Terima Kasih China, Harga Batu Bara Melesat 3%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu terus menguat. Pada perdagangan Kamis (5/1/2023), harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 372 per ton. Harganya menguat 2,28% dibandingkan hari sebelumnya.
Penguatan ini memperpanjang tren positif pasir hitam yang sudah menguat pada Rabu pekan ini. Dalam dua hari terakhir, harga batu bara sudah menguat 3,15%.
Dalam sepekan, harga batu bara masih melemah 2,2% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara juga jeblok 5,2% sementara dalam setahun melesat 130,2%.
Kenaikan harga batu bara lebih ditopang penguatan harga batu bara jenis metalurgi/kokas yang memiliki kalori tinggi. Pasokan batu bara jenis tersebut diperkirakan akan semakin ketat setelah China sepakat untuk kembali mengimpor batu bara dari Australia.
"Batu bara kokas premium adalah jenis batu bara yang paling dicari di China. Tanpa permintaan dari China, pasokan batu bara tersebut sudah sangat ketat dan nyaris nol," tutur salah satu trader Australia kepada Fastmarkets.
Menurutnya, permintaan pengiriman batu bara metalurgi berkalori tinggi dari Australia sudah penuh hingga kuartal I-2023. Masuknya China akan semakin memperketat persaingan.
"Hanya ada sedikit alternatif bagi jenis batu bara rendah sulfur seperti yang dimiliki Australia," tambah trader tersebut.
Sebaliknya, harga batu bara thermal yang berkalori rendah diperkirakan akan turun karena pasokan dari Indonesia dan Rusia berlimpah.
Seorang trader memperkirakan selisih harga antara batu bara berkalori rendah dan sedang akan melebar hingga US$ 5 per ton begitu China kembali mengimpor batu bara Australia.