Pertamina Mulai Resah dengan Naiknya Harga Minyak Dunia

Gustidha Budiartie & Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
19 January 2018 06:15
Pertamina mengaku menjual rugi bensin premium dan solarnya di Desember 2017
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) mulai gelisah dengan terus naiknya harga minyak dunia. Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, perusahaan pelat merah itu mengaku sudah jual rugi untuk bensin solar dan premium sejak Desember lalu.

Paparan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menyebut di Desember 2017 mereka menjual bensin premium lebih murah Rp 900 per liter dari harga semestinya, sementara solar lebih murah Rp 1.150 per liter dari harga semestinya.


Perseroan memang belum berani mengajukan perubahan asumsi ICP (Indonesia crude price) apalagi menaikkan harga BBM, tapi menjelaskan dengan rinci bahwa dengan asumsi ICP tetap di angka US$48 per barel dan tak ada penyesuaian harga BBM, laba perusahaan bisa tergerus ratusan juta dolar.

“Penerapannya (BBM ketentuan dan penugasan) ke depan sangat mungkin berdampak pada profitabilitas perusahaan,” ungkap Massa, Kamis (18/1/2018).

Massa menargetkan laba perusahaan bisa mencapai US$2,4 miliar, tentunya dengan syarat keadaan baik-baik saja. Artinya harga minyak sesuai asumsi ICP APBN 2018. Sementara kenyataannya, harga minyak dunia sudah hampir menyentuh angka US$70 per barel.



CNBC Indonesia pernah menghitung bila harga minyak dunia naik ke level US$ 70/barel, mengutip perhitungan di situs BPH Migas, Premium seharusnya dijual di harga Rp 8.954/liter sementara solar Rp 9.088/liter dengan asumsi kurs Rp 13.362/USD.

Dengan situasi ini, maka Pertamina harus menalangi Rp 2.404/liter untuk Premium dan Rp 3.938/liter untuk solar. Biasanya kekurangan ini dibayar oleh pemerintah melalui skema carry over (dibayarkan di belakang). Namun jumlahnya harus menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Tagihan yang menumpuk ditambah terus naiknya harga minyak dunia, bisa jadi membuat laba Pertamina tak hanya tergerus seperti yang perseroan perkirakan, yakni turun hingga US$700 juta dolar.

Tetapi, seperti hasil yang disepakati di Komisi VII DPR RI, pemerintah sudah menitahkan tak boleh ada kenaikan harga bensin hingga Maret tahun ini. Artinya, Pertamina hanya bisa menanti kebijakan pemerintah dan terus memantau kenaikan harga minyak dunia.
(gus/gus) Next Article Target Investasi Migas 2018 Capai US$17,04 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular