain bisa saja membalas apa yang dilakukan AS, sehingga nantinya produsen-produsen besar mencari pasar ekspor lain yang belum tergarap.
Ini yang ditakuti Indonesia. Apabila Presiden Donald Trump benar-benar menetapkan bea masuk baja itu, maka dikhawatirkan produsen baja seperti China akan menyasar Indonesia sebagai pasar potensial. Dampaknya, baja-baja China akan menyerbu pasar dalam negeri RI.
Karena itu, sesuai yang juga dikatakan Presiden Joko Widodo, pemerintah harus terus memperkuat daya saing dalam negeri sebagai persiapan untuk mencegah dampak dari gejolak perdagangan dunia.
Adapun Indonesia hingga kini masih bersikap menunggu dan mengikuti perkembangan terkini di AS, sebelum menentukan strategi mengantisipasi hal ini.
"Jadi kami lihat dulu dinamika di AS. Kalau retorika saling membalas tarif, dalam sejarahnya itu pasti akan berdampak buruk bagi dunia," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (6/6/2018).
(ray/ray) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Ibaratnya, seperti yang dikatakan para pemimpin dunia, perang dagang sudah di depan mata menyusul rencana Amerika Serikat menerapkan bea masuk baja sebesar 25% dan aluminium 10%.
Negara-negara lain bisa saja membalas apa yang dilakukan AS, sehingga nantinya produsen-produsen besar mencari pasar ekspor lain yang belum tergarap.
Karena itu, sesuai yang juga dikatakan Presiden Joko Widodo, pemerintah harus terus memperkuat daya saing dalam negeri sebagai persiapan untuk mencegah dampak dari gejolak perdagangan dunia.
Adapun Indonesia hingga kini masih bersikap menunggu dan mengikuti perkembangan terkini di AS, sebelum menentukan strategi mengantisipasi hal ini.
"Jadi kami lihat dulu dinamika di AS. Kalau retorika saling membalas tarif, dalam sejarahnya itu pasti akan berdampak buruk bagi dunia," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (6/6/2018).
(ray/ray) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Most Popular