Dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan Indonesia yang turun drastis juga sempat membebani IHSG kemarin.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali tercatat surplus sebesar US$ 440 juta. Surplus ini terendah sejak April 2020.
Surplus jauh lebih kecil dibandingkan pada April 2023 yang menembus US$ 3,94 miliar. Ambruknya surplus disebabkan oleh lonjakan impor pasca libur panjang Lebaran.
Nilai impor melonjak 38,65% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) dan naik 14,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
IHSG tak menghijau sendiri karea mayoritas bursa Asia juga melaju kencang.
Indeks Hang Seng HSI menguat 2,17%, indeks Straits Times Singapura naik 0,77%, indeks Shanghai Composite menanjak 0,74%, dan indeks ASX 200 Australia menguat 0,19%.
Namun, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,05% dan indeks KOSPI Korea melandai 0,4%.
Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah. Rupiah mengakhiri perdagangan di posisi Rp 14.940/US$1 atau melemah 0,3%.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif rupiah yang juga ambles 0,27% pada perdagangan Rabu.
Surat Berharga Negara (SBN) juga mulai diobral. Yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun naik ke posisi 6,279% kemarin.
Yield yang naik menandai harga SBN yang semakin murah karena investor menjual SBN, terutama investor asing.
Pelemahan rupiah dan meningkatnya yield tak bisa dilepaskan dari keputusan The Fed.
Dengan masih adanya potensi kenaikan suku bunga AS maka peluang dolar AS serta imbal hasil surat utang pemerintah AS sangat terbuka.
Akibatnya, investor asing pun memilih kembali ke Amerika Serikat untuk membeli dolar.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street akhirnya kembali kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau.
Indeks Dow Jones terbang 1,26% atau 428,73 poin ke 34.408,06 dan indeks Nasdaq melesat 1,15% atau 156,24 poin posisi 13.782,82.
Indeks S&P 500 melonjak 1,22% atau 53,25 poin ke posisi 4.425,84. Artinya, indeks S&P sudah menguat selama enam hari beruntun, rekor terlamanya sejak November 2021. Posisi penutupan Nasdaq dan S&P juga menjadi yang tertinggi sejak April 2022.
Saham-saham teknologi menjadi salah satu penopang utama pergerakan Wall Street. Saham Micrsoft melonjak 3,2% dan Oracle melonjak 3,2% se dan saham Alibaba menanjak 3,5%.
Kembali kompaknya Wall Street menjadi kabar baik setelah pada perdagangan hari sebelumnya, Rabu (14/6/2023(, bursa AS tersebut ditutup beragam. Indeks Dow Jones anjlok 0,68% sementara indeks Nasdaq menguat 39% dan indeks S&P 500 naik 0,08%.
Ketiga bursa tersebut bisa mengakhiri perdagangan kompak menguat pada Kamis pekan lalu dan Selasa pekan ini.
Pada awal perdagangan kemarin, Dow Jones langsung menguat sementara Nasdaq dan S&P melemah.
Namun, Nasdaq dn S&P berbalik arah ke zona hijau setelah investor semakin percaya diri jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.
Optimisme tersebut muncul setelah ada harapan jika inflasi AS melandai setelah data tenaga kerja keluar.
Data tenaga kerja AS yang dirilis kemarin memburuk. Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000. Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi signal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi turun tajam.
Pada Selasa (13/6/2023), AS juga mengumumkan jika inflasi mereka melandai ke 4% (yoy) pada Mei, dari 4,9% (yoy) pada April tahun ini.
Kendati demikian, data penjualan ritel Mei 2023 masih kencang. Penjualan ritel naik (mtm) 0,3% pada Mei, lebih rendah dibandingkan 0,4% (mtm) pada April. Namun, pertumbuhan penjualan ritel lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni koreksi 0,1%.
Pertumbuhan penjualan ritel ditopang oleh penjualan peralatan taman serta spare parts kendaraan.
"Ada tanda-tanda inflasi melambat tetapi ekonomi juga masih cukup kuat. Investor juga melihat jika The Fed tidak mungkin sehawkish pernyataan mereka," tutur Ross Mayfield, analis Baird, dikutip dari CNBC International.
Pelaku pasar kini bertaruh 67% ika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Juli dan memangkasnya paling terlambat Desember tahun ini.
Seperti diketahui, The Fed pada akhirnya memilih untuk menahan suku bunga acuan pada rapat yang berakhir Kamis dini hari waktu Indonesia.
