Ambisi Menteri Rini di Tahun Politik: Punya 16 Holding BUMN
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 January 2019 17:59
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan Kementerian BUMN terus mengupayakan pembentukan holding BUMN. Ia menargetkan total 16 holding sektoral dimiliki kementerian pada tahun ini.
Demikian disampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019). Turut hadir CEO Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.
Rini mengungkapkan, saat ini ada enam holding BUMN sektoral antara lain migas (Pertamina), kehutanan (Perhutanan), perkebunan (PTPN), dan pertambangan (Inalum).
Ia mengungkapkan, selama ini ada inefisiensi dalam operasional BUMN. Misalnya migas yang memiliki dua BUMN di sektor gas, yaitu PGN dan Pertagas (anak usaha Pertamina).
"Ini hal yang tidak efisien dan tidak hemat biaya, maka kita coba bikin anak usaha per sektor. Misal pertambangan ada holding pertambangan. Alih-alih menggunakan peralatan di masing-masing perusahaan, maka kita akan minta holding company alat berat bisa digunakan di BUMN berbeda. Ini untuk kurangi biaya produksi," ujar Rini.
Selain itu, Rini menyebut holding BUMN penting untuk menjamin manajemen menjadi lebih hati-hati disertai akuntabilitas. Ia pun selalu berpesan agar mengelola BUMN dengan gaya korporat, bukan birokrat.
"Maka holding akan memastikan bahwa semya BUMN akan dilaksanakan dikendalikan oleh profesional. Target 16 sektor selesai akhir tahun ini," kata Rini.
Ia memerinci untuk bulan ini, ada dua holding BUMN yang akan dituntaskan, yaitu infrastruktur dan pembangunan serta perumahan. Bulan depan, holding BUMN asuransi dan pelabuhan. Sedangkan perbankan ditargetkan tuntas pada April.
(miq/miq) Next Article Rini Bantah Minta Dana Holding BUMN Penerbangan
Demikian disampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019). Turut hadir CEO Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.
Rini mengungkapkan, saat ini ada enam holding BUMN sektoral antara lain migas (Pertamina), kehutanan (Perhutanan), perkebunan (PTPN), dan pertambangan (Inalum).
Ia mengungkapkan, selama ini ada inefisiensi dalam operasional BUMN. Misalnya migas yang memiliki dua BUMN di sektor gas, yaitu PGN dan Pertagas (anak usaha Pertamina).
"Ini hal yang tidak efisien dan tidak hemat biaya, maka kita coba bikin anak usaha per sektor. Misal pertambangan ada holding pertambangan. Alih-alih menggunakan peralatan di masing-masing perusahaan, maka kita akan minta holding company alat berat bisa digunakan di BUMN berbeda. Ini untuk kurangi biaya produksi," ujar Rini.
 Foto: Presiden RI Joko Widodo Resmikan Tol Trans Jawa di jembatan Kalikuto, Kabupaten Kendal Jawa Tengah (dok. BUMN) |
Selain itu, Rini menyebut holding BUMN penting untuk menjamin manajemen menjadi lebih hati-hati disertai akuntabilitas. Ia pun selalu berpesan agar mengelola BUMN dengan gaya korporat, bukan birokrat.
"Maka holding akan memastikan bahwa semya BUMN akan dilaksanakan dikendalikan oleh profesional. Target 16 sektor selesai akhir tahun ini," kata Rini.
Ia memerinci untuk bulan ini, ada dua holding BUMN yang akan dituntaskan, yaitu infrastruktur dan pembangunan serta perumahan. Bulan depan, holding BUMN asuransi dan pelabuhan. Sedangkan perbankan ditargetkan tuntas pada April.
Simak video Menteri BUMN Rini Soemarno yang menegaskan bahwa Pertamina is not for sale berikut ini.
(miq/miq) Next Article Rini Bantah Minta Dana Holding BUMN Penerbangan
Most Popular