
Bentuk Holding Migas, Ini Pertimbangan Pemerintah
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
17 January 2018 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mantap untuk membentuk holding migas atau menyatukan perusahaan-perusahaan pelat merah migas dalam satu induk usaha. Apa sebenarnya pertimbangan pemerintah menggabungkan perusahaan-perusahaan tersebut?
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah memaparkan pembentukan holding sektoral, seperti holding migas, diperlukan untuk sinergi sektor tersebut dan akselarasi pertumbuhan BUMN. Selain karena sektor energi masuk prioritas juga untuk ketahanan energi.
Dalam paparannya di acara Outlook BUMN, Rabu (17/1/2018), Edwin juga memaparkan pembentukan holding migas untuk menghadapi tantangan daya saing seperti kebutuhan gas yang diproyeksikan 5 kali lipat di 2050. "Ketergantungan impor gas, harga gas yang relatif tinggi, dan ketidakseimbangan impor gas," kata Edwin.
Penggabungan dua perusahan migas yakni PGN dan Pertamina, menurut Edwin, berpotensi menambah nilai aset hingga Rp 349 triliun. Dilakukan dengan dua langkah yakni mengintegrasikan PGN dan Pertamina, lalu untuk jangka menengah dan panjang melakukan sinergi operasional dan komersial.
Langkah integrasi ini, kata Edwin, juga bercermin dari negara-negara lain yang sukses dengan pembentukan holdingnya yakni Petrobas Brazil, PTT Thailand, dan Petronas Malaysia.
(gus/gus) Next Article Holding BUMN Pangan Dikebut
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah memaparkan pembentukan holding sektoral, seperti holding migas, diperlukan untuk sinergi sektor tersebut dan akselarasi pertumbuhan BUMN. Selain karena sektor energi masuk prioritas juga untuk ketahanan energi.
Dalam paparannya di acara Outlook BUMN, Rabu (17/1/2018), Edwin juga memaparkan pembentukan holding migas untuk menghadapi tantangan daya saing seperti kebutuhan gas yang diproyeksikan 5 kali lipat di 2050. "Ketergantungan impor gas, harga gas yang relatif tinggi, dan ketidakseimbangan impor gas," kata Edwin.
Langkah integrasi ini, kata Edwin, juga bercermin dari negara-negara lain yang sukses dengan pembentukan holdingnya yakni Petrobas Brazil, PTT Thailand, dan Petronas Malaysia.
(gus/gus) Next Article Holding BUMN Pangan Dikebut
Most Popular