
Dolar Kelewat Kuat, Harga Nikel Merosot 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai posisi tertinggi dalam dua tahun menekan harga nikel dunia pada perdagangan hari ini.
Pada Selasa (12/7/2022) pukul 16:25 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.615/ton, anjlok 1,03% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 108,5, naik 0,45% dibandingkan posisi kemarin. Ini merupakan posisi tertinggi sejak tahun 2002 atau dua dekade lalu. Tingginya dolar menjadi sentimen negatif bagi nikel yang dibanderol dengan dolar AS karena menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Saat ini investor sedang menanti rilis inflasi Amerika Serikat (AS). Mengacu jajak pendapat Reuters, laju inflasi AS pada Juni diperkirakan akan mencapai 8,8% year-on-year (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 8,6% yoy.
Tingginya inflasi AS dinilai akan jadi pemicu bank sentral Federal Reserves/The Fed untuk menaikkan suku bunga yang agresif yakni 75 basis poin. Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 90,6% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 2,25-2,5%.
Berdasarkan Fed Dot Plot yang dirilis setiap akhir kuartal, mayoritas anggota pembuat kebijakan moneter (FOMC) melihat suku bunga di akhir tahun berada di 3,4% atau di rentang 3,25-3,5%.
Sikap agresif dalam menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang melambung menjadi salah satu pemicu resesi global. Hal ini menjadi sentimen negatif nikel dunia karena dapat membuat permintaan menjadi lesu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih