Dow Futures Kompak Menguat, Wall Street Bakal Rebound?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (28/6/2022), di mana pasar berusaha untuk pulih dari level terendahnya di bear market (zona penurunan).
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 165 poin atau 0,5%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang terapresiasi masing-masing sebesar 0,5% dan 0,4%.
Pergerakan tersebut terjadi setelah bursa saham AS menghentikan rally kemarin. Indeks blue chip Dow Jones jatuh 60 poin, sementara indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq menurun yang masing-masing sebesar 0,3% dan 0,7%.
Mayoritas indeks reli pekan lalu dan menjadi pekan positif untuk pertama kalinya sejak Mei. Namun, indeks S&P 500 masih ambles 18% di sepanjang tahun ini, tapi masih melesat lebih dari 7% dari posisi terendahnya pada pertengahan Juni.
"Salah satu yang menjebak yaitu evaluasi antara pemulihan di bear market vs awal dari kemajuan yang tahan lama. Pemulihan baru-baru ini, naik 8% selama empat hari perdagangan telah mengesankan dipermukaan, tapi belum memberi sinyal peningkatan internal," tutur Analis Teknikal Strategas Chris Verrone dikutip dari CNBC International.
Mayoritas bank sentral telah menaikkan dividen untuk merespon hasil dari Stress Test yang digelar oleh The Fed, termasuk Bank of America, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs. Sementara itu, JPMorgan dan Citigroup mengatakan akan mengetatkan persyaratan untuk tidak merubah dividen mereka.
Saham Morgan Stanley melesat hampir 4% di pra pembukaan perdagangan.
Investor masih akan mengamati rilis data ekonomi hari ini, termasuk Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Juni dan data penjualan rumah baru untuk mengukur kesejahteraan ekonomi. Kekhawatiran akan resesi telah meningkat baru-baru ini, di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berusaha untuk meredam inflasi yang melonjak dengan menaikkan suku bunga acuan dengan agresif.
Saham Nike diperdagangkan lebih tinggi di beberapa jam setelah perdagangan ditutup setelah perusahaan yang memproduksi pakaian olahraga tersebut merilis kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar dan melaporkan target penjualan untuk kuartal IV-2022, meskipun penguncian di China belum berakhir dan banyaknya sentimen negatif konsumen di AS.
Terlepas dari kepulihan pekan lalu, indeks S&P 500 anjlok hampir 14% di kuartal II-2022 dan berada di jalurnya untuk menjadi kuartal terburuk sejak kuartal pertama di 2020 saat pandemi terjadi.
"Pemantulan dari titik terendah bear market disambut baik, meskipun adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kurangnya kapitulasi di antara investor membuat orang skeptis dengan daya tahan pemulihan," tutur Ketua Investasi dan Riset Nationwide Mark Hackett.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)