Harga Bensin Indonesia Paling Murah se-Asia Tenggara

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
19 January 2018 12:55
Singapura tercatat memiliki harga bensin tertinggi di Asia Tenggara
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
  • Malaysia menjual dengan harga hampir serupa Indonesia, sementara Singapura paling tinggi yakni US$ 1,64 per liter
  • Negara Laos, Thailand, dan Kamboja pun menjual bensinya di atas US$ 1,0 per liter 


Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi salah satu negara dengan penjualan harga BBM terendah di dunia. Bahkan di Asia Tenggara, harga BBM jenis premium dan pertalite yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) merupakan yang terendah.

Dengan dasar harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar US$ 59,82, premium, pertalite, dan pertamax masing-masing dipatok pada harga US$ 0,47 atau sekitar Rp 6.500, US$ 0,54 atau sekitar Rp 7.500, dan US$ 0,61 atau sekita Rp 8.500 per liternya.

Mengutip situs Global Petrol Prices, negara tetangga Malaysia menjual BBM dengan harga paling mendekati Indonesia, yaitu US$ 0,57 per liter. Sedangkan, negara Asia Tenggara yang menjual harga BBM tertinggi adalah Singapura yaitu US$ 1,64 per liter.

Negara Asean yang menyusul Singapura adalah Laos dengan harga US$ 1,17 per liter, Thailand US$ 1,10, Kamboja US$ 1,01, lalu Filipina US$ 0,96.



Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik sempat membenarkan murahnya harga jual bensin di Indonesia dengan menyebut negara seperti Singpura, Jepang, dan Inggris menerapkan harga yang jauh lebih tinggi. Salah satu yang paling menekan keuangan perusahaan plat merah itu adalah program BBM ketentuan dan penugasan.

“Ini tentu berdampak ke keuangan Pertamina. Kalau tahun ini kami masih untung tapi mungkin nanti ada dampak ke depan,” ungkap Massa di Gedung DPR RI, Kamis (18/1/2018).

Perusahaan juga memperhitungkan asumsi sementara laba bersih untuk beberapa tahun ke depan. Bila pada tahun 2017 Pertamina membukukan laba bersih US$ 2,2 miliar, dengan kondisi asumsi ICP US$ 48 perusahaan memperkirakan bisa mendapat laba bersih sebesar US$ 2,4 miliar pada tahun ini.

Itu pun dihitung dengan adanya asumsi harga BBM ketentuan dan penugasan yang sama dan telah ditambah pembayaran utang pemerintah atas subisidi berlebih pada tahun 2016 sebesar Rp 9,6 triliun.

Kemungkinan lainnya adalah bila harga ICP berada pada angka US$ 55 namun dengan ICP US$ 55 dan US$ 60, laba bersih perusahaan akan terjun ke angka US$ 2 miliar dan US$ 1,7 miliar. 


(gus/gus) Next Article Tebak-tebak Harga Bensin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular