Newsdata

FYI! Ini Daftar Negara yang Sudah Sah Masuk ke Jurang Resesi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
15 June 2023 11:10
Perdana Menteri baru Selandia Baru Chris Hipkins berbicara pada konferensi pers pertamanya di Parlemen di Wellington pada 22 Januari 2023. (MARTY MELVILLE/AFP via Getty Images)
Foto: Perdana Menteri baru Selandia Baru Chris Hipkins berbicara pada konferensi pers pertamanya di Parlemen di Wellington pada 22 Januari 2023. (AFP via Getty Images/MARTY MELVILLE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi dunia kian tak pasti dan terus dihadapkan pada tantangan ancaman resesi di tahun ini. Hal ini terlihat ketika bank-bank sentral terus mengerek suku bunga acuannya. Kendati mulai mengendur, namun nyatanya ada negara yang terdampak parah dari 'gonjang-ganjing' ekonomi ini.

Akibat kebijakan moneter yang agresif itu, laju pertumbuhan ekonomi akan terhambat sehingga ancaman resesi semakin sulit dihindari.

Memasuki paruh ke dua 2023, tiga lembaga internasional memperbarui ramalan kondisi perekonomian dunia. Mayoritas menaikkan sedikit proyeksi pertumbuhan ekonomi, di tengah kuatnya tekanan ketidakpastian akibat tren kenaikan suku bunga acuan.

Proyeksi pertumbuhan Bank Dunia untuk 2023 sebetulnya mengalami revisi ke atas sebesar 0,4% dibanding proyeksi pada Januari 2023 yang sebesar 1,7%.Dengan ini, perekonomian dunia masih berada dalam posisi genting.

Lantas negara mana saja yang sudah memasuki resesi teknis? Sebelum itu, perlu diketahui bahwa resesi teknis adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Terbaru, Selandia Baru resmi mengalami resesi teknis, Kamis (15/6/2023). Produk domestik bruto (PDB) negeri itu turun 0,1% pada kuartal pertama (Q1) 2023 setelah bank sentralnya memulai salah satu siklus kenaikan suku bunga paling agresif di dunia.

Resesi bisa diartikan penurunan ekonomi selama dua kuartal atau lebih, berturut-turut, dalam satu tahun. Di kuartal terakhir 2022 (Q4), Selandia Baru melaporkan penurunan 0,7%.

"Ekonomi Selandia Baru berada di tengah-tengah pelambatan kebijakan yang diperlukan setelah pemulihan pasca-pandemi yang kuat," kata Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pernyataan Rabu Jelang rilis PDB mengutip CNBC International.

IMF juga memperingatkan terhadap bank sentral yang beralih ke langkah-langkah pelonggaran kebijakan moneter. Di mana lembaga itu menyebut Wellington masih harus membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation