
Tips Investasi Saham
Hai Trader, Simak Tips Masuk Saham Gorengan, Biar Ga Tekor!
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 October 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah pernah makan gorengan kan? Apalagi digado dengan cabai rawit, rasanya renyah, krispi, dan kadang membuat lidah ingin mengunyah. Di samping rasanya yang renyah tadi, jangan lupa juga, kadang ada gorengan yang digoreng dengan minyak yang sudah berkali-kali dipakai.
Nah, di pasar modal, istilah saham gorengan juga ada gaes. Pelaku pasar umumnya menyebut saham yang bergerak liar tersebut dengan nama "saham gorengan" karena harganya yang meletup-letup seperti makanan yang digoreng. Tampaknya renyah tapi tinggi akan kolesterol yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.
Saham gorengan ini biasanya deretan saham yang harganya naik tinggi tanpa disertai fundamental, volume, atau aksi korporasi yang signifikan. Tiba-tiba naik saja, padahal volume kecil, atau kinerja perusahaan masih membukukan laba alias merugi.
Saham gorengan juga terlihat menggiurkan karena harganya naik sangat tinggi. Namun di balik itu semua, investor perlu waspada karena ada pihak-pihak yang menggerakkan harga saham tersebut, di-pom-pom, alias ada bandarnya.
Otoritas bursa, Bursa Efek Indonesia (BEI), bahkan memasukkan saham yang meletup-letup tersebut dalam deretan saham dengan kategori Unusual Market Activity (UMA), karena saham gorengan bergerak tanpa dasar dan sering menyentuh batas atas transaksi bursa (auto reject).
Oleh karena naik turun harganya bak roller coaster, saham gorengan biasanya ditransaksikan oleh trader dan bukan investor. Bagi trader pemula, tidak disarankan masuk membeli saham gorengan karena potensi kerugian sangat besar jika modal tak kuat.
Langsung saja, berikut tips-tips membeli saham yang masuk kategori 'gorengan' agar meminimalisir kerugian.
Hanya saja Tim Riset CNBC Indonesia dalam hal ini tidak merekomendasikan investor pemula untuk masuk ke saham tipe ini, keputusan investasi tentu ada di tangan Anda sendiri :
1. Pelajari pergerakan sahamnya secara teknikal
Dalam melakukan trading saham gorengan, analisa secara teknikal lebih berguna jika dibandingkan dengan analisa fundamental. Dengan mempelajari analisa teknikal, bisa ditarik kesimpulan ke mana harga saham selanjutnya akan bergerak.
Sebaiknya jangan bertransaksi atau membeli saham saat sedang dalam tren penurunan, apalagi pelemahannya sangat dalam karena bisa jadi sang bandar sedang melepas kepemilikannya sampai ke harga tertentu dan sahamnya biasanya tidak bergerak naik dalam jangka tertentu.
Selanjutnya tentukan level support (batas penahan bawah) dan resistance (batas penahan atas), karena harga bergerak dalam rentang harga tersebut. Untuk mempelajari analisis teknikal lebih lanjut, CNBC pernah mengulasnya dalam artikel berjudul "Lebih Akurat Mana, Analisis Fundamental atau Teknikal?".
2. Pasang Target Harga
Setelah mengetahui ke mana harga saham bergerak, sebaiknya pasang target harga (target price). Target beli terbaik berada di dekat level support, sedangkan target harga jual terbaik berada pada level resistance.
Jangan melakukan sebaliknya, hindari membeli harga di level resistance karena berpotensi harga akan turun menguji level support harga sahamnya.
3. Waspadai Penurunan volume Secara Drastis
Volume transaksi merupakan segala-galanya dalam bertransaksi saham. Ketika harga saham menguat disertai dengan volume yang meningkat, bisa dikatakan saham tersebut sedang diminati maupun didorong oleh sang bandar sehingga potensi kenaikannya masih ada.
Lain ceritanya ketika harganya turun disertai dengan jumlah volume yang menurun drastis, bisa jadi saham tersebut sudah tidak diminati pasar atau mulai dilepas oleh sang bandar.
4. Berani cut loss
Ketika sudah terjebak di saham gorengan dan tanda-tanda saham akan mengarah turun, jangan ragu untuk langsung menjualnya demi menghindari kerugian (cut loss) yang lebih besar. Jangan merasa menyesal dan anggaplah itu merupakan keputusan terbaik. Sebab itu, perencanaan trading sangat penting, berapa level kerugian yang bisa Anda tanggung, alias ikhlas, dan berapa level yang sebaiknya Anda menyerah.
5. Jangan Memaksakan Trading
Sebaiknya jangan memaksakan mengambil posisi ketika menganalisa sebuah saham sedang tidak maksimal, baik pada saat rugi maupun sedang untung. Beristirahatlah dan lakukan aktivitas lainnya supaya kondisi kembali normal dan jangan biarkan emosi menguasai pikiran.
Asahlah kembali kemampuan trading Anda, kenali sampai sejauh mana kemampuan dan jangan berhenti untuk terus belajar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Lebih Akurat Mana, Analisis Fundamental atau Teknikal?
Nah, di pasar modal, istilah saham gorengan juga ada gaes. Pelaku pasar umumnya menyebut saham yang bergerak liar tersebut dengan nama "saham gorengan" karena harganya yang meletup-letup seperti makanan yang digoreng. Tampaknya renyah tapi tinggi akan kolesterol yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.
Saham gorengan ini biasanya deretan saham yang harganya naik tinggi tanpa disertai fundamental, volume, atau aksi korporasi yang signifikan. Tiba-tiba naik saja, padahal volume kecil, atau kinerja perusahaan masih membukukan laba alias merugi.
Saham gorengan juga terlihat menggiurkan karena harganya naik sangat tinggi. Namun di balik itu semua, investor perlu waspada karena ada pihak-pihak yang menggerakkan harga saham tersebut, di-pom-pom, alias ada bandarnya.
Otoritas bursa, Bursa Efek Indonesia (BEI), bahkan memasukkan saham yang meletup-letup tersebut dalam deretan saham dengan kategori Unusual Market Activity (UMA), karena saham gorengan bergerak tanpa dasar dan sering menyentuh batas atas transaksi bursa (auto reject).
Oleh karena naik turun harganya bak roller coaster, saham gorengan biasanya ditransaksikan oleh trader dan bukan investor. Bagi trader pemula, tidak disarankan masuk membeli saham gorengan karena potensi kerugian sangat besar jika modal tak kuat.
Langsung saja, berikut tips-tips membeli saham yang masuk kategori 'gorengan' agar meminimalisir kerugian.
Hanya saja Tim Riset CNBC Indonesia dalam hal ini tidak merekomendasikan investor pemula untuk masuk ke saham tipe ini, keputusan investasi tentu ada di tangan Anda sendiri :
1. Pelajari pergerakan sahamnya secara teknikal
Dalam melakukan trading saham gorengan, analisa secara teknikal lebih berguna jika dibandingkan dengan analisa fundamental. Dengan mempelajari analisa teknikal, bisa ditarik kesimpulan ke mana harga saham selanjutnya akan bergerak.
Sebaiknya jangan bertransaksi atau membeli saham saat sedang dalam tren penurunan, apalagi pelemahannya sangat dalam karena bisa jadi sang bandar sedang melepas kepemilikannya sampai ke harga tertentu dan sahamnya biasanya tidak bergerak naik dalam jangka tertentu.
Selanjutnya tentukan level support (batas penahan bawah) dan resistance (batas penahan atas), karena harga bergerak dalam rentang harga tersebut. Untuk mempelajari analisis teknikal lebih lanjut, CNBC pernah mengulasnya dalam artikel berjudul "Lebih Akurat Mana, Analisis Fundamental atau Teknikal?".
2. Pasang Target Harga
Setelah mengetahui ke mana harga saham bergerak, sebaiknya pasang target harga (target price). Target beli terbaik berada di dekat level support, sedangkan target harga jual terbaik berada pada level resistance.
Jangan melakukan sebaliknya, hindari membeli harga di level resistance karena berpotensi harga akan turun menguji level support harga sahamnya.
3. Waspadai Penurunan volume Secara Drastis
Volume transaksi merupakan segala-galanya dalam bertransaksi saham. Ketika harga saham menguat disertai dengan volume yang meningkat, bisa dikatakan saham tersebut sedang diminati maupun didorong oleh sang bandar sehingga potensi kenaikannya masih ada.
Lain ceritanya ketika harganya turun disertai dengan jumlah volume yang menurun drastis, bisa jadi saham tersebut sudah tidak diminati pasar atau mulai dilepas oleh sang bandar.
4. Berani cut loss
Ketika sudah terjebak di saham gorengan dan tanda-tanda saham akan mengarah turun, jangan ragu untuk langsung menjualnya demi menghindari kerugian (cut loss) yang lebih besar. Jangan merasa menyesal dan anggaplah itu merupakan keputusan terbaik. Sebab itu, perencanaan trading sangat penting, berapa level kerugian yang bisa Anda tanggung, alias ikhlas, dan berapa level yang sebaiknya Anda menyerah.
5. Jangan Memaksakan Trading
Sebaiknya jangan memaksakan mengambil posisi ketika menganalisa sebuah saham sedang tidak maksimal, baik pada saat rugi maupun sedang untung. Beristirahatlah dan lakukan aktivitas lainnya supaya kondisi kembali normal dan jangan biarkan emosi menguasai pikiran.
Asahlah kembali kemampuan trading Anda, kenali sampai sejauh mana kemampuan dan jangan berhenti untuk terus belajar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Lebih Akurat Mana, Analisis Fundamental atau Teknikal?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular