Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari terakhir bulan Mei, Selasa (31/5/2022), dengan manis.
IHSG ditutup menguat signifikan dengan apresiasi 1,58% di level 7.148,97. Selain berhasil tembus level psikologis 7.100, indeks juga konsisten bergerak di zona hijau.
Penguatan IHSG yang signifikan juga dibarengi dengan inflow dana asing yang deras. Di pasar reguler asing net buy jumbo senilai Rp 4,3 triliun.
Saham ADMR dan BBRI menjadi saham yang paling banyak dikoleksi asing dengan net buy masing-masing Rp 1,4 triliun dan Rp 447 miliar.
Sementara itu saham INTP dan TLKM justru menjadi dua saham paling banyak dijual asing dengan net sell masing-masing Rp 344 miliar dan Rp 128 miliar.
Simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan pada hari pertama di bulan Juni, Kamis (2/6/2022).
1. PP Presisi Terbitkan Obligasi Rp 500 M, Ini Jadwalnya
PP Presisi (PPRE) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I PP Presisi Tahun 2022 dengan target dana sebesar Rp 500 miliar. Ini merupakan bagian dari aksi korporasi dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan dengan total keseluruhan target dana yang dihimpun Rp 1 triliun.
"Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I sebesar Rp 1 triliun ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap I PPRE akan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022 dengan sebanyak-banyaknya sebesar Rp 500 miliar," kata Direktur Utama PPRE Rully Noviandar dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (31/5/2022).
Adapun Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I ini telah mendapatkan peringkat atau rating idBBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Rully mengatakan dana yang dihimpun akan digunakan sebesar 70% untuk Capex dan 30% digunakan untuk modal kerja perusahaan.
Menurut dia, Capex yang akan dibelanjakan melalui dana obligasi tersebut digunakan untuk mendukung peningkatan produksi maupun penambahan kontrak baru pada proyek-proyek jasa pertambangan.
"Diversifikasi ke jasa pertambangan merupakan salah satu strategi perseroan dalam mengantisipasi siklus bisnis konstruksi serta mengoptimalkan produktivitas dari aset alat berat yang dimiliki," tambah dia.
Dalam obligasi ini, PPRE telah menunjuk tiga perusahaan sekuritas sebagai Penjamin Pelaksanaan Emisi (PPE) atau Joint Lead Underwriter (JLU), yaitu PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas. Sedangkan untuk profesi penunjang lainnya, PPRE menunjuk PT Bank Rakyat Indonesia sebagai Wali Amanat, Jusuf Indradewa & Partner selaku Konsultan Hukum, dan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH selaku Notaris.
"PPRE akan melaksanakan masa bookbuilding mulai dari 30 Mei-13 Juni 2022, di mana masa penawaran umum rencana akan dilaksanakan pada 27 Juni 2022 dan rencana penjatahan dilaksanakan pada 28 Juni 2022. Sehingga diperkirakan surat utang tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 1 Juli 2022," tutup Rully.
2. Emiten Sawit Sinar Mas Incar Rp 6 Triliun dari Obligasi
Emiten kelapa sawit Grup Sinar Mas yakni PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk (SMAR) akan menerbitkan obligasi dengan target dana mencapai Rp 6 triliun.
Untuk tahap pertama, Perseroan akan menerbitkan penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan IV SMART Tahap 1 Tahun 2022 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 1,5 triliun, yang terdiri dari tiga seri, yakni Seri A, Seri B, dan Seri C.
Untuk jangka waktunya, Seri A berjangka waktu 1 tahun sejak Tanggal Emisi. Sedangkan Seri B jangka waktunya yakni tiga tahun sejak Tanggal Emisi. Adapun untuk Seri C, jangka waktunya yakni lima tahun sejak Tanggal Emisi.
Namun, perseroan belum memberikan besaran kupon untuk masing-masing tenor, serta berapa target obligasi dari masing-masing tenor tersebut.
Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2022, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing seri Obligasi adalah pada tanggal 11 Juli 2023 untuk Obligasi Seri A, 1 Juli 2025 untuk Obligasi Seri B, dan 1 Juli 2027 untuk Obligasi Seri C.
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan dipergunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang bank jangka panjang dan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan III SMART Tahap II Tahun 2021 Seri A dan Obligasi Berkelanjutan III SMART Tahap III Tahun 2022 Seri A yang akan jatuh tempo.
3. Dear Investor, PGN Mau Bagi Dividen Nih Catat Tanggalnya
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bakal membagikan dividen tahun buku 2021 sebesar US$ 205.955.966 setara Rp 3,016 triliun atau Rp 124,42 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (31/5/2022) jadwal pembagian dividen antara lain:
Tanggal Efektif : 27 Mei 2022
Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 7 Juni 2022
Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 8 Juni 2022
Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai : 9 Juni 2022
Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai : 10 Juni 2022
Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai : 9 Juni 2022
Tanggal Pembayaran Dividen: 29 Juni 2022
Angka dividen tersebut setara 67,8% dari laba bersih PGN tahun 2021. Hal itu terungkap dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina pada Jumat (27/5/2022).
4. TBIG Bayar Dividen Rp 36/Saham Pada 22 Juni
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) bakal membagikan Dividen Tunai Tahun Buku 2021 sebesar Rp 36 per saham atau setara dengan total Rp 815,65 miliar.
Dividen tersebut sekitar 52,7% dari laba bersih perseroan 2021 sebesar Rp1.548.975.000.000. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip, Selasa (31/5/2022), pembayaran akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2022.
Berikut adalah jadwal pembayaran dividen selengkapnya:
Akhir Periode Perdagangan Saham Dengan Hak atas Dividen (Cum Dividen)
Pasar Reguler dan Negosiasi : 2 Juni 2022
Pasar Tunai : 6 Juni 2022
Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak atas Dividen (Ex Dividen)
Pasar Reguler dan Negosiasi : 3 Juni 2022
Pasar Tunai : 7 Juni 2022
Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen Tunai (Recording Date) : 6 Juni 2022
Tanggal Pembayaran Dividen : 22 Juni 2022
Tanggal Pendistribusian Bukti Potong Pajak : 31 Agustus 2022
5. GOTO Catatkan Rugi Hingga Rp 6 Triliun, Gegara Ini?
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja merilis laporan keuangan untuk periode kuartal I-2022. Rugi bersih GOTO tercatat membengkak lebih dari 3,5x pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, rugi bersih GOTO yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 6,47 triliun hingga Maret 2022.
Kerugian GOTO tersebut naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun.
Sebenarnya dari sisi pendapatan GOTO berhasil mencatatkan pertumbuhan 65,5% secara year on year (yoy) menjadi hampir Rp 1,5 triliun hingga Maret 2022, naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 905 miliar.
Namun total beban di luar beban keuangan GOTO membengkak 206% yoy dari Rp 3,04 triliun menjadi Rp 9,29 triliun pada kuartal I-2022.
Beban pokok penjualan dan pemasaran GOTO naik 665% yoy atau 8x hingga akhir Maret 2022. Asal tahu saja bobot beban biaya pos ini mencapai 36% dari total beban biaya GOTO pada Maret 2022.
Bobot beban pokok penjualan dan pemasaran GOTO pun naik dari periode Maret 2021 yang hanya sebesar 14%.
Beban biaya lain yang juga meningkat tajam adalah beban umum dan administrasi yang menyumbang 28% dari total beban biaya. Pos ini mencatatkan kenaikan sebesar 270% yoy hingga kuartal I-2022.
Akibat kenaikan beban biaya yang fantastis, rugi sebelum pajak yang dibukukan GOTO membengkak menjadi Rp 6,63 triliun di kuartal I tahun ini.
6. Saham SRIL, Nasibmu Kini...
Nasib miris menimpa salah satu emiten tekstil Tanah Air. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Saham perusahaan yang lebih dikenal dengan nama SriTex itu kini terancam didepak dari Bursa alias delisting.
Mengacu pada peraturan Bursa No : I-I, suatu perusahaan terbuka akan delisting jika sahamnya mengalami suspensi selama 24 bulan.
Untuk diketahui, saham SRIL pertama kali disuspensi pada 18 Mei 2021. Itu artinya saham SRIL sudah disuspensi selama satu tahun dan sisa satu tahun lagi sebelum di depak, meskipun ketentuan 24 bulan tidaklah mutlak.
Awal mula persoalan ini adalah tentang gagal bayar utang emiten. Bengkaknya utang SRIL dapat dilihat dari laporan keuangannya pada 2020.
Per Desember 2020, utang bank jangka pendek SRIL tercatat mencapai US$ 277,5 juta padahal di tahun sebelumnya masih US$ 67,6 juta.
Sementara itu SRIL juga memiliki surat utang jangka menengah atau Medium Term Note (MTN) senilai US$ 25 juta. Sedangkan utang bank jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun senilai US$ 6,2 juta.
