Ngeri, Begini 4 Modus Goreng Saham Yang Ditakutkan Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus pasar modal sempat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat menyinggung skandal Gautam Adani beberapa waktu lalu. Jokowi tak ingin skandal yang tengah menghebohkan dunia itu terjadi di pasar keuangan Indonesia.
Pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 beberapa waktu lalu, Jokowi meminta otoritas di industri jasa keuangan mengintensifkan pengawasannya. Ia meminta adanya pengawasan untuk kondisi makro dan mikro secara detil. Sehingga, apa yang terjadi di India tidak terulang di Indonesia.
"India makro-nya maju, tapi mikronya ada masalah. Adani kehilangan US$ 120 miliar, kalau dirupiahkan Rp 1.800 triliun," tutur Jokowi, Senin (6/2/2023).
"Hati-hati mengenai ini, jangan sampai ada yang lolos seperti itu, karena (Rp 1.800 triliun) itu gorengan, akibatnya seperempat PDB India hilang," sambung Jokowi.
Akibat satu perusahaan, kata Jokowi, capital outflow keluar, rupee jatuh.
Tak lama berselang, Jokowi kembali mengingatkan soal pengawasan tersebut melalui instagram pribadinnya. "Sekali lagi, hati-hati. Pengawasan terhadap berbagai produk jasa keuangan harus detail dan intensif," seperti dikutip dari caption salah satu unggahan Jokowi.
Sederet skandal yang belakangan terjadi memang membuat saham gorengan kembali menjadi perhatian. Bahkan, muncul selentingan kabar jika otoritas terkait bakal mengawasi lebih ketat transaksi di pasar negosiasi.
Sebab, pasar ini cenderung lebih 'bebas' dibanding pasar reguler. Celah ini yang kerap dimanfaatkan bandar melancarkan modus goreng-goreng sahamnya.
Salah satu sistem yang paling kerap dimanfaatkan adalah, transaksi free on payment (FOP). Transaksi ini merupakan instruksi transaksi saham tanpa disertai pembayaran dana oleh pihak pembeli saham. Artinya, tidak ada perpindahan dana selain membayar fee transaksi yang berlaku.
Sumber CNBC Indonesia mengatakan, saham gorengan sejatinya tidak memandang pasar reguler maupun negosiasi. Transaksinya bisa terjadi di kedua pasar ini.
"Bedanya di pasar negosiasi, kalau bandar mau goreng saham itu, kan, saham harus dipindahkan dari satu nama ke nama lain di broker berbeda. Nah, mereka menggunakan cara crossing FOP itu," terang sumber tersebut.
Pelaku pasar lain yang enggan disebutkan namanya kepada CNBC Indonesia juga mengamini adanya praktik tersebut. 'Jenis transaksi ini sering digunakan oleh market maker untuk memindahkan atau bertukar saham rekening saham yang berbeda nama," katanya.
Transaksi tersebut juga digunakan supaya saham yang dimiliki bandar tidak menumpuk di satu nominee. Sebab, jika ini terjadi dan mencapai 5%, maka identitasnya akan muncul di daftar Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Selain FOP, pasar nego juga kerap dimanfaatkan trader bertransaksi dengan harga negosiasi yang jauh di bawah harga pasar reguler. Tentu, ini menjadi pertanyaan, terlebih jika transaksinya terjadi dalam jumlah yang besar, kemudian trader yang bersangkutan langsung menjualnya di pasar reguler dan mendapat cuan besar karena ada selisih harga yang signifikan di pasar negosiasi dan reguler.
Modus tersebut bukannya tanpa pengawasan BEI. "Tapi, crossing di luar range harga cuma sekadar penyampaian penjelasan ke BEI," immbuh sumber tersebut.
Meski begitu, pasar negosiasi tetap memiliki sisi terang. Untuk transaksi saham big cap misalnya. Transaksi ini tidak menggunakan FOP. "Jadi, benar-benar ada duitnya," ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI menjelaskan, pasar negosiasi merupakan pasar yang digunakan untuk transaksi berdasarkan kesepakatan pembeli dan penjual.
"Semua transaksi di pasar negosiasi tercatat di BEI dan datanya kami broadcast sama seperti data transaksi di pasar reguler," terang Irvan.
Jika dirangkum, setidaknya ada empat modus yang kerap dilakukan bandar di bursa saham demi memperoleh cuan dengan cara yang kurang bijak. Berikut keempatnya.
Transaksi free of payment (FOP)
Ini merupakan instruksi transaksi saham tanpa disertai pembayaran dana oleh pihak pembeli saham. Artinya, tidak ada perpindahan dana selain membayar fee transaksi yang berlaku.
Jenis transaksi ini sering digunakan oleh market maker untuk memindahkan atau bertukar saham rekening saham yang berbeda nama.
Harga jauh di bawah pasar reguler
Transaksi saham di pasar negosiasi di bawah harga pasar reguler perlu dipertanyakan. Terlebih, jika terjadi dengan jumlah yang jumbo, karena bisa saja pihak pembeli langsung menjualnya di pasar reguler dan mendapatkan keuntungan dari spread pembelian di pasar nego dan penjualan di pasar reguler.
Transaksi dengan harga jauh di atas harga pasar reguler
Transaksi ini juga menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, akan lebih rasional bagi pembeli melakukan pembelian di pasar reguler ketimbang membeli saham dengan harga lebih mahal di pasar negosiasi. Kecuali, jika pembelian dilakukan dengan alasan, sepinya pasar reguler sehingga pembelian dengan jumlah tersebut tidak akan tercukupi.
Transaksi besar di pasar negosiasi
Keempat, transaksi di pasar negosiasi dalam jumlah yang sangat besar, tetapi tiap transaksi dipecah ke dalam beberapa rekening saham. Aksi pecah transaksi tersebut ditengarai dilakukan untuk menghindari agar nama pemilik rekening saham tidak muncul di daftar pemegang saham di atas 5%.
(rob/ayh)