
Kalo Lihat Fakta Ini, BI Sepertinya Bakal Tahan Suku Bunga

Dengan rupiah yang pelemahannya masih terjaga, tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga masih belum besar. Apalagi BI memiliki cadangan devisa yang cukup besar untuk melakukan triple intervention, yakni intervensi di pasar spot, Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar domestic non-deliverable forward (DNDF) guna menstabilkan rupiah.
Capital outflow yang terjadi di pasar SBN tentunya memerlukan intervensi dari BI. Namun, dengan pada Juni tercatat sebesar US$ 136,4 miliar, lebih tinggi dari awal 2020 sekitar US$ 130 miliar, tentunya BI sangat mampu melakukan intevensi.
Saat awal pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) juga terjadi capital outflow yang sangat masif.
Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) di bulan Maret 2020 saat Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, capital outflow yang terjadi di pasar SBN sangat masif, mencapai Rp 120 triliun.
Nilai tukar rupiah pun sempat jeblok hingga menyentuh Rp 16.620/US$, terlemah sejak 1998. BI pun menguras cadangan devisanya hingga untuk melakukan intervensi, pada akhir Maret 2020 berada di US$ 121 miliar, dari akhir Februari 2020 US$ 130,4 miliar. Artinya dalam sebulan cadangan devisa tergerus hingga US$ 9,4 miliar.
Sementara itu capital outflow di pasar SBN di tahun ini memang besar, tetapi tidak semasif 2020 lalu. Capital outflow paling besar juga terjadi pada Maret tahun ini, sekitar Rp 48 triliun, terjadi akibat kenaikan suku bunga The Fed ditambah dengan perang Rusia - Ukraina.
Setelahnya, outflow yang terjadi semakin rendah.
Selain itu, kepemilikan asing di pasar SBN juga jauh menurun. Di awal 2020, persentasenya mencapai 38%, sementara saat ini hanya sekitar 19% saja. Tentunya jika terus terjadi outflow, maka kemungkinannya tidak akan masif lagi.
Dengan demikian, BI masih akan mampu melakukan interensi di pasar SBN, dan kemungkinan menjadikan suku bunga sebagai sejata pamungkas, ketika tekanan iflasi inti mulai meninggi atau nilai tukar rupiah sangat terpuruk.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> The Fed Sangat Agresif, Rupiah Masih Selow!
(pap/pap)