
Tips Investasi Saham
Lebih Akurat Mana, Analisis Fundamental atau Teknikal?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 June 2019 16:46

Volume Transaksi
Volume transaksi merupakan transaksi perdagangan dalam suatu efek (saham, surat utang/obligasi, dan lainnya) dalam jangka waktu tertentu. Pada grafik, volume biasanya direpresentasikan sebagai batang vertikal (histogram) di bawah grafik harga.
Volume perdagangan yang tinggi diikuti dengan penurunan harga mengindikasikan pelemahan kuat (strong bearish), demikian juga sebaliknya: volume perdagangan yang tinggi diikuti kenaikan harga saham menunjukkan sinyal kenaikan yang cukup kuat (strong bullish).
Sementara kenaikan atau pelemahan harga yang drastis dengan volume yang sangat tipis mengindikasikan perdagangan semu, atau kurang mencerminkan aspek fundamental yang menarik perhatian pelaku pasar.
Mengenal Support & Resistance
Support
Level ini merupakan tingkat harga di mana permintaan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga kembali mengalami penurunan. Ketika harga suatu saham menuju titik support maka investor menganggap harga relatif murah, sehingga para buyer cenderung masuk ke pasar sehingga harga bergerak naik. Dengan kata lain buyer lebih dominan menguasai area support.
Resistance
Level ini adalah suatu tingkat harga di mana penjualan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga naik lebih jauh. Ketika harga saham bergerak ke arah resistance, pihak penjual cenderung melepas sahamnya sehingga harga menjadi turun. Dapat dikatakan bahwa seller lebih dominan menguasai area resistance.
Simpelnya, ketika saham menyentuh level resistance atau batasan penahan atas, biasanya saham akan kembali turun, dan bisa juga melesat lagi menuju level resistance terbaru.
Mengenal overbought atau oversold
Overbought: kondisi teknis yang terjadi ketika harga dianggap terlalu tinggi dan rentan terhadap penurunan. Kondisi ini dapat dianalisa dengan pola grafik atau dengan indikator seperti Stochastic Oscillator dan Relative Strength Index (RSI).
Perlu dicermati bahwa overbought (jenuh beli) tidak selalu sama dengan bearish, hanya menyimpulkan bahwa harga mengalami kenaikan terlalu jauh atau terlalu cepat akibat reaksi pembelian secara berturut–turut oleh pelaku pasar.
Oversold: kondisi teknis ketika harga dianggap terlalu rendah dan matang terhadap kenaikan.
Kondisi oversold (jenuh jual) dapat dianalisis dengan pola grafik atau dengan indikator seperti Stochastic Oscillator dan RSI. Perlu dicermati bahwa oversold tidak selalu sama dengan bullish, hanya menyimpulkan bahwa harga telah jatuh terlalu dalam atau pun terlalu cepat akibat penjualan masif oleh pelaku pasar.
Moving Average
Rerata pergerakan harga atau Moving average (MA) merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang sering digunakan dalam analisis teknikal. MA adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu.
Contohnya, MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama 5 hari perdagangan ditulis sebagai MA-5, sedangkan rerata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15, dst. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price).
Jadi, jika ditanya lebih akurat mana analisis fundamental atau analisis teknikal, jawabannya memang tergantung tujuan investasi dari calon investor. Ada kalanya investor jangka panjang lebih menggunakan analisis fundamental, ketimbang melihat chart, untuk memilih saham. Adapula investor jangka pendek yang condong ke memakai chart ketimbang melihat laporan keuangan.
Tapi ada juga investor atau trader yang mengkombinasikan analisis fundamental dan teknikal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik pada prospek investasi mereka. Jadi, tinggal bagaimana horizon investasi Anda ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)
Volume transaksi merupakan transaksi perdagangan dalam suatu efek (saham, surat utang/obligasi, dan lainnya) dalam jangka waktu tertentu. Pada grafik, volume biasanya direpresentasikan sebagai batang vertikal (histogram) di bawah grafik harga.
![]() |
Volume perdagangan yang tinggi diikuti dengan penurunan harga mengindikasikan pelemahan kuat (strong bearish), demikian juga sebaliknya: volume perdagangan yang tinggi diikuti kenaikan harga saham menunjukkan sinyal kenaikan yang cukup kuat (strong bullish).
Mengenal Support & Resistance
Support
Level ini merupakan tingkat harga di mana permintaan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga kembali mengalami penurunan. Ketika harga suatu saham menuju titik support maka investor menganggap harga relatif murah, sehingga para buyer cenderung masuk ke pasar sehingga harga bergerak naik. Dengan kata lain buyer lebih dominan menguasai area support.
![]() |
Level ini adalah suatu tingkat harga di mana penjualan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga naik lebih jauh. Ketika harga saham bergerak ke arah resistance, pihak penjual cenderung melepas sahamnya sehingga harga menjadi turun. Dapat dikatakan bahwa seller lebih dominan menguasai area resistance.
Simpelnya, ketika saham menyentuh level resistance atau batasan penahan atas, biasanya saham akan kembali turun, dan bisa juga melesat lagi menuju level resistance terbaru.
![]() |
Mengenal overbought atau oversold
Overbought: kondisi teknis yang terjadi ketika harga dianggap terlalu tinggi dan rentan terhadap penurunan. Kondisi ini dapat dianalisa dengan pola grafik atau dengan indikator seperti Stochastic Oscillator dan Relative Strength Index (RSI).
Perlu dicermati bahwa overbought (jenuh beli) tidak selalu sama dengan bearish, hanya menyimpulkan bahwa harga mengalami kenaikan terlalu jauh atau terlalu cepat akibat reaksi pembelian secara berturut–turut oleh pelaku pasar.
![]() |
Oversold: kondisi teknis ketika harga dianggap terlalu rendah dan matang terhadap kenaikan.
Kondisi oversold (jenuh jual) dapat dianalisis dengan pola grafik atau dengan indikator seperti Stochastic Oscillator dan RSI. Perlu dicermati bahwa oversold tidak selalu sama dengan bullish, hanya menyimpulkan bahwa harga telah jatuh terlalu dalam atau pun terlalu cepat akibat penjualan masif oleh pelaku pasar.
Moving Average
Rerata pergerakan harga atau Moving average (MA) merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang sering digunakan dalam analisis teknikal. MA adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu.
![]() |
Contohnya, MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama 5 hari perdagangan ditulis sebagai MA-5, sedangkan rerata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15, dst. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price).
Jadi, jika ditanya lebih akurat mana analisis fundamental atau analisis teknikal, jawabannya memang tergantung tujuan investasi dari calon investor. Ada kalanya investor jangka panjang lebih menggunakan analisis fundamental, ketimbang melihat chart, untuk memilih saham. Adapula investor jangka pendek yang condong ke memakai chart ketimbang melihat laporan keuangan.
Tapi ada juga investor atau trader yang mengkombinasikan analisis fundamental dan teknikal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik pada prospek investasi mereka. Jadi, tinggal bagaimana horizon investasi Anda ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular