BPH Migas Buka-bukaan Hambatan dalam BBM 1 Harga

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
29 January 2020 14:05
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mengungkapkan tantangan dalam merealisasikan BBM 1 harga di wilayah 3T.
Foto: SPBU Mini berbasis Kecamatan (Dok. BPH Migas)
Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mengungkapkan tantangan dalam merealisasikan BBM 1 harga di wilayah 3T (Terdepan, terluar, dan tertinggal). Apalagi target dari pemerintah untuk BBM 1 harga untuk tahun ini mencapai 83 kecamatan, sehingga bisa mencapai 500 titik bbm 1 harga pada 2024.

Komite BPH Migas M Ibnu Fajar mengatakan banyak kendala perizinan di tingkat pemerintah daerah, ataupun tata ruang wilayah yang tidak sesuai. Bahkan ada juga karena ini beberapa pengusaha yang mundur dari kesepakatan.



"Untuk itu kami minta seluruh Bupati dan kepala daerah untuk berkomitmen membangun penyalur BBM di wilayah masing-masing. Untuk itu BPH Migas dan kepala daerah menandatangani komitmen untuk mencapai 83 titik BBM satu harga," kata Ibnu, Rabu (29/01/2020).

Selain perizinan masalah yang paling sering dihadap adalah kendala distribusi karena kondisi geografis di wilayah 3T, yang menghambat akses menuju lokasi. Kedua, kendala ketersediaan BBM yang berkaitan dengan badan usaha penerima penugasan yakni Pertamina dan AKR Corporindo.

Ketiga, lokasi penyalur BBM satu harga, sehingga butuh bantuan dari pemerintah daerah untuk mempercepat perizinan.


Sebelumnya BPH Migas menargetkan 83 lokasi penyalur BBM 1 harga. Adapun 83 lokasi ini mencakup 13 kecamatan di Sumatera, 13 di Kalimantan, 17 di Bali, 5 di NTB, dan 16 di NTT, 22 di Sulawesi dan Maluku, dan 14 kecamatan di Papua.

"BPH Migas berkomitmen mengawal pembangunan penyalur BBM satu harga sebanyak 330 lokasi penyaluran pada 2020-2024. Dengan begitu hingga akhir 2024 akan ada 500 penyalur bbm 1 harga," kata Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob)

Tags
Recommendation
Most Popular