Pasar Menanti 'Sabda' Powell, Harga Nikel Turun

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 August 2022 17:35
INFOGRAFIS, Larangan Ekspor Biji Nikel
Foto: Infografis/Larangan Ekspor Biji Nikel/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia turun pada perdagangan hari ini. Ekspektasi kenaikan suku bunga berhasil melawan kabar baik defisit pasokan sepanjang semester I/2022.

Pada Rabu (24/8/2022) pukul 16:45 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.695 per ton, turun 0,23% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Permintaan nikel sepanjang paruh pertama 2022 melebihi produksi menyebabkan defisit pasar pasokan. Data terbaru yang diterbitkan oleh World Bureau of Metal Statistics (WBMS) menunjukkan bahwa pasar nikel dunia berakhir defisit 49,8 ribu ton (kt) dari Januari hingga Juni tahun ini.

Produksi nikel olahan selama Januari hingga Juni mencapai 1.365,0 kt, sedangkan permintaan mencapai 1.414,9 kt. Produksi tambang naik tipis sebesar 195 kt dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1.472,60 kt selama enam bulan pertama pada 2022. Permintaan dunia untuk nikel tercatat meningkat sebesar 73 kt dari tahun sebelumnya.

Permintaan telah diukur dengan dasar yang jelas dan kemungkinan besar efek penuh dari nasional penguncian belum sepenuhnya tercermin dalam statistik perdagangan, kata laporan WBMS.

Di sisi lain, investor fokus kepada pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada konferensi perbankan global tahunan di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat nanti akan dicermati untuk mendapatkan isyarat mengenai kebijakan suku bunga ke depan.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bp) sejak Maret untuk melawan tekanan inflasi dan telah mencatat bahwa pengetatan lebih lanjut akan tergantung pada poin data ekonomi.

Menurut ekonom dalam jajak pendapat Reuters, Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September di tengah ekspektasi inflasi AS telah memuncak dan kekhawatiran resesi yang berkembang.

Namun, para pelaku pasar terbelah dua. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bps ke 2,75-3% adalah 50%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bps adalah 50%.

Kenaikan suku bunga yang agresif menjadi sentimen negatif bagi nikel. Sebab ekspektasi permintaan logam akan turun akibat pelemahan ekonomi. Permintaan turun, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular