
BI Proyeksi Pertumbuhan Kredit Bank 2020 hanya 6-8%
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
19 March 2020 14:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Bank Indonesia (BI) merevisi turun pertumbuhan kredit perbankan 2020 menjadi 6% sampai 8% seiring dengan revisi turun pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat dampak virus corona (COVID-19).
"Kredit 2020 diperkirakan tumbuh 6% sampai 8% menurun dibandingkan sebelumnya yang diproyeksi 9%-11% sejalan dengan revisi pertumbuhan ekonomi RI 2020," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ketika membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur Maret, Kamis (19/3/2020).
Menurut Perry pertumbuhan kredit menjadi perhatian pemerintah yang telah menurun sejak Januari 2020. pada bulan tersebut, kredit hanya tumbuh 6,1% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2019.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,54 persen di Desember 2019 menjadi 6,8 persern di Januari 2020.
"Stablitas sistem keuangan terjaga tercermin dari CAR (capital adequacy ratio) perbankan pada Januari 2020 tetap tinggi yakni 22,74 persen dan NPL (non performing loan) tetap rendah yakni 2,77% secara grosss atau 1,8% secara netto," ujarnya.
BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020, baik global maupun nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan di bawah 5%.
"Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5-5,4% menjadi 4,2-4,6%. Untuk 2021 diperkirakan meningkat menjadi 5,2-5,6%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Maret 2020, Kamis (19/3/2020).
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga diturunkan dari 3% menjadi 2,5%, dengan risiko yang cenderung ke bawah (downside risk). Namun pada 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan pulih menjadi 3,7%, lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,4%.
"Kita menyadari bahwa penyebaran yang sangat cepat dari COVID-19 memberikan ketidakpastian dan tekanan kepada pasar keuangan dan perekonomian dunia. COVID-19 telah menyebar ke 159 negara. Perkembangan ini menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi, memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang diangap aman," ujar Perry.
(dob/dob) Next Article BI Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Terloyo Dalam 25 Bulan
"Kredit 2020 diperkirakan tumbuh 6% sampai 8% menurun dibandingkan sebelumnya yang diproyeksi 9%-11% sejalan dengan revisi pertumbuhan ekonomi RI 2020," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ketika membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur Maret, Kamis (19/3/2020).
Menurut Perry pertumbuhan kredit menjadi perhatian pemerintah yang telah menurun sejak Januari 2020. pada bulan tersebut, kredit hanya tumbuh 6,1% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2019.
"Stablitas sistem keuangan terjaga tercermin dari CAR (capital adequacy ratio) perbankan pada Januari 2020 tetap tinggi yakni 22,74 persen dan NPL (non performing loan) tetap rendah yakni 2,77% secara grosss atau 1,8% secara netto," ujarnya.
BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020, baik global maupun nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan di bawah 5%.
"Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5-5,4% menjadi 4,2-4,6%. Untuk 2021 diperkirakan meningkat menjadi 5,2-5,6%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Maret 2020, Kamis (19/3/2020).
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga diturunkan dari 3% menjadi 2,5%, dengan risiko yang cenderung ke bawah (downside risk). Namun pada 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan pulih menjadi 3,7%, lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,4%.
"Kita menyadari bahwa penyebaran yang sangat cepat dari COVID-19 memberikan ketidakpastian dan tekanan kepada pasar keuangan dan perekonomian dunia. COVID-19 telah menyebar ke 159 negara. Perkembangan ini menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi, memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang diangap aman," ujar Perry.
(dob/dob) Next Article BI Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Terloyo Dalam 25 Bulan
Most Popular