Internasional

Iran Mau Gabung Geng Ekonomi China-Rusia Cs, AS Perlu Waspada

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 June 2022 15:30
FILE PHOTO: An Iranian flag flutters in front of the International Atomic Energy Agency (IAEA) headquarters in Vienna, Austria, January 15, 2016.   REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Foto: (REUTERS/Leonhard Foeger)

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran mengajukan aplikasi untuk menjadi anggota kelompok ekonomi berkembang yang dikenal sebagai BRICS. Hal ini disampaikan langsung oleh Kementerian Luar Negeri negara tersebut.

Dalam sebuah keterangan resmi, lembaga pemerintah itu mengatakan BRICS akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Negeri Persia dan juga anggota lainnya.

"Keanggotaan Iran dalam kelompok BRICS akan menghasilkan nilai tambah bagi kedua belah pihak," ujar keterangan itu dikutip Al Jazeera, Selasa (28/6/2022).

Di kesempatan yang terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga ikut mengonfirmasi hal ini. Selain Iran, ia bahkan mengeklaim Argentina juga telah mengirimkan aplikasinya untuk bergabung ke BRICS.

"Sementara Gedung Putih sedang memikirkan tentang apa lagi yang harus dimatikan di dunia, dilarang, atau dirusak, Argentina dan Iran mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS," tulis Zakharova sambil menyindir manuver Amerika Serikat (AS) yang seringkali menjatuhkan ekonomi negara-negara yang tidak seprinsip dengannya.

Iran sendiri saat ini hidup dalam sanksi yang diterapkan negara-negara Barat. Ini menyusul rencana proyek nuklir negara itu.

Di sisi lain, Argentina sempat menyatakan intensinya untuk bergabung dengan BRICS. Duta Besar Argentina untuk China, Sabino Vaca Narvaja, memprediksi BRICS akan mampu mengalahkan kelompok G7 yang rata-rata diisi negara-negara blok Barat.

BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) merupakan aliansi yang merupakan rumah bagi lebih dari 40% populasi global dan menyumbang hampir seperempat dari produk domestik bruto dunia. Aliansi ini sendiri didirikan pada 2009.

Meski menjadi sebuah aliansi dagang, beberapa anggota BRICS memiliki sikap yang sedikit berbeda terkait serangan Rusia ke Ukraina meski semuanya masih memberikan dukungan pada Moskow dalam aspek tertentu.

Tiga anggota BRICS yakni China, Afsel, dan India telah abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Beijing dan Delhi sendiri diketahui memiliki hubungan militer yang kuat dengan Rusia dan membeli sejumlah besar minyak dan gasnya.

Di sisi lain, Afsel juga menolak untuk mengutuk tindakan militer Rusia untuk untuk menjaga hubungan ekonomi yang penting.

Untuk Brasil, negara pimpinan Jair Bolsonaro itu mendukung pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.. Namun, Brasilia juga menegaskan penerapan sanksi sembarangan terhadap Rusia tidak mengarah pada rekonstruksi dialog.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jet Tempur Iran Jatuh Timpa Sekolah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular