Dow Futures Bangkit, Tanda Baik Untuk Wall Street?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
14 June 2022 18:24
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan Selasa (14/6/2022), di mana pasar berusaha untuk pulih dari penurunanya yang mendorong indeks S&P 500 masuk ke bear market (zona penurunan).

Investor masih menunggu pengumuman kebijakan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada akhir pekan ini.

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 142 poin atau 0,5%. Namun, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing sebesar 0,6% dan 0,9%.

Saham Oracle lompat 12% di pra-pembukaan perdagangan setelah mereka melaporkan kinerja keuangan yang baik karena permintaan bertambah.

Pergerakan tersebut terjadi setelah aksi jual yang intens kemarin, di mana indeks S&P 500 anjlok 3,9% ke titik terendah sejak Maret 2021 dan berada 21% di bawah rekor tertingginya di Januari. Indeks S&P 500 berakhir di bear market untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Sementara itu, indeks Dow Jones merosot 2,8% dan berada 17% di bawah rekor tertingginya. Nasdaq jatuh hampir 4,7% dan berada 33% dari rekor tertingginya di November.

Penurunan tersebut terjadi karena meningkatnya kecemasan investor terhadap The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuannya lebih dari yang diharapkan.

Investor melihat peluang sebanyak 90% terhadap kenaikan sebanyak 75 basis poin pada pertemuan The Fed yang berlangsung dua hari hingga besok, jika mengacu pada CME FedWatch.

Ekspektasi pasar berubah ketika imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun secara singkat mencapai 3,4% pada Senin (13/6). Yield obligasi acuan tersebut turun kembali menjadi sekitar 3,32% pada hari ini.

"Pergerakan di yield obligasi tenor 10 tahun mencapai 3,5% menunjukkan bahwa pasar cemas jika The Fed mungkin jatuh lebih jauh di belakang kurva naik. Pada akhirnya, akan memberikan The Fed sedikit ruang untuk 'menyatakan kemenangan' dan mengurangi kenaikan suku bunga. Akibatnya, risiko resesi yang diinduksi Fed meningkat dalam pandangan kami dan kemungkinan resesi dalam enam bulan ke depan telah meningkat," tutur Ketua Perencana UBS Mark haefele dikutip dari CNBC International.

Investor di Wall Street masih menunggu data Indeks Harga Produsen (IHP) per Mei yang akan dirilis sebelum perdagangan dibuka pukul 08:30 pagi waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular