
Dividen Jumbo Astra Hingga Stock Split Harum Energy

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,39% di level 7.227,36 pada perdagangan Rabu (20/4/2022).
Pergerakan IHSG cukup volatile kemarin. Di sesi I, IHSG sempat terkoreksi tipis. Namun IHSG rebound di sesi II dengan adanya inflow asing yang kencang.
Asing net buy senilai Rp 1,04 triliun di pasar reguler. Saham paling banyak diborong adalah saham BBRI dan BBNI dengan net buy senilai Rp 748 miliar dan Rp 213 miliar.
Sedangkan saham paling banyak dilepas asing adalah saham BBCA dan TLKM sebesar Rp 66 miliar dan Rp 58 miliar.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis (21/4/2022):
1. Produksi Nikel Vale Indonesia Anjlok 9% pada Kuartal I 2022
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang kuartal I 2022 telah memproduksi 13.827 metrik ton nikel dalam matte. Realisasi ini menurun 9% secara tahunan dari produksi nikel matte pada kuartal pertama 2021 sebesar 15.198 ton.
Realisasi produksi pada kuartal pertama 2022 juga menurun 19% dari produksi pada kuartal keempat 2021 sebesar 17.015 ton.
Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia mengatakan, lebih rendahnya produksi pada triwulan pertama 2022 karena adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali (rebuild) tanur 4 yang merupakan proyek pemeliharaan penting.
Proyek ini memastikan keamanan dan kelangsungan operasi INCO di masa depan.
"Kami tetap optimis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami," kata Febriany dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (20/4/2022).
Moncernya harga komoditas nikel membuat kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melesat. Pendapatan dan laba perusahaan yang secara grup juga memiliki tambang di Brasil ini kompak menguat.
2. Jadi Emiten ke-17 Tahun Ini, Simak Rencana Besar Murni Sadar
Emiten pengelola rumah sakit Murni Teguh Hospitals, PT Murni Sadar Tbk (MTMH) menjadi emiten ke-17 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini.
Dr. dr. Mutiara, Presiden Direktur Murni Sadar mengatakan, terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang masih belum stabil sebagai akibat adanya Pandemi COVID-19, proses penawaran umum secara keseluruhan telah berjalan dengan lancar.
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO MTMH juga menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal di Indonesia pada umumnya dan prospek usaha perseroan secara khusus.
"Kami yakin terhadap usaha industri kesehatan yang dalam hal ini rumah sakit dapat maju dan berkembang seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pelayanan kesehatan dalam negeri," ungkap Mutiara, Rabu (20/4/2022).
Perseroan dan perusahaan anak adalah penyedia layanan kesehatan dengan fokus pada bidang onkologi dan kardiovaskuler serta pusat pendidikan kesehatan. Saat ini, perseroan dan perusahaan anak memiliki lima rumah sakit di Medan, Jakarta, Bali, dan Tangerang, serta mengoperasikan satu rumah sakit di Medan dengan menggunakan metode kerja sama operasional.
Kapasitas lima rumah sakit serta satu rumah sakit yang dioperasikan sekitar 858 tempat tidur. Per 31 Desember 2021, MTMH mempekerjakan 103 dokter umum dan 319 spesialis yang menawarkan layanan ke pasien dengan sekitar 1.980 perawat dan staf pendukung lainnya.
Dengan perkembangan teknologi medis kedokteran yang sangat pesat, perseroan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan tersedianya fasilitas pengobatan diantaranya Linear Accelerator (LINAC) Elekta Synergy Platform, Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), radioterapi, MRI 1.5 Tesla, CT Scan 128 slices, mammography, chemotherapy center, branchitheraphy, heart centre, Cardiovascular Care Unit (CVCU) di rumah sakit utama di Medan yaitu RS Murni Teguh Memorial Hospital.
3. Harga Saham Naik 80% Sepekan, SULI Emiten Apa Sih?
Saham emiten industri perkayuan yakni PT SLJ Global Tbk (SULI) kembali mengalami lonjakan harga pada pagi hari ini, Rabu (20/4/2022), di mana harganya sudah melesat 11,11% ke level Rp 90/saham per pukul 10:04 WIB.
Dalam sepekan terakhir, saham SULI pun sudah melonjak hingga 80%. Nilai transaksi saham SULI pada pagi hari ini sudah mencapai Rp 16,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sudah mencapai 189,7 juta lembar saham.
Perseroan yang sebelumnya bernama PT Sumalindo Lestari Jaya didirikan pada 14 April 1980. Sesuai Anggaran Dasar secara garis besar, perseroan berusaha di bidang kehutanan, perindustrian dan bidang pertambangan.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan tanggal 18 Desember 2012, perseroan berganti nama menjadi PT SLJ Global Tbk dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Nomor AHU- 25591.AH.01.02.Tahun 2013 tertanggal 14 Mei 2013.
Sejak awal dibentuk, perseroan mengkhususkan diri di bidang kehutanan dan industri perkayuan dengan mengelola 1 (satu) areal IUPHHK-HA (d/h: Hak Pengusahaan Hutan) seluas 132.000 Ha dan pabrik kayu lapis dengan kapasitas produksi 66.000 m3/tahun.
Sejalan dengan berkembangnya usaha, melalui berbagai corporate action antara lain penggabungan usaha, akuisisi, penambahan investasi dan juga divestasi, saat ini perseroan memiliki pabrik kayu lapis berkapasitas terpasang sebesar 190.000 m3/tahun dan pabrik MDF (Medium Density Fiberboard) berkapasitas terpasang 200.000 m3/tahun.
4. Fokus Garap Jasa Pertambangan, PPRE Tebar Dividen Rp 7,7 M
PT PP Presisi Tbk (PPRE) membagikan dividen tunai sebesar Rp 7,7 miliar atau 10% dari Laba Bersih 2021. Dengan begitu, setiap pemegang saham akan menerima dividen tunai sejumlah Rp 0,76 per saham.
"Walaupun jumlah dividen yang dibagikan mengalami penurunan dari tahun lalu, kami tetap akan membagikan dividen tunai di tengah situasi pandemi, sebagai wujud komitmen kami untuk meningkatkan shareholders value," ujar Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso dalam siaran resmi, Rabu (20/4/2021).
Pembagian dividen ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Dia menambahkan dividen dibagikan setelah dipotong sebesar 5% atau sebesar Rp 3,5 miliar sebagai Cadangan Wajib, sejumlah Rp 59,4 miliar atau sebesar 85% dialokasikan sebagai Saldo Laba Ditahan. Dengan begitu, bisa untuk memperkuat struktur permodalan yang sangat diperlukan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PP Presisi Rully Noviandar mengatakan berkat strategi sustainability growth, perusahaan berhasil menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
"Dengan begitu perusahaan bisa mengoptimalkan pendapatan melalui lini bisnis baru yaitu pertambangan nikel, menerapkan strategi partnership terkait pengadaan alat berat dan sparepart, optimalisasi occupancy alat berat serta penerapan cost leadership yang baik," ujar Rully.
Pengembangan jasa pertambangan merupakan bagian strategi perusahaan untuk mendapatkan recurring income dengan pendapatan kontrak untuk jangka waktu panjang. Dengan begitu, bisa meningkatkan competitiveness maupun posisi perseroan sebagai main contractor pada konstruksi dan jasa pertambangan.