Target Dividen BUMN Rp 43 T Hingga Kekayaan Sujaka dari COAL
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses kembali menembus level psikologis 7.200 pada perdagangan Kamis (8/9/2022).
Meskipun penguatan IHSG terpangkas dibandingkan di sesi I yang melesat 1,04% tetapi IHSG bergerak konsisten di zona hijau sejak perdagangan dibuka. IHSG ditutup menguat 0,63% di 7.232 pada sesi II.
Penguatan IHSG mendapatkan tenaga dari Wall Street. Sebelumnya Wall Street juga ditutup melesat signifikan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 naik lebih dari 1% sedangkan Nasdaq Composite melesat 2% lebih.
Lalu bagaimana IHSG menuju akhir pekan ini? Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan, Jumat (9/9/2022).
1. Top! Saham AMMS Melonjak 83% Sejak IPO
Saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali tercatat menguat Rp 16 (9,58%) ke Rp 183 pada perdagangan Kamis, (8/9/2022). Dengan begitu, dalam minggu ini saham AMMS telah menguat sebanyak empat kali secara beruntun dari awal pekan Rp 135.
Mengutip data perdagangan bursa, total kenaikan saham AMMS sejak pertama kali dicatatkan di bursa, atau saat melakukan initial public offering (IPO) tercatat sebesar 83%. Saat IPO, saham AMMS dipatok seharga Rp 100.
Seperti diketahui, saat ini AMMS tengah fokus mengejar target pertumbuhan bisnis perusahaan guna membuktikan kepercayaan yang telah diberikan investor.
Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan, pihaknya memiliki strategi usaha yang kuat dalam upaya mencapai visi serta mengembangkan bidang usahanya, mulai dari peningkatan efisiensi, perkuat nilai kompetitif, penyediaan jasa yang menyeluruh hingga perluasan usaha.
"Dengan visi dan misi yang jelas didukung oleh produk dan pasar yang terus berkembang serta tim manajemen yang solid dan landasan yang kokoh, Perseroan berupaya untuk terus tumbuh menjadi perusahaan terdepan yang diperhitungkan para pesaing khususnya di Indonesia," kata Hartono.
2. Saham COAL 2x ARA, Kekayaan Sujaka Lays Naik Rp 215 Miliar!
Setelah debutnya di bursa, saham PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) tembus Auto Reject Ara (ARA). Bukan hanya sekali, tapi ARA terjadi selama dua hari beruntun.
Saat hari pertama listing, saham COAL melesat 35% ditutup di Rp 135/unit. Harga saham COAL kembali terbang 34,81% hari ini dan ditutup di Rp 182/unit.
Artinya, investor yang memegang saham COAL sejak IPO sudah mengantongi unrealized profit (apabila belum dijual dan masih hold) sebesar 82% dalam dua hari saja. Saham COAL ditawarkan di harga Rp 100/unit saat IPO dengan menggandeng penjamin emisi PT Surya Fajar Sekuritas.
Asal tahu saja, COAL merupakan perusahaan batu bara yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh seorang bernama Sujaka Lays. Sujaka Lays tercatat mengempit 2,625 miliar saham COAL atau setara dengan 42% kepemilikan. Apabila saat IPO valuasi COAL sebesar Rp 625 miliar, setelah ARA dua hari beruntun nilai kapitalisasi pasarnya tembus Rp 1,1 triliun.
Secara sederhana, maka kekayaan Sujaka Lays telah meningkat Rp 215 miliar hanya dalam kurun waktu dua hari saja.
Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.
3. Erick Thohir Pastikan Karier Bos BUMN Nakal Bakal 'Tamat'
Menteri BUMN Erick Thohir bakal menindak tegas para bos BUMN 'nakal'. Ia juga tak segan memasukkan oknum tersebut ke daftar hitam (blacklist).
"Saya tetap mendorong ada yang namanya blacklist nama-nama yang jelas sudah masuk kasus," ujarnya saat rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (8/9/2022).
Bahkan, Erick menyebut, dirinya sudah mendapat laporan bahwa hampir ada 7 dugaan kasus penyelewengan baru di BUMN. Namun sayangnya, Ia tidak dapat menjelaskan lebih rinci terkait hal tersebut.
Yang terang, langkah tersebut dilakukan demi melindungi dan menjaga kesinambungan usaha BUMN. Rencana Erick ini juga lantaran dirinya gerah dengan praktik oknum direksi yang justru menghambat kinerja BUMN.
Tak jarang, kinerja perusahaan BUMN lamban karena ada 'dosa' dari para direksi lama sehingga menghambat performa perusahaan. Alih-alih ekspansi bisnis, kondisi ini membuat direksi baru hanya bisa fokus untuk membersihkan dosa-dosa direksi lama.
"Biasanya dosa masa lalu dari direksi ditanggung direksi yang baru sehingga mereka sulit untuk lebih cepat pergerakannya. Kasihan direksi yang sudah bekerja mati-mati an ada problem baru lagi,"" ujarnya dalam rapat komisi VI DPR RI Jakarta, akamsi (8/9/2022).
4. Ini Saham LQ45 Tercuan Sebulan Terakhir, Ada yang Punya Kamu?
Salah satu indeks saham yang paling dipantau oleh pelaku pasar dan investor adalah indeks LQ45.
Selain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan, kinerja indeks LQ45 juga sering menjadi tolok ukur investasi para investor. Indeks ini merupakan kumpulan dari 45 saham pilihan yang memiliki fundamental bagus dan tergolong ramai alias likuid ditransaksikan di bursa.
Dalam sebulan terakhir, kinerja IHSG dan indeks LQ45 hampir sebanding. IHSG menguat 2,08% sedangkan LQ45 naik 2,01%.
Dari 45 saham konstituen indeks LQ45, ada 23 saham yang terpantau menguat, satu saham stagnan dan 21 saham melemah.
Bisa dibilang kinerja harga saham dari konstituen LQ45 fifty fifty. Di antara 23 saham yang menguat, ada 6 saham yang terapresiasi lebih dari 10% dalam sebulan terakhir.
Empat dari enam saham leading penghuni LQ45 berasal dari sektor komoditas terutama migas dan batu bara.
(vap/vap)