
Target Investasi Migas 2018 Capai US$17,04 Miliar
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
10 January 2018 06:50

- Angka investasi ini naik dibanding tahun lalu yang hanya sebesar US$ 10,17 miliar
- Sebagian besar investasi didorong untuk proyek-proyek hulu skala besar seperti Tangguh Train 3, proyek laut dalam Gendalo Gehem, dan Blok Masela
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) di 2018 capai US$ 17,04 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi pada tahun 2017 yaitu US$ 10,175 miliar. Dari total itu, sebanyak US$ 14,4 miliar dialokasikan untuk hulu dan US$ 2,59 miliar untuk hilir.
Tahun lalu, kata Ego, capaian investasi migas di hulu hanya sebesar US$ 9,33 miliar, terbagi atas investasi kegiatan eksploitasi sebesar US$ 9,15 miliar dan untuk eksplorasi sebesar US$ 180 juta. Sementara untuk investasi hilir sebesar US$ 845,58 juta.
Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Amien Sunaryadi menyampaikan khusus di sektor hulu migas, pemerintah akan mengalokasikan dana investasi untuk pembangunan sejumlah proyek besar. “Ada beberapa proyek yang kami dorong pada tahun 2018, seperti proyek Jambaran Tiung Biru yang groundbreaking,” ungkap Amien.
Amien menambahkan, ada pula penambahan fasilitas untuk peningkatan produksi dari Lapangan Jangkrik. Pemerintah, kata Amien, menargetkan produksi dari Lapangan Jangkrik bisa mencapai 600 juta kaki kubik, lebih tinggi dibanding saat ini sebesar 450 juta kaki kubik.
Pembangunan lainnya adalah Tangguh Train 3, Pre FEED IDD untuk lapangan Gendalo dan Gehem, serta Pre FEED Blok Masela yang telah dimulai saat ini. “Kami juga menargetkan adanya investasi dari penambahan produksi di Lapangan Merakes dan Lapangan Donggi Toili,” kata Amien.
Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Fanshurullah Asa menyebut untuk hilir migas investasi utama adalah pada lelang tiga ruas pipa gas.
Pipa gas yang akan dilelang adalah pipa Natuna hingga Kalimantan Barat sepanjang 687 kilometer (km), Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah 1.800 km, dan Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan sepanjang 162 km.
“Investasi untuk Natuna-Kalbar sekitar US$ 555 juta, Kalbar-Kalteng US$ 516 juta, dan Kalteng-Kalsel sebesar US$ 97 juta. Itu semua totalnya mencapai US$ 1,16 miliar,” papar Fanshurullah.
(gus/gus) Next Article Garap Lapangan Meliwis, Santos Targetkan Produksi 2019
Most Popular