Jika ditotal, kewajiban SRIL yang memiliki beban bunga mencapai US$ 308,7 juta. Beban keuangan SRIL mencapai US$ 75,5 juta. Sedangkan kas dan setara kas perseroan hanya mencapai US$ 187,6 juta.
Dengan gagal bayarnya utang jangka pendek tersebut SRIL harus menghadapi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Tak tanggung-tanggung proses PKPU yang dihadapi ada tiga di jurisdiksi yang berbeda-beda mulai dari Indonesia, Singapura, hingga Amerika Serikat (AS).
Adanya proses PKPU tersebut juga membuat SRIL tak membayar pokok dan bunga utang atas MTN yang dimiliki senilai US$ 25 juta.
7. Ini Penyebab Penurunan Laba Panca Mitra Multiperdana
Emiten pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mencatat kinerja positif pada awal tahun 2022.
Mengutip dari Laporan Keuangan Interim Perseroan per 31 Maret 2021, PMMP mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 60,8 juta, meningkat sebesar 12,0% secara YoY dari periode sebelumnya sebesar US$ 54,3 juta. Laba Kotor perusahaan juga meningkat sebesar 13,7% secara YoY menjadi US$ 12,7 juta dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 11,2 juta.
Di sisi lain, PMMP mampu mencetak laba operasi sebesar US$ 6,3 juta pada kuartal I tahun 2022, turun sedikit sebesar 3,9% disbanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 6,5 juta. Selanjutnya, PMMP mampu mencatatkan Laba bersih sebesar US$ 3,6 juta pada kuartal I-2022 atau turun sebesar 20,4% dibandingkan dengan laba bersih Perseroan periode sebelumnya sebesar US$ 4,5 juta.
Martinus Soesilo, Direktur Utama PMMP menyampaikan, kenaikan ini didukung oleh fasilitas produksi baru, yakni pabrik ke-8 yang telah beroperasi penuh sejak Januari 2022.
"Pabrik ke-8 kami sebenarnya telah mulai beroperasi sejak September 2021. Setelah 4 bulan beroperasi, per Januari 2022 kemarin utilitas pabrik ke-8 kami sudah hampir maksimal. Hal ini yang mendorong kenaikan penjualan kami per kuartal I 2022," jelas Martin dalam keterangan resmi, Selasa (31/5/2022).
Ia juga menambahkan, perusahaan mampu meningkatkan porsi penjualan Value Added Shrimp secara signifikan pada tahun ini, dengan kenaikan sebesar 63,3% YoY dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2021."Pabrik ke-8 kami berfokus pada penjualan Value Added Shrimp khususnya Breaded Shrimp dan Pre-Fried Breaded Shrimp.
Dengan bertambahnya kapasitas produksi Perseroan, kami berhasil meningkatkan porsi penjualan produk Value Added Shrimp hingga mencapai 30% per kuartal I 2022," tambah Martin. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama sebelumnya, porsi penjualan produk Value Added Shrimp hanya mencapai 19%.
Christian Jonathan Sutanto, Sekretaris Perusahaan PMMP pada saat yang sama menjelaskan, penurunan profitabilitas terutama di laba operasi dan laba bersih masih disebabkan oleh melonjaknya biaya pengiriman dan logistik.
"Perihal peningkatan beban angkut, ini juga sudah mulai kami pass through pada beberapa kontrak penjualan baru Perseroan. Terlebih, di Amerika Serikat, sekarang sedang terjadi inflasi yang cukup tinggi pada beberapa bulan terakhir, sehingga harga penjualan kami juga mengalami kenaikan pada awal tahun 2022, dan kenaikan beban angkut ini sudah kami kalkulasikan kepada harga penjualan kami di kontrak-kontrak penjualan baru Perseroan. Selain itu, harga jasa kontainer juga sudah mulai berangsur membaik dibandingkan tahun lalu, walaupun belum mencapai harga sebelum pandemi Covid-19," terang Christian.
"Untuk laba bersih, ada sedikit penurunan akibat adanya pencatatan beban pajak sebesar US$ 1,1 juta pada awal tahun. Tahun lalu, pembebanan ini kami bebankan pada semester 2 sehingga tidak terlihat pada periode kuartal I tahun 2021. Hal ini yang menyebabkan Laba Bersih kami tergerus pada awal tahun 2022. Positifnya, Perseroan mampu menurunkan beban bunga secara signifikan dari US$ 2,1 juta pada kuartal I tahun 2021 menjadi US$ 1,8 juta pada kuartal I tahun 2022," sambung Christian.
