Perhatian Investor! Dana Asing Bakal Masuk ke Instrumen Ini

Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 October 2019 15:04
Hingga pada 2030 mendatang investor institusi akan menjadi bagian dari pendekatan bagi investor institusi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan yang dirilis oleh Allianz Global Investors (AllianzGI) menyebutkan bahwa pendekatan investasi bertema green investing akan terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun ke depan. Hingga pada 2030 mendatang investor institusi akan menjadi bagian dari pendekatan bagi investor institusi.

Berdasarkan laporan bertajuk Active is: Securing a brighter future ini, AllianzGI menyebutkan berdasarkan survey yang dilakukan atas 490 institusi, 71% institusi dengan dana investasi mencapai US$ 15 triliun menyebutkan bahwa investasi hijau ini akan mengalami pertumbuhan dramatis dalam tiga tahun ke depan.

Responden tersebut menyebutkan akan menginvestasikan asetnya dalam portofolio hijau dan memiliki investment impact dalam 10 tahun ke depan. Sementara itu hingga saat ini hanya ada 1% investasi hijau di seluruh dunia.

Investasi hijau biasanya juga dikenal dengan pendekatan environmental, social and governance (ESG), diartikan sebagai investasi keuangan yang dapat membantu mengurangi polusi dan memiliki dampak positif pada masyarakat.

Perusahaan asal Jerman ini sendiri telah menginvestasikan 28,8% atau setara dengan 145 miliar euro dari total 505 miliar euro dana kelolaannya (asset under management/AUM) hingga akhir 2018 lalu.

Potensi ini yang kemudian ditangkap oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menambah jumlah indeks acuannya dengan tema ESG. Bahkan, bursa menyebutkan akan bekerja sama dengan index provider global untuk menerbitkan indeks tersebut.

Direktur Pengambangan BEI Hasan Fawzi mengatakan rencananya akan diterbitkan tiga indeks dengan tema ESG ini di tahun depan. Hingga saat ini baru ada satu indeks dengan ruang lingkup serupa ini di BEI, yakni indeks Sri Kehati yang merupakan hasil kerja sama BEI dengan yayasan Kehati.

"Tahun depan kita sudah menangkap adanya animo di area sustainable atau green investing. Makanya kita sedang akan menyelesaikan kajian untuk menerbitkan indeks yang sifatnya green atau sustainable investing, ESG index," kata Hasan di Lombok, Nusa Tenggara Barat akhir pekan lalu.

Dia menyebutkan, indeks ini dibuat untuk menggaet masuknya investor asing untuk membanjiri pasar dalam negeri sebab kesadaran mengenai keberlanjutan dan ramah lingkungan lebih banyak dilakukan oleh investor global.

Rencananya, tiga indeks akan dirilis dengan tema ini. Paling prioritas adalah menerbitkan headline index sebagai top likuid ESG index yang saat ini masih belum tersedia di BEI.

Indeks ini berbeda dengan indeks Sri Kehati yang sudah ada karena indeks ini menekankan pada saham perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, keuangan, dan tata kelola atau Sustainable and Responsible Investment (SRI).

"Berikutnya yang kurang lebih punya variasi konsumen lebih banyak seperti LQ45-nya, atau IDX30-nya atau maksimum 100 konstituen. Tapi harus ada filtering dulu, harus lulus dari sisi sustainable," lanjutnya.

Indeks terakhir yang ditargetkan akan diterbitkan adalah indeks dengan saham ESG namun berfokus pada saham-saham syariah.
(hps/hps) Next Article Wow! RI Jadi Pilihan, Awal 2020 Dana Asing Masuk Rp 10 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular