
Ekonomi AS Lesu, Harga Tembaga Layu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan hari ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang turun di Amerika Serikat.
Pada Rabu (24/8/2022) pukul 15:40 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 8.099 per ton, turun 0,26% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Aktivitas bisnis sektor swasta AS mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut pada Agustus dan jatuh ke posisi terlemah dalam 27 bulan. Penyebabnya adalah permintaan yang melemah kala menghadapi inflasi yang sangat panas.
Indeks manajer pembelian (PMI) komposit flash S&P Global untuk Agustus turun menjadi 45 bulan ini - terendah sejak Mei 2020 - dari pembacaan akhir 47,7 pada bulan Juli. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas.
"Kekurangan bahan, keterlambatan pengiriman, kenaikan suku bunga dan tekanan inflasi yang kuat semuanya berfungsi untuk meredam permintaan pelanggan, menurut panelis," kata laporan itu.
Sementara indeks pesanan baru terkontraksi di posisi 48,8, terendah sejak Mei 2020. Kemudian indeks harga input dan output survei keduanya turun lagi ke level terendah sejak Februari 2021. Ini bisa jadi sinyal baru bahwa inflasi akan makin melandai.
Turunnya permintaan yang tercermin dalam survei PMI adalah sama dengan skenario yang coba direkayasa oleh The Federal Reserves/The Fed dengan kenaikan suku bunga paling agresif sejak 1980.
Aktivitas bisnis yang melemah dinilai para pelaku pasar sebagai sentimen negatif bagi tembaga. Sebab bisa mengurangi permintaan akan bahan baku dari logam industri. Permintaan turun, maka harga mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%