Ditahannya suku bunga acuan The Fed ini sudah sesuai ekspektasi pasar.
Namun, harapan pasar untuk melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat harus dikubur dalam-dalam.
The Fed juga mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi ke depan. Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.
Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.
Keputusan The Fed kemarin sempat membuat investor panik sehingga banyak yang menjual portofolio mereka. Kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan dikhawatirkan bisa membawa ekonomi AS ke jurang resesi.
"Banyak orang yang tidak mengkhawatirkan resesi dan memilih kembali ke pasar saham. Ini yang membuat saham menguat," tutur David Russell, vice president Market Intelligence dari TradeStation, dikutip dari Reuters.
Pasar keuangan hari ini relatif sepi sentimen, baik dari dalam ataupun luar negeri. Bursa Wall Street yang kembali kompak menghijau menjadi sentimen positif untuk IHSG dan rupiah.
Berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar atas kebijakan hawkish The Fed diharapkan juga menular ke pelaku pasar dalam negeri.
Aliran dana dari asing diharapkan juga mengalir deras ke pasar keuangan Tanah Air sehingga rupiah dan IHSG menguat sementara imbal hasil SBN turun.
Sebagai catatan, IHSG terus mencatatkan net sell sepanjang pekan ini karena tingginya volatilitas di pasar global.
Kondisi ekonomi dalam negeri sudah sangat mendukung bagi masuknya investor asing. Inflasi yang terus melandai dan pertumbuhan ekonomi yang masih kencang pada kuartal I-2023 bisa menjadi daya tarik.
Namun, berbagai ketidakpastian global masih menahan investor asing masuk kembali ke pasar keuangan Tanah Air, terutama ke pasar saham dan rupiah.
Investor asing sempat masuk deras ke pasar SBN seerti tercermin dari tingginya penawaran asing yang masuk ke lelang. Namun, keputusan The Fed membuat asing kembali ke luar dari pasar SBN.
Sebagai catatan, penawaran dari investor asing pada lelang SUN Selasa (13/6/2023) tercatat Rp 19,16 triliun. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2021 atau hampir dua tahun.
Dengan meredanya kekhawatiran investor di pasar keuangan global maka asing diharapkan kembali masuk ke pasar Emerging Market, termasuk Indonesia.
Masih impresifnya kinerja saham berbasis teknologi Amerika juga diharapkan bisa menular ke dalam negeri. Terlebih, sektor teknologi Indonesia mendapatkan sentimen positif lain dari
CEO TikTok Shou Zi Chew. TikTok berkomitmen untuk investasi US$10 miliar atau Rp149 triliun (asumsi kurs Rp14.940 per dolar AS) di Indonesia dalam dua sampai lima tahun ke depan.
Investor perlu mencermati dampak dari kebijakan The Fed yang menahan suku bunga pada pertemuan pekan ini.
Namun, The Fed juga masih mengisyaratkan kenaikan ke depan.
Gubernur The Fed Christoper J Waller dijadwalkan akan berpidato pada seminar ekonomi yang digelar oleh Norges Bank dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Jumat siang waktu Indonesia.
Pernyataan Waller diharapkan bisa memberi sinyal lebih jelas mengenai kebijakan The Fed.
AS juga akan merilis data sentimen konsumen bulan Juni yang bisa menjadi tolak ukur laju konsumsi masyarakat AS serta dampaknya ke inflasi.
Sebelum data-data penting dari AS, bank sentral Jepang (BoJ) terlebih dahulu akan mengumumkan kebijakan moneternya pada Jumat pagi pukul 10:00 WIB. Keputusan BoJ di bawah gibernur baru Kazuo Ueda akan menjadi perhatian.
Publik menunggu apakah Ueda akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga ultra rendah dan longgarnya di tengah laju inflasi yang meningkat.
Jepang adalah pasar ekspor ketiga terbesar bagi Indonesia setelah China dan AS sekaligus juga salah satu investor asing terbesar di Indonesia.
Namun, banyaknya negara yang memasuki resesi bisa menjadi sentimen negatif.
Selandia Baru resmi memasuki resesi setelah ekonomi mereka terkontraksi 0,1% (quartal to quartal/qtq) pada kuartal I-2023. Pelemahan ini melanjutkan koreksi 0,7% pada kuartal sebelumnya.
