Analisis Teknikal

Belum Aman, IHSG Masih Bisa Terlempar dari 7.200 Nih

Putra, CNBC Indonesia
09 September 2022 06:15
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses tembus level psikologis 7.200 lagi pada perdagangan Kamis (8/9/2022).

IHSG ditutup menguat 0,63% di 7.232 pada sesi II. Meskipun penguatan IHSG terpangkas dibandingkan di sesi I yang melesat 1,04% tetapi IHSG bergerak konsisten di zona hijau sejak perdagangan dibuka.

Penguatan IHSG juga didorong dengan aksi beli asing di pasar saham dengan nilai jumbo. Asing mencatatkan net buy senilai Rp 1,06 triliun di pasar reguler.

Bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps).

Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi mayoritas pelaku pasar. Namun dalam pernyataannya ECB memberikan sinyal bahwa ke depan kenaikan suku bunga acuan masih akan terus dilanjutkan mengingat laju inflasi yang masih jauh dari sasaran target.

"Langkah besar ini mengawali transisi dari tingkat kebijakan yang sangat akomodatif yang berlaku ke tingkat yang akan memastikan pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2% ECB," katanya dalam sebuah pernyataan.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak naik mendekati batas atas BB terdekat di 7.242.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI bergerak naik ke area 62,33 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli seiring dengan tingginya inflow dana asing.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 masih berimpit dengan EMA 26 dan bar histogram bergerak di zona negatif.

Untuk hari ini, IHSG berpotensi masih akan bergerak di rentang 7.167-7.242.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular