Eropa 'Kiamat' Mata Uang, Rupiah Aman! Berkat Semedi Jokowi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 September 2022 07:55
Jokowi: Butuh Pemikiran “Abunawas” Hadapi Kondisi Tak Normal (CNBC Indonesia TV)
Foto: Jokowi: Butuh Pemikiran “Abunawas” Hadapi Kondisi Tak Normal (CNBC Indonesia TV)

Berbeda dengan Inggris dan zona euro, inflasi di Indonesia masih relatif terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) di awal bulan ini melaporkan inflasi pada Agustus sebesar 4,69% (yoy) melandai dari bulan sebelumnya 4,94% yang merupakan level tertinggi sejak 2015.

Memang, 'tsunami' inflasi yang melanda di negara-negara Barat terjadi akibat tingginya harga energi, terutama dipicu perang Rusia-Ukraina.

Tetapi, jika melihat sebelum perang terjadi, inflasi sebenarnya sudah merangkak naik. Kebijakan lockdown yang diterapkan guna meredam penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19) menjadi salah satu pemicu merangkaknya inflasi.

Saat lockdown diterapkan, aktivitas bisnis nyaris mati suri. Saat lockdown mulai dibuka, roda perekonomian berputar lebih kencang, demand meningkat pesat. Sayangnya, akibat lockdown, pesatnya demand tidak mampu diimbangi oleh supply. Alhasil, harga-harga perlahan merangkak naik.

Berbeda dengan Barat, Indonesia tidak menerapkan lockdown. Pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, kemudian berubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Kegiatan masyarakat memang dibatasi, tetapi tidak seketat lockdown. Sehingga ketika demand mulai meningkat, supply masih cukup mampu mengimbangi. Inflasi di dalam negeri menjadi lebih terjaga.

Ada cerita menarik dibalik penerapan pembatasan kegiatan masyarakat di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap tabir yang mungkin tak banyak diketahui masyarakat selama pandemi Covid-19. Jokowi mengaku sempat melakukan 'semedi' sebelum memutuskan apakah Indonesia mengambil kebijakan lockdown atau tidak.

Berbicara dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Jokowi awalnya menceritakan bagaimana dunia berubah dengan cepat pasca diterjang pandemi Covid-19. Saat itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang juga kebingungan dalam menentukan kebijakan.

"Saya enggak bisa perkirakan kalau saat itu kita melakukan lockdown," kata Jokowi, seperti dikutip Kamis (8/9/2022).

Jokowi mengakui pada saat itu menghadapi dilema yang cukup besar. Pasalnya, hampir 70 negara di berbagai belahan dunia menempuh kebijakan lockdown sejalan dengan tingginya kasus Covd-19.

80% Jajaran menteri, kata Jokowi, pada saat itu juga telah merekomendasikan kepada Jokowi untuk melakukan lockdown. Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan pemerintah, 80% masyarakat juga menginginkan pemerintah melakukan lockdown pada saat itu.

"Tapi saat itu saya semedi. Saya endapkan betul maka bener kita harus melakukan itu," kata Jokowi.

Semedi yang dilakukan Jokowi akhirnya menemui titik cerah. Jokowi memutuskan untuk tidak menempuh kebijakan lockdown, dan lebih memilih melakukan pembatasan kegiatan. Keputusan tersebut akhirnya memberikan dampak yang positif ke perekonomian Indonesia yang tidak mengalami kontraksi sangat dalam, dan inflasi yang lebih terjaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular