
Bankir: Kredit Tumbuh Lambat di Awal Tahun Itu Biasa
gita rossiana, CNBC Indonesia
17 February 2018 16:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah kalangan menilai, pertumbuhan kredit perbankan pada awal 2018 jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit pada akhir Desember 2017. Belum menggeliatnya perekonomian menjadi salah satu faktor yang memengaruhi melemahnya pertumbuhan kredit pada awal 2018.
Direktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, korporasi dan masyarakat masih banyak bersantai pada awal Januari 2018.
”Seperti biasa yang jual maupun yang beli kan masih banyak bersantai,” ujarnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia hari Sabtu (17/2/2018).
Namun demikian, rehatnya korporasi ini hanya sementara waktu. Iman mengungkapkan, pada bulan-bulan berikutnya, pertumbuhan kredit akan kembali menggeliat.
”Bulan Februari dan Maret insyaallah mulai menggeliat,” kata dia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto dalam Rapat Dewan Gubernur BI beberapa waktu lalu mengungkapkan, pertumbuhan kredit pada Januari 2018 hanya mencapai 7,4% secara tahun ke tahun (year on year/ yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit pada Desember 2017 yang mencapai 8,2% yoy.
”Kalau awal tahun memang ada sedikit penurunan, biasanya karena ada penyesuaian. Kalau Desember naik, itu karena banyak yang menyelesaikan pajak dan lainnya,” ujarnya.
Senada dengan Iman, Erwin mengatakan penurunan ini tidak akan berlangsung lama.
Pada kuartal II dan III-2018, dia menilai pertumbuhan kredit akan meningkat lagi. Lagipula, pada tahun ini pertumbuhan kredit diprediksi akan lebih baik dibanding 2017.
“Tahun ini kan kami targetkan sekitar 10-12%, survei masyarakat yang kami lakukan juga memperkirakan sekitar 11,5%. RBB [rencana bisnis bank] bahkan lebih optimis, yaitu sekitar 12,1%,” kata Erwin.
(prm) Next Article BI Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Terloyo Dalam 25 Bulan
Direktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, korporasi dan masyarakat masih banyak bersantai pada awal Januari 2018.
”Seperti biasa yang jual maupun yang beli kan masih banyak bersantai,” ujarnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia hari Sabtu (17/2/2018).
Namun demikian, rehatnya korporasi ini hanya sementara waktu. Iman mengungkapkan, pada bulan-bulan berikutnya, pertumbuhan kredit akan kembali menggeliat.
”Bulan Februari dan Maret insyaallah mulai menggeliat,” kata dia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto dalam Rapat Dewan Gubernur BI beberapa waktu lalu mengungkapkan, pertumbuhan kredit pada Januari 2018 hanya mencapai 7,4% secara tahun ke tahun (year on year/ yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit pada Desember 2017 yang mencapai 8,2% yoy.
”Kalau awal tahun memang ada sedikit penurunan, biasanya karena ada penyesuaian. Kalau Desember naik, itu karena banyak yang menyelesaikan pajak dan lainnya,” ujarnya.
Senada dengan Iman, Erwin mengatakan penurunan ini tidak akan berlangsung lama.
Pada kuartal II dan III-2018, dia menilai pertumbuhan kredit akan meningkat lagi. Lagipula, pada tahun ini pertumbuhan kredit diprediksi akan lebih baik dibanding 2017.
“Tahun ini kan kami targetkan sekitar 10-12%, survei masyarakat yang kami lakukan juga memperkirakan sekitar 11,5%. RBB [rencana bisnis bank] bahkan lebih optimis, yaitu sekitar 12,1%,” kata Erwin.
(prm) Next Article BI Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Terloyo Dalam 25 Bulan
Most Popular