Bukan Kategori Sistemik, Masalah Muamalat Tak Ganggu SSK
gita rossiana, CNBC Indonesia
15 February 2018 18:07
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai, kapasitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk tidak termasuk dalam bank sistemik. Akibatnya, permasalahan yang terdapat di tubuh bank syariah tertua tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menjelaskan, apabila dibandingkan dengan bank sekelas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kapasitas Bank Muamalat memang relatif kecil. Walaupun dari sisi sejarah, Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di negara dengan populasi muslim terbesar.
“Dari size tidak signifikan, apabila dibanding sistem keuangan,” kata dia dalam acara Konferensi Pers di Bank Indonesia, Kamis (15/2/2018).
Erwin juga melihat sejauh ini belum ada pembahasan mengenai Bank Muamalat di Forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kendatipun ada permasalahan di Bank Muamalat, Erwin juga menilai, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pasti akan langsung menanganinya.
“Ini wewenang OJK, memang ada masalah dari investor apabila kita lihat berita di media, tapi tinggal tunggu sajalah,” terang dia.
Pasca terjadinya kasus bail out Bank Century, menurut Erwin pihaknya bersama anggota KSSK sudah mengantisipasi permasalahan yang bisa menganggu stabilitas sistem keuangan. Hal ini dilakukan dengan bersumber pada Undang-Undang mengenai Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK).
Melalui beleid ini, peningkatan permodalan bank harus dilakukan terlebih dahulu oleh pemegang saham pengendali (bail-in).
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, permasalahan mengenai Bank Muamalat ini memang menjadi ranah dari OJK.
Kendati demikian, pihaknya akan terus memantau pergerakan penyelesaian permasalahan di Bank Muamalat.
”Kami akan terus pantau, tapi tidak bisa semua keluar dari kami,” ucap dia.
(dru) Next Article Ilham Babibie Masuk, Ini Daftar Pemegang Saham Baru Muamalat
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menjelaskan, apabila dibandingkan dengan bank sekelas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kapasitas Bank Muamalat memang relatif kecil. Walaupun dari sisi sejarah, Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di negara dengan populasi muslim terbesar.
“Dari size tidak signifikan, apabila dibanding sistem keuangan,” kata dia dalam acara Konferensi Pers di Bank Indonesia, Kamis (15/2/2018).
Erwin juga melihat sejauh ini belum ada pembahasan mengenai Bank Muamalat di Forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kendatipun ada permasalahan di Bank Muamalat, Erwin juga menilai, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pasti akan langsung menanganinya.
“Ini wewenang OJK, memang ada masalah dari investor apabila kita lihat berita di media, tapi tinggal tunggu sajalah,” terang dia.
Pasca terjadinya kasus bail out Bank Century, menurut Erwin pihaknya bersama anggota KSSK sudah mengantisipasi permasalahan yang bisa menganggu stabilitas sistem keuangan. Hal ini dilakukan dengan bersumber pada Undang-Undang mengenai Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK).
Melalui beleid ini, peningkatan permodalan bank harus dilakukan terlebih dahulu oleh pemegang saham pengendali (bail-in).
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, permasalahan mengenai Bank Muamalat ini memang menjadi ranah dari OJK.
Kendati demikian, pihaknya akan terus memantau pergerakan penyelesaian permasalahan di Bank Muamalat.
(dru) Next Article Ilham Babibie Masuk, Ini Daftar Pemegang Saham Baru Muamalat
Most Popular