Selandia Baru menyusul sejumlah negara yang mencatatkan resesi seperti Uni Eropa.
Sebuah penelitian yang dilakukan kantor statistik Uni Eropa (UE), Eurostat pada 2022 lalu menunjukkan sekitar 22% populasi UE berisiko mengalami kemiskinan sepanjang tahun. Hal ini terjadi saat Benua Biru mengalami inflasi tinggi pascaperang Rusia-Ukraina.
Uni Eropa hari ini akan mengumumkan perhitungan final untuk inflasi Mei di mana pada perhitungan awal tercatat 6,1%.
Tidak ada data ekonomi yang akan rilis pada hari ini baik dari BPS ataupun BI.
Sentimen dari dalam negeri bisa datang dari penjualan mobil serta perkembangan terbaru kasus korupsi minyak goreng.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengumumkan total penjualan mobil pada Mei mencapai 82.096 unit, naik sekitar 39% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sepanjang Januari-Mei, penjualan mobil menembus 423.404 unit, naik 6,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan penjualan mobil ini akan menjadi sentimen bagi emiten otomotif, perusahaan multifinance, hingga produsen ban seperti PT Astra International (ASII), Astra Otoparts Tbk (AUTO)), PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Multistrada Ara Sarana Tbk (MASA), PT Goodyear Indonesia Tbk (GDTR).
Kenaikan penjualan mobil juga menjadi sinyal jika ekonomi Indonesia masih tumbuh kencang.
Kembali naiknya harga batu bara juga diharapkan bisa menyuntik kinerja saham emiten batu bara pada hari ini. Penguatan sekaligus mengakhiri tren negatif pada empat hari perdagangan sebelumnya.
Merujuk Refinitiv, harga batu bara kontrak Juli naik sekitar 2,6% menjadi US$ 139,7 per ton kemarin.
Sentimen positif lain akan datang dari kinerja perusahaan serta pembagian dividen sejumlah perusahaan. Beberapa perusahaan akan mencatat yanggal cum dividend tunai hari ini seperti PT Delta Dunia Makmur Tbk(DOID) dan PT Phapros Tbk (PEHA).
Namun, perkembangan terbaru kasus korupsi minyak goreng bisa menekan saham emiten sawit.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan tiga perusahaan minyak sawit sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana korupsi minyak goreng (migor). Kerugian yang ditanggung negara Rp 6,47 triliun.
Perusahaan tersebut adalah Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.
William Surya Wijaya, CEO at PT YUGEN Bertumbuh Sekuritas, memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 6636 - 6789.
"Akhir pekan pola gerak IHSG terlihat masih cenderung bergerak sideways. Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas," tutur William dalam analisanya.
Agenda ekonomi:
* Bank sentral Jepang (BoJ) mengumumkan kebijakan suku bunga (10:P00 WIB)
* Gubernur The Fed Christoper J Waller dijadwalkan akan berpidato pada seminar ekonomi yang digelar olehNorges Bank dan IMF (14:30 WIB).
* Uni Eropa akan merilis data inflasi Mei (16:00 WIB)
* AS akan merilis data Michigan Consumer Sentiment (21:00 WIB)
Agenda korporasi:
* RUPS Rencana PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP)
* RUPS Rencana PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)
* RUPS Rencana Bakrie & Brothers Tbk (BNPR)
* RUPS Rencana Cardig Aero Services Tbk (CASS)
* RUPS Rencana PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP)
* RUPS Rencana PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE)
* RUPS Rencana PT MNC Energy Investments Tbk (IATA)
* RUPS Rencana PT Kencana Energi Lestari (KEEN)
* RUPS Rencana PT DMS Propertindo Tbk(KOTA)
* RUPS Rencana PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN)|
* RUPS Rencana PT Metro Realty Tbk (MTSM)
* RUPS Rencana PT Pikko Land Development Tbk (RODA)
* RUPS Rencana PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE)
* RUPS Rencana PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI)
* RUPS Rencana PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Delta Djakarta Tbk (DLTA)
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Armada Berjaya Trans
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Nusatama Berkah Tbk
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Nusatama Berkah Tbk
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
* Tanggal cum Dividen Tunai Delta Dunia Makmur Tbk(DOID)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Phapros Tbk (PEHA)
* Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC)
* Tanggal cum Dividen Tunai Jaya Real Property Tbk (JRPT)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Personel Alih Daya Tbk
Berikut indikator ekonomi Indonesia:
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.