
Dolar AS yang Rekor, Harga Tembaga yang Tergelincir

Jakarta, CNBc Indonesia - Harga tembaga dunia turun pada perdagangan hari ini karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang melayang mendekati posisi tertinggi dalam dua dekade.
Pada Kamis (29/9/2022) pukul 13.10 WIB harga tembaga dunia tercatat US$7.380 per ton, turun 0,57% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Prospek keseluruhan untuk permintaan logam secara global tetap suram, karena bank sentral di seluruh dunia memperketat kebijakan moneter mereka untuk mengekang kenaikan inflasi.
Kurangnya kemajuan yang jelas pada inflasi berarti bank sentral AS membutuhkan suku bunga yang harus mencapai tingkat antara 4,25% dan 4,50% pada akhir tahun ini, ujar Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.
Komentar pejabat bank sentral AS, The Fed, yang memberi petunjuk mengenai kenaikan suku bunga acuan akan tetap naik secara agresif menjadi pendorong dolar AS.
Indeks dolar (DXY), yang mengukur Greenback dengan enam mata uang lainnya tercatat 113,59. Naik 0,88% dari posisi sebelumnya.
Dolar AS yang menguat menjadi sentimen negatif bagi tembaga dunia yang dibanderol dengan Greenback sebab membuat logam industri tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Persediaan tembaga di China yang rendah menopang harga untuk tidak jatuh lebih dalam. Persediaan tembaga gudang berikat China berada pada rekor terendah 81.800 ton. Sementara stok tembaga bursa logam Shanghai (ShFE) turun telah 78% secara point-to-point (ptp) sejak Maret dan persediaan tembaga COMEX turun ke level terendah sejak Juli 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%