8. Balikkan Keadaan, BUMI Catat Laba US$ 43,25 juta di Kuartal I
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba US$ 43,25 juta pada kuartal I-2022, membalikkan kerugian dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 11,67 juta. Lonjakan laba ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan sebesar 83% menjadi US$ 349,87 juta, dari sebelumnya US$ 191,25 juta.
Pada kuartal I-2022, produsen batu bara terbesar ini mencatatkan beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$ 294,29 juta karena efek peningkatan Royalti menjadi 28%.
"BUMI selalu memastikan yang terbaik untuk menjaga produksi mendekati normal seiring dengan menurunnya pandemi Covid-19. Hujan deras dan efek La Nina di area pertambangan berimbas pada penurunan produksi kuartal I-2022," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam siaran resmi, Rabu (1/6/2022).
Tercatat produksi batu bara perusahaan turun 16% menjadi 16,3 juta ton pada kuartal I-2022, dibandingkan 19,3 juta ton pada kuartal I-2021. Meski demikian, harga jual rata-rata meningkat 59% dari US$ 53,2 per ton di 2021, menjadi US$ 84,5 per ton. Margin usaha perusahaan tercatat 18,9% pada periode ini.
"Peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batu bara global dan tren bullish saat ini dipicu oleh ketidakseimbangan pasokan, dan telah membawa harga batu bara ke level tertinggi dalam 10 tahun," kata dia.
BUMI juga tercatat mencatat pembayaran utang pokok dan bunga Tranche A dengan total US$ 613 juta hingga April 2022. Dia mengharapkan membaiknya sektor batu bara dan tren kenaikan harga bisa berlanjut pada kuartal II-2022 sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
9. Margin Tergerus, Tapi Laba ICBP Naik 12% Jadi Rp 1,9 T
Perfoma keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tak lepas dari kinerja anak usaha, salah satunya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Berdasarkan keterangan resmi, Selasa (31/5/2022), ICBP mencatat kenaikan penjualan bersih 14% secara tahunan menjadi Rp 17,19 triliun pada kuartal pertama tahun ini.
Laba usaha perusahaan memang turun 7% secara tahunan menjadi Rp 3,53 triliun dari sebelumnya Rp 3,82 triliun. Ini karena kenaikan harga berbagai komoditas.
Meski begitu, margin usaha masih terjaga di level 20,6%. Periode yang sama tahun lalu, angkanya sebesar 25,3%.
Alhasil, ICBP masih mampu mengerek laba bersih 12% secara tahunan menjadi Rp 1,94 triliun dari sebelumnya Rp 1,74 triliun.
Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, mengatakan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan sehubungan dengan naiknya harga-harga bahan baku sebagai imbas dari situasi ekonomi global, ICBP mengawali tahun 2022 dengan kinerja yang positif.
"Seiring dengan upaya kami untuk menghadapi dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik yang sedang terjadi, prioritas kami di tahun ini adalah terus memberikan kinerja yang baik dengan mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan profitabilitas serta posisi keuangan yang sehat," terangnya.
10. 132 Emiten Dipantau Khusus oleh Bursa, Dari GIAA Hingga SRIL
Terdapat tambahan 113 emiten baru yang masuk dalam Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlaku efektif mulai hari ini, Selasa (31/5/2022).
Padahal sebelumnya per Senin (30/5/2022), hanya ada 19 emiten yang masuk daftar tersebut. Dengan demikian, kini terdapat total 132 emiten yang ada dalam pemantauan Bursa.
"Menunjuk Peraturan Nomor II-S tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus dan dalam rangka memberikan perlindungan kepada Investor terkait informasi fundamental dan/atau likuiditas Perusahaan Tercatat, dengan ini Bursa menetapkan Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus berlaku efektif pada tanggal 31 Mei 2022," tulis pengumuman Bursa, dikutip Selasa (31/5/2022).
Banyaknya tambahan emiten baru yang dipantau Bursa itu sangat kontras dengan Senin kemarin (30/5/2022), di mana hanya terdapat satu emiten baru yang masuk daftar tersebut, yakni PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN).
PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) masuk daftar pemantauan khusus bursa dengan kriteria efek nomor 10, yakni dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 (satu) Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.
Terbaru, dari tambahan 113 emiten baru tersebut, rata-rata mereka memenuhi kriteria efek nomor 1, 5, dan 7. Untuk kriteria efek nomor 1 artinya Harga rata-rata saham selama 6 (enam) bulan terakhir di Pasar Reguler kurang dari Rp 51,00.
Sedangkan kriteria efek nomor 5 artinya Memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir, dan kriteria nomor 7 berarti Memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp 5.000.000,00 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 (enam) bulan terakhir di Pasar Reguler.
11. Tiphone Beberkan Strategi Bisnis, Termasuk Jual Token Listrik
Persoalan utang PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) rampung. Kini, perusahaan bakal kembali memulai ekspansi mengacu pada tiga pilar yang sudah disiapkan.
Presiden Direktur TELE, Lily Salim menjelaskan, pihaknya akan fokus menata kembali bisnis, setelah dicapainya kesepakatan damai dengan kreditur dan obligor sehingga kembali mendapat kepercayan konsumen dan mitra usaha.
"Kami akan kembali tumbuh dengan tiga fokus utama yang telah ditekuni dan berpeluang mengungkit kinerja perseroan tahun ini dan masa yang akan datang." kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa(31/5/2022).
Ia merinci, tiga fokus utama itu salah satunya terdiri dari bisnis voucher dan kartu perdana dari operator Telkomsel. Bisnis ini merupakan kegiatan usaha utama yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 90%.
Fokus kedua adalah, distribusi token listrik PLN. Hal ini dimulai dengan telah ditunjuknya perusahaan sebagai distributor tunggal penjualan Token Listrik PLN oleh PT Lintas selaku mitra PLN. "Kami akan menambah mitra mitra untuk menjual token listrik PLN," tegas Lily.
Fokus ketiga, TELE telah dinyatakan lulus secara teknis untuk menjadi layanan switching Telkomsel dan sedang dalam tahap final pembicaraan dengan sejumlah mitra.
"Sudah ada beberapa calon mitra channel yang bersedia menjadi mitra channel TELE dan saat ini masih menunggu surat persetujuan pengalihan yang di ajukan oleh mitra chanel kepada TELE," jelas dia.
12. Korupsi Waskita Beton Naik Penyidikan, Kerugian Rp1,2 Triliun
Kejaksaan Agung resmi menaikkan status penanganan perkara dugaan tindak pidana korupsi penyimpangan dan atau penyelewengan dalam penggunaan dana PT. Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) pada tahun 2016 s/d 2020 menjadi tahap penyidikan. Hal itu ditandai dengan penerbitan surat perintah penyidikan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor : Print-24/F.2/Fd.2/05/2022 tanggal 17 Mei 2022.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana dalam keterangan pers, Selasa (31/5/2022).
Dalam penjelasannya, Sumedana mengatakan, dalam pelaksanaan penggunaan dana oleh WSBP terdapat penyimpangan yang tidak sesuai dengan ketentuan, yaitu:
a. Proyek pembangunan Tol Kriyan Legundi Bunder dan Manyar (KLBM).
b. Pekerjaan untuk memproduksi Tetrapod dari PT. Semutama.
c. Terdapat pengadaan batu split dengan penyedia PT. Misi Mulia Metrical (PT. MMM).
d. Pengadaan pasir oleh rekanan atas nama PT. Mitra Usaha Rakyat (PT. MUR).
e. Bahwa terdapat permasalahan atas transaksi jual beli tanah plant Bojanegara, Serang.
f. Dalam perkara ini, berdasarkan perhitungan sementara oleh tim jaksa penyidik, mengakibatkan kerugian keuangan negara sekitar kurang lebih Rp 1,2 triliun.
Menurut Sumedana, hingga Senin (30/5/2022), tim jaksa penyidik telah melakukan pemeriksaan sebanyak 17 orang saksi.
Selanjutnya, lanjut dia, tim jaksa penyidik juga telah melakukan penggeladahan berdasarkan surat perintah penggeledahan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: Print-106/F.2/Fd.2/05/2022 tanggal 18 Mei 2022, berlokasi di 3 (tiga) lokasi, yaitu:
a. Kantor pusat PT. Waskita Beton Precast Tbk. (pada Rabu 18 Mei 2022)
b. Plant Karawang di Karawang (pada Kamis 19 Mei 2022)
c. Plant Bojonegara di Serang (pada Kamis 19 Mei 2022)
"Dari hasil penggeledahan tersebut, Tim Jaksa Penyidik melakukan penyitaan berupa dokumen-dokumen," ujar Sumedana.
Hal itu, lanjut dia, berdasarkan surat perintah penyitaan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor : Print-104/F.2/Fd.2/05/2022 Tanggal 17 Mei 2022.