
Menteri ESDM Minta Pengusaha Genjot Infrastruktur Gas di RI
Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
29 January 2020 20:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bertemu dengan sejumlah pengusaha gas di kantornya siang ini.
Pengusaha gas yang bergabung dalam Indonesia Gas Society (IGS) ini bergerak dari sektor hulu, tengah, dan hilir. Dipimpin oleh Didik Sasongko Widi, membahas soal kerja sama antara swasta dan pemerintah untuk memajukan industri gas dalam negeri.
Pertemuan juga membahas soal potensi-potensi gas Indonesia, yang nantinya akan dibedah lebih dalam di gelaran Indopacific LNG Summit awal Maret 2020.
Menteri Arifin sendiri juga menekankan kepada para pengusaha ini untuk membangun infrastruktur gas nasional yg terdiri dari terminal LNG dan pipa gas.
Sebelumnya, Arifin Tasrif menegaskan Indonesia masih punya peluang besar mendongkrak lifting atau produksi siap jual minyak dan gas bumi (migas) dengan menggarap ladang baru serta mengembangkan Wilayah Kerja (WK) eksisting.
"Sekarang ini kita sedang mengupayakan supaya ada pengembangan sumber-sumber (migas) baru sehingga kita bisa menemukan migas. Kalau gasnya oke, kalau minyaknya butuh waktu," kata Arifin.
Pemerintah sendiri menetapkan lifting migas pada APBN 2020 sebesar 1.946 Million of Barrels of Oil Equivalent Per Day (MBOEPD) dengan rincian 755 mbopd dari minyak dan 1.191 dari mboepd dari migas. Optimisme terhadap capaian target lifting migas terlihat dari 12 proyek migas yang diproyeksikan berjalan tahun 2020 ini.
(gus/gus) Next Article Sindir Industri, ESDM: Negara Lain Pakai Gas RI Efisien
Pengusaha gas yang bergabung dalam Indonesia Gas Society (IGS) ini bergerak dari sektor hulu, tengah, dan hilir. Dipimpin oleh Didik Sasongko Widi, membahas soal kerja sama antara swasta dan pemerintah untuk memajukan industri gas dalam negeri.
Pertemuan juga membahas soal potensi-potensi gas Indonesia, yang nantinya akan dibedah lebih dalam di gelaran Indopacific LNG Summit awal Maret 2020.
![]() |
Sebelumnya, Arifin Tasrif menegaskan Indonesia masih punya peluang besar mendongkrak lifting atau produksi siap jual minyak dan gas bumi (migas) dengan menggarap ladang baru serta mengembangkan Wilayah Kerja (WK) eksisting.
"Sekarang ini kita sedang mengupayakan supaya ada pengembangan sumber-sumber (migas) baru sehingga kita bisa menemukan migas. Kalau gasnya oke, kalau minyaknya butuh waktu," kata Arifin.
Pemerintah sendiri menetapkan lifting migas pada APBN 2020 sebesar 1.946 Million of Barrels of Oil Equivalent Per Day (MBOEPD) dengan rincian 755 mbopd dari minyak dan 1.191 dari mboepd dari migas. Optimisme terhadap capaian target lifting migas terlihat dari 12 proyek migas yang diproyeksikan berjalan tahun 2020 ini.
(gus/gus) Next Article Sindir Industri, ESDM: Negara Lain Pakai Gas RI Efisien
Most Popular