Negeri Putin Default atau Tidak Sih? Baca di Sini...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 June 2022 13:20
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 21 Februari 2022. Putin telah mengumpulkan pejabat tinggi untuk mempertimbangkan mengakui kemerdekaan wilayah separatis di Ukraina timur. (AP/Alexei Nikolsky)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 21 Februari 2022. Putin telah mengumpulkan pejabat tinggi untuk mempertimbangkan mengakui kemerdekaan wilayah separatis di Ukraina timur. (AP/Alexei Nikolsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia membuat riuh pasar finansial global di pekan ini. Sebabnya, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin ini gagal memenuhi kewajibannya membayar (default) bunga obligasi yang jatuh tempo.

Ini menjadi yang pertama Rusia mengalami default sejak 1998, bahkan jika melihat obligasi valuta asing (valas) menjadi yang pertama dalam lebih dari 100 tahun terakhir. Namun, kini muncul perdebatan apakah Rusia sebenarnya mengalami default atau tidak.

Rusia dikatakan mengalami default setelah gagal membayar kupon (bunga) obligasi dua Eurobond yang jatuh tempo pada 27 Mei lalu, dan ada masa tenggang selama 30 hari yang berakhir Minggu kemarin.

Reuters melaporkan beberapa investor di Taiwan yang memiliki obligasi Rusia berdenominasi euro tidak menerima pembayaran tersebut hingga Minggu malam kemarin.
Namun, Kementerian Keuangan Rusia menyatakan sudah mengirimkan pembayaran senilai US$ 100 juta ke Euroclear, sebuah bank yang kemudian akan mentransfer pembayaran tersebut ke investor.

Pihak Euroclear sendiri tidak menyatakan pembayaran tersebut diblokir, tetapi hanya menyatakan mematuhi semua sanksi. Seperti diketahui, pada awal bulan ini Departemen Keuangan AS menutup akses investasi ke Rusia, yang berlaku untuk obligasi di pasar sekunder mau pun primer.

Hal tersebut ditengarai menjadi pemicu investor tidak menerima pembayaran dari Rusia. Menteri Keuangan Rusia menyatakan default tersebut adalah sebuah "lelucon".

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rusia Default atau Tidak? Ini Kata Lembaga Pemeringkat Kredit

Lembaga pemeringkat kredit, Moody's Senin kemarin mengatakan pembayaran kupon obligasi yang melewati batas waktu adalah default. Moody's juga memperkirakan default akan kembali dialami Rusia.

"Default pembayaran kupon akan kembali terjadi," tulis Moody's dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Berdasarkan data dari Bloomberg, pembayaran kupon obligasi valas Rusia yang jatuh tempo di bulan ini sebesar US$ 400 juta. Total Rusia memiliki obligasi dalam bentuk valuta asing sebesar US$ 40 miliar, dan total utang luar negerinya mencapai US$ 453,4 miliar pada akhir kuartal I-2022, berdasarkan data Trading Economics.

Kesulitan mengakses valuta asing akibat sanksi Barat membuat Rusia kesulitan melakukan pembayaran, meski sebenarnya mampu.

Rusia memiliki cadangan devisa yang besar, sekitar US$ 640 miliar, sekitar setengahnya ditempatkan di luar negeri. Besarnya cadangan devisa tersebut nyaris lima kali lipat dari yang dimiliki Indonesia US$ 135 miliar. Masalahnya, perang Rusia dan Ukraina membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutu membekukan cadangan devisa tersebut, sehingga tidak bisa diakses Bank Sentral Rusia.

Sebelum pekan ini, S&P 500 sebenarnya sudah menurunkan peringkat kredit obligasi valas Rusia menjadi "selective default" pada April lalu. S&P memberikan peringkat "selective default" ketika yakin debitur mengalami gagal bayar obligasi spesifik, tetapi masih mampu memenuhi kewajiban pembayaran obligasi lainnya.

Saat itu, Rusia diperkirakan tidak bisa membayar membayar bunga obligasi berdenominasi dolar AS. Pada 4 April pembayaran obligasi berdenominasi dolar AS Rusia senilai US$ 650 juta jatuh tempo, dengan masa tenggang selama 30 hari.

Rusia secara mengejutkan mampu melakukan pembayaran dengan dolar AS senilai US$ 349 juta, tetapi masih kekurangan pembayaran bunga yang terakumulasi selama masa tenggang sebesar US$ 1,9 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular